"Yakin ditaruh sini?"
"Yakin banget, udah gue labelin juga."
"Tapi—"
"Gue yakin banget yang nyolong yoghurt gue pasti maling yang semalem! Padahal itu rasa paling enak yang sengaja gue sisain buat dimakan terakhir!"
"Beli lagi kan bisa, Mia." Nina menanggapi dengan tenang. "Di Betamart Indongaret juga ada kan, nggak yang limited edition gitu."
"Iya tau, tapi gue harus nunggu sampai transferan awal bulan masuk kan, Mbak." Mia menybakkan rambutnya ke belakang. Kesal setengah mati karena pagi-pagi mau sarapan yoghurt eh yoghurtnya ilang nggak tahu kemana. Orang pertama yang Mia salahkan sudah pasti maling yang nerobos rumah semalam.
"Gue pikir lo nggak ada transferan awal bulan alias pasti dikasih tiap kali minta. Ternyata kita sama aja."
"Bapak gue pelit, Mbak, sekarang. Katanya gue harus bisa ngatur keuangan sendiri, makanya dikasih jatah bulanan, kalau habis ya habis."
Nina mengangguk paham. "Cara bapak lo bagus. Biar lo bisa lebih hemat dan nggak buang-buang uang buat sesuatu yang nggak penting."
"It's too early to dengar nasehat macam itu. Gue duluan, bye!" Mia melambaikan tangan kanan sebelum berbalik sembari mengibaskan rambut sampai rambutnya mengenai bibir Nina.
Nina menghela napas panjang lantas bergabung dengan mereka yang lagi sarapan di meja makan. Sudah pakai seragam olahraga khas departemen masing-masing.
Hari ini di kampus sedang ada Sportyfest. Sportyfest adalah pesta olahraga tahunan kampus sebagai rangkaian dari kegiatan menjelang ulang tahun universitas. Semua fakultas dan departemen turut andil di dalamnya. Semua mahasiswa menyambutnya dengan antusias sampai ke dosen dan staff. Karena ini termasuk rangkaian acara ulang tahun, gedung tiap departemen dihias sedemikian rupa agar suasananya lebih meriah. Bahkan di tahun-tahun sebelumnya ada yang bikin spanduk khusus untuk menyemangati para perwakilan departemen di perlombaan.
Lagi enak-enak sarapan, mendadak terdengar lagu khas shuffle dance disusul dengan kedatangan Aji yang sok-sokan moon walk ala Michael Jackson.
"Ehm!" Aji menaikkan kakinya ke atas kursi. "Sarapan apa kalian hari ini sodara-sodara?"
Esa mendorong kaki Aji dengan tangannya. "Kursi buat didudukin pakai pantat bukan diinjek pakai kaki!"
"Lo beli sepatu kets baru?"
"Sepatu kets? Lo bilang ini sepatu kets?" Aji duduk, menyilangkan kaki dengan ekspresi songongnya. "Ini bukan sepatu kets biasa."
Aryan yang penasaran langsung bangkit dari kursi untuk melihat sepatu kets itu dengan jelas. Bahkan sampai menarik kaki Aji. "Bentar... ini sepatu kets limited edition yang cuma ada sepuluh biji, ada nomernya dari satu sampai sepuluh dan belinya mesti war di toko online resminya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KEDUA (Migrasi ke Fizzo)
Teen FictionCerita ini bukan cerita best friend goals yang bisa bikin orang iri atau romansanya bikin gigit jari. Ini hanya cerita tentang empat belas orang yang tinggal dalam satu atap. Orang asing yang berangsur menjadi teman lalu menjadi keluarga. Kompak dal...