12 | oh, jadi ini?

98 74 31
                                    

Walau sering diterpa badai yang nggak karu-karuan, hubungan Haris dan Sonya tampaknya berjalan lancar-lancar aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walau sering diterpa badai yang nggak karu-karuan, hubungan Haris dan Sonya tampaknya berjalan lancar-lancar aja. Belum ada tanda-tanda putus. Malah makin sering diajak main ke kosan.

Siang itu beres kelas, Haris lagi-lagi mengajak Sonya ke kosannya, mereka nonton film di ruang tengah sambil makan mi goreng beli dari warkop pojok. Maklum, dapurnya masih dalam tahap pembenahan setelah meledug kemarin.

"Nah kan bener dugaan gue."

Suara Mika yang terdengar langsung membuat Haris menoleh ke belakang lalu mengulurkan tangan. "Mana camilan titipan gue?"

"Nggak ada," kata Mika memindahkan kantong belanjanya ke tangan Prima.

"Lah itu?"

"Punya Prima." Mika jawab malas sambil buka kunci kamarnya. "Lo tuh kalau mau pacaran jangan ngerepotin orang, kek. Kemarin jaket gue dicomot, sekarang nyuruh gue beliin lo camilan."

"Ya elah, gue ganti kan, Mik duitnya." Haris cemberut.

"Bukan masalah duitnya. Gue masuk dulu!" kata Mika masuk ke kamar dan menutup pintunya dengan keras.

Prima mendengkus. Gadis itu mengerjap setelah berpandangan dengan Haris yang tampak kesal. Pun dengan pacar di sebelah cowok itu yang kelihatannya nggak kalah kesal.

"Itu punya gue, kan?" tanya Haris dengan senyum melebar.

"Punya gue!" jawab Prima balik badan lalu naik ke lantai dua tanpa mengatakan banyak hal lagi.

"Bener-bener dah, sama temen sendiri gitu amat," gerutu Haris mendengkus lalu menoleh pada pacarnya. "Nggak dibeliin, Yang, pesen gopud aja cemilannya. Mau apa? Dimsumnya Gacoan?"

Sonya tidak menjawab. Gadis itu asik mengaduk-aduk mi-nya yang sisa setengah porsi. Jelas lagi bete. Nggak lama, dia meletakkan piringnya ke meja lalu melipat tangannya ke depan dan itu membuat Haris menoleh.

"Kenapa, hm?"

"Bete banget!"

"Iya, jelas banget, mukamu ditekuk gitu. Bentar ya, jajanannya aku beliin dulu."

"Ini bukan soal jajanan!"

"Terus kenapa, hm?" Haris meletakkan ponselnya, mendekat ke sang pacar untuk merangkul. Membiarkan gadis itu bersandar padanya.

"Pada nggak suka sama aku, keliatan banget kan perlakuan temen sama sodaramu ke aku tuh nggak ada yang menyenangkan. Terus tadi Mika nyindir masalah jaket maksudnya apa coba? Kan aku cuma pinjem, ini juga masih dicuci, besok deh aku balikin ke dia!"

"Duuuh maafin ya."

"Iya, tapi tetep aja sebel! Emangnya salah banget ya aku pacaran sama kamu?! Kayaknya satu rumah ini tuh nggak ada yang suka sama aku!"

"Mereka tuh bukannya nggak suka sama kamu, Sonya. Tau sendiri kan, mereka orangnya pada cuek-cuek, nggak usah dipikirin. Mereka cuma belum kenal sama kamu."

RUMAH KEDUA (Migrasi ke Fizzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang