6 | geng

145 115 45
                                    

Malam hari, sekitar jam sembilan, tepat setelah Shasha selesai dengan urusan dunia mayanya, Shasha keluar dari kamar.

Beberapa mahasiswa yang sudah senior lagi kumpul di ruang tengah sambil makan tahu tek yang dibawakan oleh Calvin. Calvin cuma bawa buat cowok-cowok, jadi cewek-cewek yang pengin bisa makan berdua sama yang cowok.

"Widiiiiih nggak bilang mau beli tahu tek!"

"Lah, gue udah chat di grup yang bales cuma dua biji, yaudah gue beliin yang dua biji aja."

Shasha mengernyit. "Masa?!"

"Iya, cek aja kalau nggak percaya."

"Grup mana?"

"Grup kosan lah, grup mane lagi?"

"Kalian ada grup kosan?" tanya Indi setelah menelan lontong dalam mulutnya.

"Oh iya, lo belum dimasukin ke grup ya." Bayu langsung mengeluarkan ponsel untuk memasukkan Indi ke dalam grup Kosan Abah Jaya yang saat ini masih berjumlah tiga belas orang. "Nanti kalau ada apa-apa atau mau nitip-nitip bisa langsung chat ke grup aja."

Calvin mengangguk membenarkan. "Nggak usah sungkan-sungkan, anak sini kalau nitip juga kadang nggak tau diri."

Shasha langsung menabok lengan cowok itu. "Sembarangan. Lo jangan merusak citra penghuni lama di depan penghuni baru dong."

Calvin cuma mencibir membalasnya.

"Rino, aaa." Shasha membuka mulutnya tepat saat Rino menyendok tahu.

Rino menoleh dengan ekspresi datar. "Ambil sendok sendiri."

"Mager ke dapur, No."

Rino memberikan sendoknya ke Shasha. Shasha dengan senang hati menerima kemudian memakan tahu yang sudah disendok oleh Rino.

Saat Shasha sedang sibuk makan, tanpa sengaja Rino melirik ke arah ponsel Shasha yang menyala sebab ada pesan masuk. Dari kontak yang namanya Alden pakai emot love. Dahinya berkerut memandang Shasha dengan penuh curiga.

"Lo masih pacaran sama Alden?" Rino bertanya dengan nada yang kurang enak didengar sampai bikin yang lain menoleh ke arahnya.

Shasha nyengir. "Masih dong."

"Aduh lo susah banget sih dibilangin?" Nina yang sedari tadi diam jadi ikut nimbrung. "Lo boleh pacaran sama siapa aja tapi jangan Alden dong, Sha."

"Kenapa sih pada nggak suka Alden?"

"Dia bukan cowok baik-baik Sha," jawab Bayu. "Percaya sama kita."

"Lo tuh cakep, yang mau sama lo banyak, jangan pilih cowok yang salah." Rino ngomel lagi sembari merebut sendoknya dari tangan Shasha.

"Lo beneran sayang sama Alden?" tanya Nina.

Shasha mengangguk.

"Beneran sayang?"

Shasha mengangguk lagi.

"Makan tuh sayang, sakit hati nggak usah curhat ke kita!" respon Rino judes banget sampai membuat Shasha refleks bergeser lebih mendekat pada Calvin yang seolah tidak terganggu oleh obrolan mereka soal pacar Shasha yang dianggap problematik.

Kira-kira di awal semester empat kemarin, Shasha dekat sama cowok bernama Alden ini, terus jadian setelah dua bulan pendekatan. Langgeng sampai sekarang. Shasha sempat cerita ke geng senior selain Indi yang waktu itu belum masuk kosan, respon mereka memang buruk dari awal.

Pada bilang kalau Alden bukan cowok baik-baik. Alden suka mainin cewek. Alden tuh yang bikin ulah di UKM Performance tapi sialnya malah dia yang selamat dari hukuman penjara gara-gara bapaknya menjabat sebagai jaksa agung. Soal masalah di UKM Performance itu Shasha memang pernah dengar, termasuk soal keterlibatan Alden, tapi dia pikir gosip yang beredar tuh nggak ada buktinya, jadi dia chill aja pacaran sama Alden.

RUMAH KEDUA (Migrasi ke Fizzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang