15 | pibesdey!!!

70 58 4
                                    

Muterin kebun binatang di siang menjelang sore kayaknya bukan ide yang bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muterin kebun binatang di siang menjelang sore kayaknya bukan ide yang bagus. Bayangin aja, mereka berempat kudu cepat-cepat biar nggak sampai ketutupan di kebun binatang. Nggak puas lihat-lihat binatangnya, belum lagi durasi foto-fotonya yang kepangkas. Repot kalau sampai mereka kekunci—selama motor mereka masih di parkiran kayaknya nggak mungkin kekunci juga sih.

Jam tujuh malam, mereka sudah sampai di kosan. Keadaannya gelap. Beneran yang gelap gulita. Lampu teras dan dalam tampak tidak ada yang menyala. Ini masih sore dan biasanya jam segini ada aja yang lagi nongkrong di teras sambil ngerokok atau sekedar duduk-duduk sambil main ponsel.

"Ini belom ada yang pulang apa token abis?"

Aji melepaskan helm, mengacak rambut ala tokoh utama novel SMA yang ceritanya si cowok tuh most wanted sangat sempurna tanpa celah.

"Nggak bunyi meterannya."

"Oh iya."

Felix memimpin jalan sambil merogoh tas untuk menemukan kunci pintu utama. Namun sampai di depan pintu, dahinya berkerut saat melihat pintu yang ternyata tidak tertutup dengan baik. Macam ditutup sembarangan yang nggak sampai ceklek gitu.

Dia membuka pintu sampa menjeblak lalu menyalakan lampu ruang tamu. Kecurigaannya makin menjadi-jadi saat mendengar suara grasak-grusuk di ruang tengah.

"Oi kenapa?" tanya Esa melangkah mendekat.

Felix mengisyaratkan untuk diam kemudian berbisik. "Kayaknya ada maling."

Esa melotot. "Yang bener?"

"Nggak tau, tapi suaranya mencurigakan banget."

"Suara mencurigakan tuh gimana?" sahut Aji bertanya.

"Nggak penting pertanyaan lo." Felix menampol pipi gembul cowok itu. "Mia, Mbak Shasha, kalian di luar aja dulu. Lo Ji, sama Esa, bantu gue nyergap malingnya."

Esa dan Felix saling pandang sebelum akhirnya mengangguk setuju.

Mereka masuk dengan senjata masing-masing. Felix dengan payung yang diambil dari guci dekat pintu utama. Aji mengambil sebelah sepatunya sebagai senjata. Dan Esa tidak bersenjata apapun, dia percaya bahwa senjata yang paling ampuh adalah doa.

Ketiganya jalan mindik-mindik, berusaha untuk tidak menimbulkan suara apapun sampai akhirnya mereka sampai di ruang tengah dan menyalakan lampu.

"HAPPY BIRTHDAY!!!!"

Tiga orang itu melongo sejadi-jadinya begitu orang-orang di hadapan mereka heboh mengucapkan selamat ulang tahun, tiup terompet, dan meledakkan party popper secara bersamaan. Dilanjut dengan menyanyikan lagu ulang tahun dengan heboh.

"SELAMAT ULANG TAHUN, KAMI UCAPKAAAN, SELAMAT PANJANG UMUR, KITA KAN DOAKAAAAN, SELAMAT SEJAHTERA, SEHAT SENTOSAAAA, SELAMAT PANJANG UMUR DAN BAHAGIAAAA! YEEEEEE!!!!"

RUMAH KEDUA (Migrasi ke Fizzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang