3. Club*ng

16.6K 378 6
                                    

"Sahabatan lo sama Donita awet ya, udah 12 tahun loh.. Katanya perempuan sama laki-laki itu ga bisa sahabatan, salah satunya pasti ada yang menaruh hati.." goda Natasya.

Donita dan Erlangga terlihat malas menghadiri reuni ini. Mereka terpaksa karena hampir satu kelas mengancam akan menyusul mereka ke kantor atau rumah.

Dulu saat SMA mereka berteman baik, makanya saat dewasa ingin bertemu dan melepas rindu.

Tapi dari awal Donita sudah berpikiran buruk. Mereka ingin bertemu karena keluarganya tengah ramai di berita.

Pasti di antara mereka ada yang kepo.

Padahal mereka semua berteman tulus. Tuhan memberikan teman yang baik namun Donita terlalu tutup mata.

Duri yang ada di tubuhnya menyakiti dirinya sendiri.

Mereka bahkan mengajak bertemu untuk menyemangati tanpa maksud mengasihani.

"Kita sahabat." Donita membalas singkat dan tak ramah.

Mereka maklum. Erlangga juga sebelumnya menjelaskan, Donita sedang tidak baik jadi harap maklum jika tingkahnya kurang baik.

"Ga, kalau gitu lo mau ga sama adik gue? Dia baru lulus kuliah, maunya nikah.." Bilal terlihat antusias.

"Jangan mau, dia penjahat kelamin." sambar Donita.

Erlangga tertawa pelan. "Dengerin dia," balasnya sebagai bentuk penolakan secara tidak langsung.

Donita hanya kasihan jika Erlangga beneran menikah dengan adik Bilal. Sampai kapan pun, apapun statusnya Erlangga akan selalu mau jika dia ajak bermalam.

Mereka sudah saling cocok jika soal ranjang. Donita tidak puas dengan pria lain begitu pun dengan Erlangga.

Seperti itu kondisi saat ini.

***

Donita menyingkirkan kepala Erlangga yang rebahan di antara pahanya. Dia beranjak untuk segera bersiap. Meraih kaos Erlangga untuk menutup tubuhnya.

Hari ini bukanlah hari libur.

"Lo bangun! Kerja, boss pemalas!" ujar Donita setelah menampar pelan pipi Erlangga.

Erlangga menguap dan menggeliat, membuat selimut melorot dan Donita menampar pahanya.

Erlangga tersentak kaget, dia pikir anunya yang ditampar Donita. "Iya! Gue bangun," lalu mendudukan tubuhnya.

Erlangga menarik Donita hingga menopang tubuhnya di kasur. Erlangga mencium liar bibir Donita.

Donita mendorong bahu Erlangga hingga lepas walau agak kesulitan karena bibirnya di sedot dan tubuhnya di tahan.

"Ck! Jorok!" omelnya.

Erlangga membanting Donita hingga rebahan di kasur.

"Aduh.. Ck! Engga ya! Dasar hyper! Semalem ga cukup apa?! Udah," Donita menghentikan bibir yang terus menyerang lehernya.

Erlangga membalik tubuhnya ke samping Donita. Dia mengalah dan membiarkan Donita pergi ke kamar mandi dengan misuh-misuh.

***

"Pulang kemana?" Erlangga menghadang Donita. Dia ingin mendengar kejujurannya.

"Main bentar." jawab Donita sambil memfoto copy beberapa berkas.

"Sama?"

Donita berbalik menatap Erlangga yang lebih rapih dan aura bossnya menyala itu. "Lo kenapa? Biasanya ga kepo, aneh tahu!" kesalnya.

Sahabat Seranjang (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang