1. Masa Lalu

10 2 0
                                    

𝓡𝓮𝓽𝓲𝓼𝓪𝓵𝔂𝓪 𝓑𝓲𝓻𝓾𝓷𝓲

-Flashback Pertemuan Birma-

Sudah rapi, wangi. Gadis yang tahun ini masuk semester lima Prodi kedokteran tersebut mengeluarkan motor maticnya dari dalam rumah. Sedari tadi ia berdecak kesal, pasalnya sang mama tidak membangunkan dirinya. Padahal mamanya sudah teriak-teriak sampai membuat suaranya habis. Emang dasarnya gadis itu yang molor.

"Elma!Kalau makan itu mbok dihabiskan, kebiasaan kamu tuh." sang mama menatap tajam, mau mengeluarkan taring tuh.

"Buru-buru ma, habisnya sih mama nggak bangunin Elma. Udah tau anaknya ini suka molor waktu!Salah siapa coba?" nah yang salah siapa. Yang lebih galak siapa. Emang agak lain anak Mama Tuti ini.

"Enak aja nggak bangunin. Suara mama sampai mau habis gara-gara kamu. Emang dasarnya kebo ya susah!"

"Yeee, ya maaf kalau gitu. Elma kan nggak denger"

"Yaudah aku berangkat deh," anak itu berlari menuju halaman, tempat motornya dipanasi. Ayahnya adalah seorang Akuntan, sudah berangkat kerja pagi-pagi tadi.

"Eh- eh salim dulu, benar-benar anak itu. Sebenarnya anak siapa sih?" gumam perempuan paruh baya yang belum termakan usia itu, kesal sendiri dengan tingkah anaknya.

"Mamaa salim! Lupa!" secepat kilat ia masuk ke dalam rumah kembali, secepat kilat juga keluar. Menyalakan motor.

Wuszzz

Hari ini ada kuis, mana dosennya killer lagi. Kalau ngajar suka nggak memanusiakan manusia, ganteng sih. Banget malah, tapi sayangnya udah punya buntut. Mana buntutnya udah gede. Jadilah ia insecure untuk mendekati, Elma- Elma. Kalau tahu tuh dosen masih sendiri. Di embat kah?

Tin tin

Klakson sana klakson sini, udah kaya pembalap liar tuh calon dokter. Kemarin ia belajar sampai pagi, dia itu bukan titisan orang-orang yang belajar langsung nyantol di otak. Buru- buru masuk ke otak, yang ada pagi tadi saat sarapan dan kena asupan, materi yang ia pelajari ikut ketelen.

Berkali-kali ia melihat smart watch guna memastikan waktu, masih 20 menit lagi dan seharusnya cukup untuk sampai ke kelas. Menambah kecepatan tanpa melihat kanan kiri, gadis itu berdecak.

"Semoga aja Pak Wila nggak datang, ada kendala kek gimana kek." gadis itu terus mengerutu.

"Itu mobil jalannya kaya siput sih!"

"Eh-eh kok ada yang aneh?" Elma merasakan motornya tidak seperti biasa, rem nya kok nggak mau berfungsi ya?

"Minggir-minggir!" tangannya mencoba mengendalikan, bahkan mulutnya komat kamit tak berhenti. Berharap pengendara lain paham dan peka.

"Ya ampun, ini gimana. Mama!"

Ckittt

Brukh

"Mampus, nabrak kan?" dengan tergesa-gesa, ia turun dari motor. Memastikan mobil dengan warna white nova glass flake yang ditabraknya tidak ringsek parah. Semoga saja, mana di lihat-lihat mobilnya mahal lagi. Tipe SUV Lexus RX, emang kayaknya hari ini dirinya begitu sial.

Pemilik mobil membuka pintunya, seketika itu juga Elma membulatkan mata, pria itu adalah orang yang sedari tadi dia bicarakan. Tarik nafas keluarkan, ia mencoba terus menerus. Tersenyum kecil menyapa sang dosen. Terlihat raut menegangkan di wajah tampan itu, apalagi kini aura pria itu terlihat lebih menyeramkan.

"Eh Pak Wila!Maaf ya pak. Saya benar-benar nggak sengaja. Tadi saya terburu-buru. Jadi nggak lihat kalau Pak Wila mau sein kanan. Lagian sih kenapa sein kanan mendadak!Otomatis ini bukan kesalahan saya sepenuhnya. Jadi biaya kerusakan bisa di bagi dua," tidak mau rugi, menutup rapat rasa takut yang dirinya rasakan. Pokoknya gadis itu terus menyerocos, membuat pria dengan jas warna hitam itu terdiam. Lagian saat kondisi begini otak Elma encer banget sih. Kalau mobil mahal gini sih pasti ada asuransinya.

Retisalya Birma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang