Bencilah Aku

1.2K 59 1
                                    

saat pertama kali aku melihatmu, aku berfikir "wow.. pria yang cantik"

"hai.. apa kamu suka permen? mau mencobanya?" ucap Arion pada pria cantik di depannya sambil menjulurkan tangan kearahnya. pria itu hanya diam sambil menatap permen di tangan Arion.

aku hanya ingin lebih dekat denganmu saja..

pria di depannya bergerak mengulurkan tangannya untuk mengambil permen yang ada di tangan Arion. namun saat ia mengambil permen tersebut "pruuuttt"

"selamat kamu menekan tombol kentut~" ucap Arion tertawa tanpa rasa bersalahnya.

itu adalah metode yang sering aku gunakan untuk memecah ketegangan. apa karena hal itu? itu sebabnya kamu..

. . . . . . . . . .

"hey, rion! apa kamu menulis catatan bahasa sebelumnya? pinjamkan aku buku catatanmu" ucap Key salah satu teman Arion.

"nona? apakah kamu benar benar bertanya apakah aku menulis catatan bahasa sekarang?" ucap Arion.

"ya ya, kamu tidak akan melakukan hal itu. ini salahku karena sudah bertanya" balas Key menghela nafas.

"haha, jadi kita akan pergi ke kantin atau kemana? kalian, ayo pergi ke kantin~" ucap Arion dengan semangatnya.

"oke, ayo beli susu coklat" ucap Zaki.

Arion diam sesaat dan menatap pria cantik di sampingnya yang sedang membaca buku, lalu mendekat ke arahnya.

"hey, Harris. apa kau mau pergi bareng kita ke kantin?" tanya Arion pada Harris. Harris menatap sekilas Arion dan melanjutkan membaca bukunya tanpa menjawab pertanyaan dari Arion. hening sampai akhirnya

"hey, ayo kita pergi" ajak Key sekali lagi pada Arion.

. . . . . . . . . .

"kamu benar benar luar biasa, kenapa kamu terus berbicara dengan orang yang membencimu?" ucap Key pada Arion sambil membayar makanan yang mereka beli.

"hah, apakah dia membenciku?" ucap Arion.

"dia sangat dingin seperti putri salju saat berhadapan denganmu" balas Key sambil memberikan sekotak susu coklat pada Arion.

"tapi dia benar benar sesuatu ya.. meskipun kamu mencoba berbicara dengannya, dia terus mengabaikanmu" ucap Souta sambil meminum susu coklatnya.

"mungkin karena hal itu.." ucapan Arion terpotong.

"apakah kamu mempunyai sesuatu yang disembunyikan? hal apa itu?" ucap Key penasaran memotong ucapan Arion.

"hm.. hari dimana kita menjadi teman duduk.." ucap Arion menjeda perkataan. mereka hanya diam menunggu perkataan selanjutnya, tapi Arion tak kunjung melanjutkannya perkataannya, sampai..

"tidak mungkin, apa kamu kentut padanya juga?" ucap Key yang tercengang. Arion hanya tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"aku kan sudah bilang untuk berhenti melakukan hal itu" ucap key sambil memukuli punggung Arion.

"woaaahhh.. aku minta maaf" ucap Arion sambil kesakitan. karena walaupun Key perempuan tenaganya itu sangat besar.

"tapi berkat itu, aku jadi lebih dekat dengan teman teman. mungkin dia hanya malu padaku, kan? lagi pula ini masih awal semester" ucap Arion mencoba melakukan pembelaan.

"bukankah kamu selalu menatapnya sepanjang hari, bertingkah sangat menyebalkan. kamu selalu berteriak Harris Harris dan itupun tepat disebelahnya" ucap Key dengan kesal.

"mungkin aku juga akan melakukan hal sama jika harus duduk di sebelahmu setiap hari" lanjut Key sambil memberikan gestur seolah olah sedang berfikir.

"wow, entah kenapa aku tiba tiba mengerti perasaan Harris" ucap Souta dengan nada mengejek.

"tidaaaaakkk!" ucap Arion mendramatis.

"kalian lihat saja, kita akan segera berteman" ucap Arion kesal pada teman teman yang mengejeknya.

*jadi, aku akan mencobanya lagi. yah aku akan mencobanya lagi* batin Arion, ia berjalan menundukkan kepalanya tanpa melihat kedepan. sampai akhirnya kakinya tersandung oleh orang yang berlari, hingga akhirnya ia terhyung kedepan.

Harris menengok kebelakang karena adanya keributan, ia yang melihat Arion kearahnya langsung menutup pintu kelasnya membiarkan Arion terjatuh di depan kelas.

"hey, apa kau baik baik saja?" ucap Key pada Arion. Arion hanya diam tanpa menjawab perkataan dari key, ia bangun dan membuka pintu kelasnya dengan kasar.

"hey, Harris!" ucap Arion yang emosi.

"tidak peduli seberapa besar kamu membenci seseorang, saat mereka jatuh.. tidak bisakah kamu menangkapnya? sebenarnya apa salahku padamu?" ucap Arion pada Harris dengan nada kecewanya.

"padahal aku hanya ingin dekat denganmu, karena itulah aku mengganggumu setiap hari! tapi kamu bahkan tidak pernah memberiku kesepatan!! baiklah.. mulai sekarang aku tidak akan berbicara denganmu lagi! apa hal itu cukup?" lanjut Arion, ia beranjak ke lokernya, mengambil pakaian olahraganya dan keluar dari kelas menutup pintu kelas dengan sangat keras dan menuju ruang ganti meninggalkan Harris yang menatapnya dengan ekspresi yang sulit di artikan.

anak anak kelas pun berbisik bisik tentang Arion dan Harris, Harris diam dan hanya meremas pakaiannya dengan kuat, entah apa yang ada di pikirannya.

. . . . . . . . . .

"hah.. untung aku bawa baju olahraga, jadi aku selamat" ucap Arion bernafas lega dan menggantung pakaian kotornya di dalam loker ganti.

"ah.. aku tidak enak badan, aku akan bolos kelas. apa tidak ada pelajaran olahraga hari ini? semoga saja tidak ada yang datang." ucap Arion dan mulai membaringkan tubuhnya di kursi panjang ruang ganti.

*dia benar benar.. tidak menyukaiku? tapi saat itu aku yakin.. * batin Arion sambil memikirkan kejadian tadi, saat dia sedang melamun tiba tiba ada ketukan di pintu ruang ganti. ia yang panik mulai beranjak dari tidurnya dan masuk kedalam loker ruang ganti.

Harris membuka pintu ruang ganti, ia tak melihat siapapun selain sendal yang tergeletak. Harris menutup pintu ruang ganti dan beranjak masuk, ia mendudukkan bokongnya di kursi ruang ganti yang tadi sempat di tiduri oleh Arion.

"Arion! aku membencimu. di hari pertama kita bertemu, aku memutuskan untuk membencimu. bukankah itu lucu?" ucap Harris menundukkan kepalanya.

"apa kamu tau? ada seorang laki laki yang aku suka saat aku masih smp.. aku menyukainya dengan perasaan yang khusus. tapi suatu hari dia mempunyainya pacar. aku pikir kita saling mengerti. pada akhirnya aku hanya seorang teman untuknya" ucap Harris yang mulai bercerita tanpa menyadari bahwa Arion sedang berada disana.

"terimakasih karena sudah berbicara denganku dihari pertama kita bertemu. tapi kamu sangat baik dan ramah.. aku mungkin akan menyukaimu jika kita terlalu dekat. menyukaimu dengan perasaan khusus. tidak heran kamu punya banyak teman. kamu orang yang baik dan menyenangkan" Harris terdiam sejenak, ia meremas celananya dengan kuat.

"karena hal itulah aku tidak ingin dekat denganmu. jika kita berteman, aku rasa itu akan menyakitkan setiap aku melihatmu.. tapi kamu terus menyapaku.."

"dan kamu juga terus berbicara denganku.. aku tidak punya pilihan selain mengabaikanmu. karena hal itulah aku membencimu"

"karena kamu selalu.. membuatku menyukaimu. aku sangat terkejut saat menutup pintu. karena kamu muncul sangat dekat tentu akan sangat baik jika aku membiarkanmu membenciku seperti ini.." Harris mengepalkan tangannya dengan kuat, sehingga terdapat luka berbentuk kuku di telapak tangannya.

"dan sekarang kamu membenciku.. tapi kenapa aku merasa sangat takut?" ucap Harris menahan tangisannya, matanya mulai berkaca kaca.

brak, pintu loker terbuka dan menampakkan Arion tang terjatuh sambil mengelus kepalanya. Harris yang melihat itu tentu terkejut tak menyangka jika Arion masih berada di ruang ganti dan mendengar semua perkataannya.

"hm.. jadi.. haha.. hai Harris?" ucap Arion dengan tertawa canggung karena mendengarkan semua perkataan yang Harris ucapkan.

rioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang