Sang Tuan #2

627 43 0
                                    

Arion yang mendengar suara Harris sontak menoleh ke arah Harris. mata mereka saling bertemu pandang.

*tuan Arion? aku yakin itu tamu tadi siang* batin Harris yang melihat kearah mayat itu yang masih di cekik oleh Arion.

*baiklah.. ini pasti mimpi buruk yang aku buat, aku harus lari, jika ini benar benar bukan mimpi.. dan aku berteriak, aku bisa dibunuh disini* batin Harris sambil perlahan melangkah mundur.

*bangun.. bangun! bangun!!* teriak Harris dalam hati sambil berlari berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa kejadian ini adalah mimpi, namun sialnya Arion berhasil mengejarnya dan meraih tangannya.

"Harris?" ucap Arion sambil meraih tangan Harris yang membuat larinya terhenti.

"kau Harris pelayan baru kan?" tanya Arion pada Harris, tangannya mencengkram kuat pergelangan tangan Harris.

*ada semacam cairan basah di pergelangan tangan yang dia pegang.. teksturnya terlalu jelas untuk disebut mimpi.. berakhir sudah..* batin Harris yang merasa hidupnya akan tamat.

"bagus sekali, aku ingin bicara denganmu" ucap Arion sambil tersenyum.

*bicara? dalam situasi ini?* batin Harris yang kebingungan berusa melepaskan diri dari Arion.

"kau tidak perlu lari! yang ingin aku bicarakan denganmu adalah.. aku ingin kamu berada di pihak yang sama denganku" ucap Arion sambil membalikkan tubuh Harris menghadapnya.

"hah? a-apa yang ada bicarakan? saya akan melupakan semua yang saya baru saja saya lihat. saya benar benar tidak akan memberitahu siapapun.." ucap Harris bingung dengan perkataan Arion, sambil berusaha mengalihkan pandangannya agar tak bertatapan dengan Arion.

"jadi saya mohon, tolong lepaskan tangan ini" ucap Harris sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Arion, Arion yang mengerti langsung melepaskan genggamannya.

"kau boleh mengatakannya. karena aku tau. hari itu, saat terjadi kebakaran di panti asuhan, kau yang menyalakan api itu, kan?" ucap Arion sambil tersenyum, Harris yang mendengarnya tentu terkejut hingga ia mundur beberapa langkah dari Arion.

. . . . . . . . . .

prang!! suara lampu minyak yang terjatuh membuat semua orang menoleh ke arah Harris.

"Harris?" tanya seorang anak laki laki yang terlihat lebih tua dari anak lainnya memastikan kondisi Harris.

"oh, maaf. tanganku licin.. aku akan membersihkannya" ucap Harris sambil berjongkok dan hendak mengambil pecahan kaca tersebut.

"tidak apa apa, biarkan saja" ucap anak laki laki itu sambil menepis tangan Harris.

"kami yang akan membersihkannya, suster Mary menyuruhku agar kamu tak menyentuh benda benda yang tajam" ucap anak itu sambil memungut pecahan kaca.

"ma-maaf.." ucap Harris merasa bersalah.

suster Mary bilang suatu hari aku akan mempunyai kesempatan untuk penebusan. dia bilang aku akan di selamatkan

"Harris, kau harus hidup lebih bersih dan jujur dari siapapun" ucap suster Mary sambil mengelus rambut Harris yang sedang berdoa.

tapi aku tau tak ada yang namanya "keselamatan" bagiku. karena aku punya darah pembunuh yang mengalir di darahku. aku tidak punya kenangan tentang orang tuaku, tapi aku selalu mendengar tentang mereka.

"berapa banyak orang yang sudah di bunuh oleh orang tuamu"
"berapa banyak barang berharga yang mereka curi"
"hukuman macam apa yang mereka dapat"
"orang tuamu seharusnya tidak dilahirkan"
"kau pada akhirnya akan sama seperti orang tuamu"

rioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang