Area Of x ⚠️🔞

2.8K 96 0
                                    

*dia selalu saja seenaknya* batin Harris memikirkan kejadian kemarin.

"kenapa hanya kalian yang datang? mana Arion?" tanya seorang gadis yang kemarin bersama Arion. mendengar nama Arion disebut Harris sontak menoleh ke arah gadis tersebut yang sedang bersama Riji dan Krow.

"Arion tidak bisa datang hari ini" jawab Riji pada gadis tersebut.

"apa dia sakit?" tanya gadis itu lagi.

"aku tidak tau.. kenapa?" tanya Krow.

"tidak~ eum sejujurnya kemarin Arion dan aku membicarakan sesuatu yang menyenangkan" ucap gadis itu sambil tersenyum malu.

"kalau dia memang sakit, haruskah aku menjenguknya? bagaimana menurut kalian?" ucap gadis itu meminta saran. Harris hanya diam dan terus memperhatikan gadis tersebut dengan lekat.

. . . . . . . . . .

*harusnya aku tidak datang, jadi aku tidak perlu minum sebanyak itu* batin Arion sambil berbaring di kasurnya.

*ini semua karena dia. tapi apa aku terlalu banyak bicara kemarin? mungkin dia tidak terlalu peduli dengan ucapanku. ini sudah sering terjadi sebelumnya* batin Arion memikirkan kejadian kemarin.

. . . . . . . . . .

"kau mau melakukanya? dengan mulut.." ucap Harris merangkak ke arah Arion dengan nada menggodanya, ia mengenakan pakaian putih kebesaran sehingga memperlihatkan dadanya serta celana pendek yang memamerkan paha mulusnya.

*apa yang dia.. dia ingin aku menciumnya?* batin Arion menatap Harris, matanya tertuju pada dada milik Harris yang terlihat dari luar membuatnya susah payah menelan ludahnya.

tangan Arion terulur untuk memegang tengkuk leher Harris, menariknya dan menciumnya dengan lembut. tangan satunya tak tinggal diam menelusup kedalam pakaian milik Harris, meraba dada milik Harris dan memainkannya putingnya. ciumannya perlahan mulai turun ke arah leher Harris, mengecup lehernya dan meninggalkan tanda disana. Harris hanya diam dan terus mendesah, tangannya terulur untuk mengelus surai milik Arion, ia menjauhkan wajah Arion dari pundaknya dan menatapnya.

"haa.. siapa yang menyuruhmu melakukan ini? kau sangat manis" ucap Harris dengan nada menggodanya, serta penampilannya yang berantakan pakaian yang tersikap ke atas memamerkan putingnya yang pink, serta tanda kepemilikan di leher milik Harris membuat Arion benar benar gila.

. . . . . . . . . .

"ngh.. ah.." desah Arion yang sudah mencapai puncaknya.

*apa yang sedang aku lakukan? kau melakukan ini sambil memikirkan orang yang sudah putus dengan mu? aku benar benar gila* batin Arion memikirkan ia yang masturbasi dengan membayangkan Harris. Arion mendengar ponselnya berbunyi langsung berjalan keluar menuju pintu, saat ia membuka pintu ternyata ada Harris disana.

"eh? kak Harris?" tanya Arion bingung karena melihat Harris yang berada disana.

"apa kau sendirian?" tanya Harris sambil menengok ke arah belakang Arion.

"ya aku sendirian, kenapa?" tanya Arion.

"aku dengar kau sakit. sakit apa?" tanya Harris.

"aku hanya demam" jawab Arion seadanya. Harris menyingkirkan poni milik Arion lalu menyentuh dahinya dengan punggung tangannya.

"hm.. ternyata benar" ucap Harris merasakan tubuh Arion sedikit panas.

"apa yang kau lakukan. kenapa kau tiba tiba datang kesini? itu bukan urusanmu" ucap Arion sambil menepis tangan Harris dari dahinya.

"ha.. aku mengenalmu. jadi aku tidak bisa bertingkah seolah tidak perduli" ucap Harris sambil memberikan kantong berisi obat obatan.

*mungkin.. bentuk kepedulian kita satu sama lain memang berbeda* batin Arion sambil membuka kantong obat tersebut dan melihat beberapa obat demam disana.

"kalau begitu istirahatlah" ucap Harris beranjak pergi.

"tunggu, ayo masuk sebentar kak" ucap Arion meraih tangan Harris dan menawarkannya untuk masuk. akhirnya mereka berjalan masuk kedalam kamar Arion.

"kak.. tentang masalah kemarin.. aku tidak bisa menahan emosiku.. ah, selain itu.." ucap Arion membelakangi Harris tanpa menengok ke arah Harris. Harris memeluk Arion dari belakang menyenderkan wajahnya di punggung lebar milik Arion.

"kenapa? apa sekarang kau menyesali perkataanmu?" tanya Harris pada Arion.

"jika kau menyesalinya.. aku akan memberikanmu kesempatan lagi" ucap Harris sambil melonggarkan pelukannya dan mendorong Arion ke arah sofa yang ada di kamar Arion.

"apa yang akan kau lakukan" ucap Harris sambil berkacak pinggang.

"sebenarnya.. sebenarnya aku sangat menyedihkan. aku sangat membencimu tapi aku terus memikirkanmu, membayangkanmu, itu sebabnya.. aku minta maaf" ucap Arion sambil menatap Harris dengan wajah yang hampir menangis.

"apa kesalahan mu?" tanya Harris sambil menyilangkan tangan di depan dada.

"aku memutuskanmu secara sepihak, mengatakan kata kata yang menyakitikan, ah.. selain itu.." ucap Arion terpotong karena perkataan Harris.

"sudah cukup" ucap Harris memotong perkataan Arion. tangannya terulur memegang pipi Arion, mengusapnya pelan, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Arion, menciumnya dengan lembut, Harris naik ke atas pangkuan Arion dan memeluk lehernya. Arion mengakhiri ciumannya dan menatap Harris dengan lekat.

"aku masih sangat menyukaimu" ucap Arion sambil menangis.

"aku tau" ucap Harris sambil tersenyum manis dan mencium pipi Arion.

rioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang