11. Untuk jadi Kita

80 18 14
                                    

Apa yang harus dilalui? proses. Untuk menjadi satu kata utuh yaitu kita, ya harus dilewati dulu prosesnya.

***

"Yaudah kalau dia yang abang mau Mama restui, kapan abang pulang biar Savira juga bisa atur waktu nya."

"Ma? Bener kan ini?"

"Iya Sehun, kenapa daritadi takut banget Mama ga kasih restu?"

"Bukan gitu Ma. Abang tau mama dari dulu keliatan kurang ramah ke Krystal."Sehun menggigit telunjuknya takut respon Ibunya akan bagaimana setelah mengatakan apa yang ditakutkan dirinya.

Terdengar helaan napas dari Ibunya "Bang..denger ya, apapun keputusan yang abang ambil Mama akan selalu mendukung, udah ya ga perlu bahas kemana mana.."

Sehun mengangguk paham, tidak ingin memperpanjang lagi.

"Jangan lupa kabari Savira, apa dia udah tau?"Tanya Safa.

"Savira udah tau kok Ma, tapi soal kapan acaranya belum abang bilang."

"Ya, nanti dibilang ya."

"Iya Ma.."

"Mama."Panggil Sehun.

"Iya anak ku? apa lagi?"Tanya Safa dengan nada yang sengaja dimanjakan.

"Maaf ya Ma. Abang janji ga bakal ada yang berubah kok Ma, jangan kepikiran ya Ma tolong."Tutur Sehun lembut. Kepikiran bagaimana Ibunya. Sehun sangat mengerti bagaimana Safa, walaupun agak jutek dan suka marah, Ibunya juga wanita, suka overthinking layaknya wanita pada umumnya.

"Heh bang, si Krystal itu anak nya Keyla tetangga kita. Jadi santai aja kali, selow.."Ucap Safa memarahi Sehun.

"Ah Ma..maksud abang tuh bukan itu."

"Terus apa?"

"Ya abang takut mama nanti mikir karena abang udah berkeluarga terus jadi kurang perhatian dan peduli nya ke Mama sama Papa. Padahal kan ga bakal begitu."Jelas Sehun.

"Ya awas aja kalau sampai jauh sama keluarga sendiri, mama hapus nama kamu dari kartu keluarga."Ancam Safa dengan nada serius, tetapi Sehun malah tertawa. Begitulah candaan Ibunya, seperti orang marah padahal sedang tidak serius.

"Tapi abang nanti bakal ada kartu keluarga baru, gapapa juga sih ma."Kata Sehun ikut bercanda.

"Terserah kalau gitu, semua ada balasannya, apalagi ke orang tua sendiri kaya begitu."Tutur Safa mengundang tawa Sehun.

"Makasi ya Mama ku yang cantik."Ucap nya tiba-tiba. Ibunya memang begini aslinya.

"Iya anak ku yang jelek."Jawab Safa.

"Jelek begini pacar Abang cantik, Ma."

"Cantikan mama lah."

"Gimana ya?"Sehun berdehem panjang.

"Baru gitu aja Mama udah di nomor sekian, keliatan nanti nya gimana."Ucap Safa merajuk.

Sehun tertawa keras usai berhasil membuat Ibu nya kesal "Ma, becanda Ma astaga jangan baper dong."

"Udahlah emang cuma Papa yang menomorsatukan Mama."Kata Safa mendramatisasi.

"Ma..jangan gitu, Mama emang paling cantik, tapi pacar Abang ga kalah cantiknya."Sehun berucap dengan sisa tawa nya.

"Yaudah sih, kalo bagi abang pacar abang yaudah, bagi papa tetap mama, sorry aja nih."

"Iyaa..iyaa.."Jawab Sehun mengalah. Bisa-bisa beneran kesal Mama nya kalau dilanjutkan.

DESTINY OF HATE (sestal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang