Semua orang pasti tidak ada yang senang jika dibanding-bandingkan dengan orang lain. Begitu pula Krystal. Kini, entah dalam rangka apa Ibu paruh baya yang tinggal di samping rumah itu sudah berada di ruang tamu rumahnya bersama Ibunya tentu saja.
"Aduh anak gadis kok baru bangun sih? udah jam berapa ini..."Heboh Ibu paruh baya yang selalu membuat Krystal menggerutu kesal di dalam hatinya jika berhadapan dengannya. Namanya Bu Safa, tetangga samping rumah. Rumahnya hanya berjarak tujuh langkah dari rumah Krystal.
Krystal tersenyum seadanya, menghampiri Ibu nya dan juga Bu Safa, lalu menyambut dengan lapang dada tangan yang terulur di hadapannya, membawa punggung tangan itu ke dahinya "Hehe iya tante, kemaren abis begadang."Kata Krystal menjawab sahutan Bu Safa beberapa waktu yang lalu.
"Udah dapat kerjaan belum?"Tanya nya langsung menembak kepala Krystal yang belum seutuhnya terhubung akibat baru bangun. Pening menghampiri kepalanya bak baru saja dilempari benda keras.
"Masih nunggu balasan Tan."Jawab Krystal lagi, masih menjaga nada suaranya agar sopan.
"Ya begitu Saf, mumpung lagi nunggu balasan lebih baik dimanfaatin dulu males-malesannya ya kan Dek? nanti keburu gabisa lagi ngerasain waktu luang kaya begini."Jelas Keyla, Ibu Krystal membela anak gadisnya.
"Semoga deh ya, biar ga lama banget nganggur..Savira sih Alhamdulillah nya udah dapat kerjaan di Amerika sana, Tante juga dibantu sama dia dikirimin uang, sebagai orang tua pasti bangga dan bahagia dapat kiriman uang dari anaknya."
Krystal tersenyum kecut. Mulai deh, batin Krystal.
"Iya Tan, bagus lah ya tan kalo gitu, hebat Savira."Kata Krystal tulus. Dirinya walaupun tidak akur dengan Savira tetapi tetap mengakui kalau Savira anak yang cerdas dan selalu membanggakan keluarganya dari kecil hingga sekarang, mereka sudah beranjak dewasa.
"Kak Sehun juga, kamu liat dia gak neko-neko langsung diterima di perusahaan decacorn."Lanjutnya, masih dalam rangka membanggakan pencapaian anak-anaknya.
"Kadang nyari kerja susah-susah gampang, tan."Kata Krystal, sedikit memberitahu fakta.
"Loh engga dong, kalo usaha mah pasti dapat."Kata nya tak mau kalah.
Kepala Krystal sudah naik level dari pening jadi berdenyut.
"Kamu sudah wawancara memang?"Tanya nya.
Krystal mengangguk "Udah kok tan, ini kemaren baru aja abis wawancara, kan ga mungkin secepat itu langsung diterima."
"Nanti ada dikirim lewat email kok tan."Tambah Krystal.
"Lamar dimana kamu?"Tanya Bu Safa.
"Ga kaya kak Sehun lah tan, masih dibawah kak Sehun, perusahaan unicorn."Kata Krystal.
"Harusnya sih bisa ya."Kata nya.
What?
Harusnya?
Krystal hanya menampilkan senyuman kecilnya "Bunda, Adek mau mandi dulu ya."Kata Krystal kepada Keyla.
"Tan, Krystal pamit dulu ya mau mandi."Kata nya langsung ngacir dari hadapan Bu Safa tanpa menunggu respon lagi.
Dirinya ini seakan diremehkan. Kalau begini Krystal jadi merasa tidak karuan, takut akan masa depan. Akan kah dirinya ini mampu membantu kedua orang tuanya? akan kah dirinya mampu mencukupi kebutuhan kedua orang tuanya juga kebutuhan dirinya sendiri?
Krystal terdiam menerawang jauh ke masa lampau. Teringat sosok pahlawan kesayangan nya yang sudah tidak bisa lagi mendengarkan curhatan dirinya mengenai Bu Safa. Sosok kakak lelakinya yang sudah lama meninggalkan Ia dan keluarga untuk selama-lamanya. Kanavy, namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF HATE (sestal)
RomantizmTetangga harusnya hidup dengan penuh cinta, damai, dan rukun. Tetapi tidak bagi dua insan yang saling bertolak belakang, saling salah paham, dan akhirnya saling membenci. Kata orang jangan benci berlebihan, nanti jadi cinta. Klise tapi siapa sangka...