Pt. 13 - Girl in the Mirror

11.1K 899 47
                                    

"Halo kakak ipar!" Suara seseorang terdengar menyapa telinga Xander dengan begitu nyaring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo kakak ipar!" Suara seseorang terdengar menyapa telinga Xander dengan begitu nyaring. Xander yang menunggu di pintu kedatangan bandara itu terlihat begitu menonjol dan menyita seluruh perhatian karena visual dan perawakannya yang tinggi. Untungnya ini dini hari, jadi bandara tidak terlalu ramai.

Xander melihat malas ke arah pemuda tampan berkulit putih khas Asia yang berlari ke arahnya. Xander langsung menghindar begitu dia mendapati kalau pemuda itu akan memeluknya. Alhasil, pemuda tampan dengan rambut coklat itu nyaris terjatuh begitu saja.

"Kakak ipar! Kenapa kau menghindari pelukanku!?" tanya pemuda itu bersungut marah. Halard Green, pemuda yang merupakan adik dari Monica itu menampilkan wajah kesalnya yang tidak ada sangar-sangarnya sama sekali di mata Xander. Adik Monica itu tak ubahnya seperti bocah berandalan yang jahil dan selalu mengganggunya. Dia seusia dengan adiknya, Alicia. Tapi kelakuan usilnya selama ini membuat Xander semakin yakin kalau Halard aslinya adalah tubuh lelaki dewasa yang diisi oleh anak-anak.

"Kau sudah memotretnya 'kan?" tanya Xander pada Edward yang sedari tadi berdiri di sampingnya. Lelaki berkulit coklat itu kemudian mengangguk. "Sudah, Tuan." Kata Edward yang sudah paham akan perintah Xander. Sebelumnya, Xander meminta Edward untuk memotret Halard sebagai bukti untuk dikirimkan pada Monica.

"Kirimkan pada Monica dan berikan kunci mobil padaku." Kata Xander dengan dingin seperti biasa.

Tanpa kata, Edward memberikan apa yang Xander minta. Lelaki itu kemudian bergegas untuk pergi dan tidak lagi mempedulikan Halard yang hendak mengajaknya mengobrol.

"Maafkan Tuan, Tuan Muda. Beliau hanya lelah, makanya memperlakukan Anda seperti itu." Kata Edward berusaha menghibur. 'Tuan Muda' sudah lama sekali rasanya Halard tidak mendengar kata-kata itu.

Sepeninggal Xander, Halard sendiri mengubah ekspresi wajahnya. Pemuda yang tadinya ceria dan terlihat ramah itu kemudian berubah menjadi dingin begitu saja. "Tidak apa-apa. Aku tau kalau dosaku padanya memang tidak termaafkan, Ed." Kata Halard berlalu sembari menepuk pundak asisten Xander itu pelan.

***

Sementara itu di sebuah klub yang ramai. Ada dua orang yang sibuk dengan dunianya masing-masing. Wanita pertama yang masih mengenakan makeupnya terlihat menari dengan dentuman musik yang sangat keras. Sementara itu, wanita yang lain hanya menatap kosong seakan mengasingkan diri dari keramaian.

"Woah! Gila! Pria itu tidak menyenangkan sama sekali! Dia mengenaliku, An!" teriak wanita berwajah cantik itu kesal. Dia yang tadinya menari di tengah kini mendekati seorang perempuan dengan setelan kantornya ke pinggir dan langsung mengomel di sana setelah memesan minuman.

Annastasya Alucadia. Wanita yang sedari tadi melamun sendirian itu kini menoleh. Dia melihat temannya, Chelsea sang aktris itu mengomel karena ada pria yang mengenalinya di sini. Anna tebak, pria itu adalah pria dengan kemeja biru tua yang tadi menari bersama Chelsea.

Dating With AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang