Pt. 16 - True Face

10.4K 1K 177
                                    

"Tuan,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan,"

"Sssssttttt, jangan berbicara." Xander menaruh jari telunjuknya di depan bibir. Menghentikan kata apa pun yang akan Charles asistennya ucapkan.

Charles juga menurut. Dia terlihat melirik Edward yang sedari tadi tidak berkedip melihat Azalea yang tertidur di sofa lobby kantor Xander. Wanita itu awalnya hendak menunggu Xander selesai rapat. Namun karena terlalu lama, Azalea akhirnya tertidur tanpa sadar.

"Jaga pandanganmu, Ed!" Tegur Charles berusaha sepelan mungkin.

Saat ini, Xander sedang fokus pada Azalea dan berniat hendak membopong tubuh kecilnya untuk dia pindahkan ke tempat yang lebih nyaman. Sehingga dia sendiri tak begitu memedulikan kedua asistennya di belakang.

"Kau tidak berniat untuk bunuh diri dengan menyukai wanita Tuan 'kan?" tanya Charles ngeri. Dia tidak bisa membayangkan akan resiko yang harus ditanggung lelaki berkulit sawo matang dan berotot itu jika diam-diam ketahuan menyukai wanita Tuannya.

"Suka? Benda apa itu?" tanya Edward polos.

Charles menggelengkan kepalanya. Dia tahu, seharusnya dia tidak perlu bertanya. Saat ini, Edward sang pedang hitam di sampingnya tidak lebih dari manusia dengan bongkahan otot yang seumur hidupnya hanya mengenal aturan, kata patuh dan darah. Berbeda denganya, Edward berasal dari akademi yang melatihnya menjadi manusia dengan otot besi dan ketangkasan yang luar biasa.

"Lain kali, kendalikan dirimu. Jangan menatap Nona Czart dengan mata berbinar itu lagi. Orang-orang bisa salah paham," kata Charles menasehati dengan tulus.

"Maaf. Aku hanya baru menyadari kalau tubuh perempuan memang serapuh dan sekecil itu. Nona Czart, dia seperti bunga."

Charles menghembuskan napasnya. Merasa sia-sia karena khawatir berlebihan. Seharusnya, hidup 10 tahun bersama Edward membuat dia tahu kalau lelaki ini memang masih polos. Charles bahkan ragu apakah Edward benar-benar manusia.

Tatapan berbinarnya tadi jelas hanya didasari oleh rasa kagum saja. Tidak lebih dan tidak kurang. Karena faktanya, Nona dari keluarga Czart itu memang sangatlah cantik bahkan Xander sekalipun terpukau padanya sejak pandangan pertama.

"Siapkan selimut, lalu bawakan cemilan ke ruanganku." Xander memberikan perintah sembari melewati kedua asistennya. Wanita itu memang terlihat sangat kecil jika di bandingan dengan tubuh tinggi menjulang milik Xander.

Charles dan Edward mengangguk. Mereka kemudian menuruti setiap perkataan Xander tanpa terlewat sedikit pun.

Tiba di ruangannya. Xander membaringkan Azalea di sofanya yang lebih empuk dan nyaman. Dia juga menutupi setengah tubuh wanita itu dengan selimut yang dibawakan asistennya.

"Apa ada lagi yang Anda butuhkan, Tuan?" tanya Edward berinisiatif.

"Tidak. Kalian keluarlah, setelah ini jangan biarkan siapa pun masuk."

Dating With AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang