Pt. 18 - The Core

6.7K 647 29
                                    

Restoran mewah itu berkilauan di bawah lampu kristal, setiap sudutnya memancarkan aura elegan dan rasa kemewahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Restoran mewah itu berkilauan di bawah lampu kristal, setiap sudutnya memancarkan aura elegan dan rasa kemewahan. Patricia Gwen dengan gaunnya melangkah masuk, dengan setiap gerakan yang memancarkan keanggunan dia tampak gemerlap dari sisi mana pun.
Gaun merah panjangnya itu memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna, sementara rambut cokelat gelapnya tertata dengan sangat rapi malam ini.

Senyum kecil muncul di bibirnya saat dia melirik cermin yang menghiasi dinding restoran, memastikan bahwa penampilannya sempurna seperti biasanya. Malam ini, dia merasa ada sesuatu yang istimewa di udara. Frederick, pria yang telah mengisi hatinya selama beberapa bulan terakhir, telah mengundangnya untuk makan malam.
Di salah satu sudut restoran yang lebih terpencil, di bawah naungan tanaman hias yang menjulang, seorang pria dengan postur tubuh tinggi dan tampan terlihat menunggu. Frederick Benjamin Czart lelaki itu sengaja untuk datang lebih awal.

“Frederick,” sapa Patricia dengan lembut, duduk di kursi di seberangnya. “Kau terlihat tampan malam ini.” Puji wanita itu singkat namun manis.

Di mata Patricia Gwen, Frederick Benjamin Czart terlihat sangat menawan. Dia bahkan kembali merasakan euforia masa muda yang sempat hilang beberapa belas tahun ke belakang. Frederick dan dirinya sama-sama ditinggalkan pasangan masing-masing karena benang takdir mereka. Bisa dipastikan, Frederick bukan lelaki hidung belang yang sering Patricia temui di luar sana. Lelaki ini, terlalu berbeda.

Frederick hanya tersenyum simpul mendengar pujian itu. Lelaki yang merupakan ayah dari seorang anak perempuan itu kemudian mulai berbicara.
“Terima kasih sudah datang dan menerima undangan saya, Mrs. Gwen.”

“Apa ini, Frederick? Kenapa kau memanggilku dengan formal begitu?” Patricia mencoba terdengar ceria, meskipun dia mulai merasakan sesuatu yang aneh dari tatapan Frederick padanya.

Seingatnya, Kepala keluarga Czart ini memang bukan tipe lelaki yang akan menggodanya atau menjatuhinya banyak kata-kata manis. Tapi, sejak mengenalnya dia tak pernah berbicaranya dengan sekaku itu. Nadanya barusan, mengingatkan Patricia pada awal pertemuan mereka beberapa bulan yang lalu.

“Kau tidak pernah mengundangku ke tempat yang begitu indah seperti ini sebelumnya. Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, bukan?”

Frederick menatapnya sejenak, sebelum akhirnya menarik napas dalam-dalam. “Ya, ada sesuatu yang harus kita bicarakan.” katanya terlihat serius. Dalam hati lelaki matang itu berpikir sepertinya memang tidak perlu terlalu banyak basa-basi.

Patricia merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Mungkinkah saat ini Frederick akan melamarnya?

“Saya tidak tahu bagaimana cara mengatakannya,” Frederick memulai, suaranya berat. “Tapi saya rasa, ini adalah waktu yang tepat.”

Dating With AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang