Disarankan buka aplikasi musik kalian dan cari lagu dari band :
The 1975 - About You.
Nanti pas scene Arvis & Ivy bisa di play musiknya biar lebih mantap ☺️💙
.
.
.
.Ivy sedang duduk di depan meja riasnya. Ia melihat pantulan dirinya di cermin. Wajahnya sudah terhias makeup dan tubuhnya sudah terbalut gaun panjang berwarna hitam.
"Ivy? Sudah siap?"
Ketukan pintu kamarnya dan suara sang ayah yang bertanya membuyarkan lamunanya.
"I-iya,"
Ivy bergegas keluar dari kamarnya.
Dan disinilah ia berada, tempat para konglomerat berkumpul. Lebih tepatnya sekaligus ajang untuk perjodohan.
Di usia sepertinya yang sudah memasuki kepala dua, pasti akan lebih sering dipaksa untuk mendatangi berbagai jenis pesta dan pertemuan.
Dari wajahnya saja sudah dapat terlihat jelas bahwa Ivy tak menyukai disana. Ivy tak banyak bicara dan bergaul kecuali dengan beberapa kenalan yang memang ia cukup kenal dekat.
Salah satunya adalah sepupu jauhnya, Marilyn.
"Ivy!"
"Mari?"
Mereka berpelukan singkat.
"Lo cantik banget!"
"Thanks, lo juga sama cantiknya. Gaun buatannya tante Vani?"
Gadis itu mengangguk. Ivy sempat merasa iri pada Mari, karena ia selalu memakai baju hasil rancangan ibunya yang memang seorang designer terkemuka.
"Mampir sekali-kali ke tempat kami dong, Vy!"
"Boleh, next time ya sebelum gue ke Amerika."
"Ohiya! Gue denger lo mau lomba ya??"
Ivy tersenyum dan mengangguk.
"My last competition,"
"Wait! What do you mean last??"
"Papa minta gue buat berhenti ballet dan fokus mengurus perusahaannya,"
Ivy menghela nafasnya.
"Oh my....I'm so sorry to heart that!"
"Thanks, Mari."
"Please nanti lo text gue ya kapan dan dimananya, siapa tahu gue lagi kebetulan disana jadi bisa sekalian liat lo tampil!"
Ivy tersenyum.
"I will! Nanti gue infoin ke lo. Thanks ya,"
"Vy, jangan sedih ya. Kadang, hidup ini memang gak semuanya tentang menerima. Ada kalanya kita juga harus melepaskan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu lainnya. Ibarat tuhan mau kasih lo hadiah lagi tapi kalo ditangan lo udah kepenuhan sama hadiah sebelumnya, gimana cara lo supaya bisa dapat hadiah baru? Lo harus ngelepasin salah satunya supaya bisa pegang hadiah baru lagi."
Ivy tertegun mendengar ucapan Mari.
"Thanks banget ya, lo emang selalu aja bisa bikin gue amaze sama kata-kata lo."
Mari mengusap punggung Ivy.
"Gue yakin, bokap lo pasti punya alasannya sendiri Vy. Sisanya, just let god do the rest,"
Ivy mengangguk.
Tiba-tiba saja suara musik terdengar.
"Eh? acara dansanya udah mulai. Well, gue harus tinggalin lo nih gapapa kan? Tunangan gue udah nunggu disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Race In love
FanfictionMenjadi professional F1 membuat Arvis dikelilingi oleh wanita-wanita cantik dan kehidupan yang gemerlap. Lalu, bagaimana ketika ia bertemu dengan Ivy? Gadis yang memiliki sisi berbanding jauh terbalik dari kehidupannya. Seorang Ballerina yang meny...