Kakinya melangkah percaya diri dalam balutan pakaian serba hitam, setiap hentakkannya menunjukan kualitas wanita yang cerdas dan elegan.Ivy berjalan menuju meja yang sudah di pesan atas nama ayahnya.
Layla dan Danu menunggu di parkiran, berjaga-jaga jikalau terjadi sesuatu pada bos mereka.
"Lo yakin nih kita gak masuk aja, Lay?" Tanya Danu gelisah.
"Ivy bilang kita suruh tunggu disini aja, nu! Gue bakalan stand by hp terus. Lagian, kaya mau liat Ivy pergi perang aja lo! Santai dikit kenapa sih?!"
"Duh! Kan emang mau pernah lawan nenek sihir sama siluman uler!"
Layla tertawa kecil, "ya gak salah juga sih hahahaha!" Ucapnya.
"Yaudah deh, gue mau sambil ngecek jadwal dia aja buat minggu depan."
Danu akhirnya menyibukkan diri dengan layar ipad miliknya.
**
"Hallo semua, selamat malam."
Suara Ivy memecah suasana diantara mereka.
Ivy segera menarik kursi dan duduk tepat diseberang ibu tirinya.
Mila dan ibunya sejak tadi sudah saling melempar lirikan satu sama lain.
"Malam Ivy, bagaimana kabar kamu?"
Ivy tersenyum tipis mendengar basa-basi yang keluar dari mulut ayahnya sendiri.
"Sama seperti sebelum-sebelumnya, I'm good and success." Ucap Ivy.
Mila mendengus saat mendengarnya. Rupanya Ivy sedang memantik api untuknya memancingnya.
"Good," jawab sang ayah.
Sejujurnya, ada rasa sedikit kecewa saat ia tahu Ivy datang tetapi langsung duduk dan tak memeluknya lebih dulu hanya untuk sekedar menyapa.
Melihat perubahan sikap Ivy padanya, membuat hatinya sedikit terluka.
Ivy duduk dengan tenang lalu memperhatikan Mila dan ibu tirinya bergantian.
Rupanya mereka berdua masih berani menggunakan barang-barang mewah di depannya.
Ivy sedang bersusah payah untuk menahan emosinya. Ia berjuang agar tak langsung menyiram kepala mereka dengan botol wine yang ada di depannya.
Tidak, bahkan sebotol wine masih terlalu bagus untuk mereka. Seharusnya air kotor sisa bekas cuci piring yang lebih pantas
"Baiklah, karena semuanya sudah berkumpul mari kita mulai makan malamnya."
Sama seperti malam-malam sebelumnya, mereka makan dengan tenang sampai makanan penutup.
Melihat Ivy makan dengan sangat sedikit membuatnya merasa khawatir. Entah sejak kapan juga ia baru menyadari bahwa putrinya terlihat lebih tirus saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Race In love
FanficMenjadi professional F1 membuat Arvis dikelilingi oleh wanita-wanita cantik dan kehidupan yang gemerlap. Lalu, bagaimana ketika ia bertemu dengan Ivy? Gadis yang memiliki sisi berbanding jauh terbalik dari kehidupannya. Seorang Ballerina yang meny...