04; Sagara's Fear.

262 25 5
                                    

Kini Sean terbaring tak sadarkan diri di ranjang pesakitan rumah sakit, dengan masker oksigen yang terpasang apik di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini Sean terbaring tak sadarkan diri di ranjang pesakitan rumah sakit, dengan masker oksigen yang terpasang apik di sana.

Sagara, ia paling tahu rasa sakit yang di alami Sean saat itu. Sampai sekarang kejadian itu seakan-akan membekas di ingatan Sagara dan sekeras apapun ia mencoba untuk melupakannya, tetap saja hal itu tidak bisa ia lupakan.

"Kak... SeanㅡSagara.. takut." Gumam lirih Sagara tidak karuan, Javas merengkuh Sagara, dan.. tangisan Sagara pecah begitu saja di rengkuhannya. Javas merasa resah saat ini.

"Sean akan baik-baik aja, Aku yakin. Kamu juga harus yakin, Sagara."

"Kak, aku.. Sagara paling tahu rasa sakit Sean. Sagara masih ingat dengan ucapan Sean yang ingin menyusul mama karena sakitnya.. Sagara takut Sean akan pergi.. Sean tidak sekuat itu, kak.." bisik nya kepada Javas. Cairan liquid bening itu masih setia turun dari mata indahnya itu.

"Aku tidak apa-apa kak.." Celetuk Sean yang tiba-tiba terbangun dari pingsannya. Ya, anak itu pingsan saat dalam perjalanan lantaran tidak kuat untuk menahan rasa sakit di dadanya lebih lama, bahkan, ia pikir ia akan mati saat itu juga.

"Sean.. ada yang sakit?" Tanya Javas sembari menghampiri Sean yang masih berbaring. Lalu, Sean menggeleng. Setelahnya, Javas pergi keluar bertujuan mencari makanan untuk mereka.

Sean melihat Sagara yang masih menatapnya dengan raut wajah yang khawatir dan mata yang sembab, "Kak Sagara, jangan menangis.. Sean minta maaf.."

"Jangan minta maaf Sean.. Kakak tidak suka." Ujarnya, lalu ia memeluk adiknya dengan pelukan erat seakan-akan tidak mengizinkan adiknya untuk pergi kemana pun.

"Kakak? Sean tidak apa-apa." Ia merasakan bahunya yang basah, Sagara--masih saja menangis di sana, Sean mengusap punggung Sagara dengan tangan kecilnya yang terbebas infus. Sagara terisak sedikit keras lagi saat itu.

Sean merasa hangat, sangat. Ia menyukai perasaan seperti ini.

Sean terkekeh pelan, ia jadi merasakan bagaimana rasanya mempunyai adik. Mereka sepertinya tertukar.

Sagara menggerakkan tangannya, mengusap surai lembut yang sudah bertambah panjang milik Sean yang ada di dekapannya.

Clekk

"Astaga adik-adikku, ini bukan bandara." Celetuk Jazziel yang tiba-tiba datang merusak suasana.

Dasar perusak suasana.

"Kak el sukanya merusak suasana saja!" Amuk Sagara sembari mengusap kasar air matanya. Tak dapat dipungkiri matanya sungguh sembab dan memerah akibat menangis terlalu lama.

Happiness For Sean.Where stories live. Discover now