Chapter 12

954 114 6
                                    

Seokjin POV

Keesokan harinya aku terbangun dari tidur nyenyakku. Aku tidur dengan posisi berbaring di tempat tidur dan merasakan beban di punggungku. Aku menoleh dan melihat Jungkook masih tidur sambil memelukku. Aku terus memandangi wajahnya saat tidur, dia sangat tampan.

"Hmm... Jin..." Aku mendengar suaranya, apa dia sudah bangun? Tapi matanya masih tertutup, apa dia mengigau? Bahkan saat kau mengigau kau menyebut namaku. Apa kau benar-benar mencintaiku?

"Jin..."

"Hei, aku disini" Aku membelai pipinya dengan lembut dan dia membuka matanya, lalu menarikku ke dalam pelukan.

"Jangan tinggalkan aku"

"Apa maksudmu, hyung? Aku disini, aku tidak akan pergi kemana-mana." Dia tidak mengatakan apapun selain memelukku erat.

"Hyung, aku tidak akan pergi kemana-mana, kau harus bersiap-siap sekarang, kau akan terlambat ke kantor."

"Aku tak ingin pergi ke kantor, aku ingin berada disini" Kenapa dia seperti ini? Biasanya dia paling bersemangat untuk bekerja.

"Kalau begitu aku yang akan bekerja, kau disini"

"Tidak." Dia menatapku.

"Kenapa?"

"Kau tidak boleh bekerja, kau tinggal saja di rumah, biar aku yang bekerja"

"Aku juga ingin punya uang sepertimu, hyung"

"Tidak... Aku bilang tidak, tidak... Aku akan memberikan apa pun yang kau inginkan, apa pun, tapi jangan bekerja"

"Aku bosan di rumah"

"Kau biasanya pergi keluar dengan Jimin"

"Bosan..."

"Lalu apa yang kau inginkan? Jangan bekerja, aku mohon"

"Aku ingin kita pergi berlibur"

"Bagaimana kalau kita berbulan madu?"

"Itu ide yang bagus" Dia mencium wajahku dan bangkit dari tempat tidur. Dia berubah, tapi berubah menjadi lebih baik. Jauh lebih baik dan dia juga mengubahku. Aku suka perubahan ini. Dia semakin memanjakanku. Apa karena semalam kami baru saja melakukannya? Mungkin besok dia tidak akan seperti ini.

Dia pergi ke kamar mandi dan aku duduk di tempat tidur, aku merasakan tubuhku sakit dan saat aku bangun dari tempat tidur untuk berdiri, aku berteriak dan jatuh ke lantai.

"Jin!!" Dia langsung keluar dari kamar mandi dan menghampiriku di tepi tempat tidur.

"Apa yang terjadi?"

"Bokongku sakit" Aku menatapnya dengan bibir cemberut dan dia hanya tersenyum, dia membantuku duduk di tempat tidur, dia berlutut di depanku sambil memegang pahaku.

"Apa aku terlalu kasar padamu semalam?" Aku menggeleng.

"Maafkan aku" Aku hanya menatapnya seperti anak kecil.

"Hyung..."

"Hmm"

"Bolehkah aku mandi bersamamu?"

"Kau mau mandi bersamaku?" Aku mengangguk.

"Kalau begitu ayo kita mandi" Dia mengangkatku dengan gaya pengantin dan membawaku ke kamar mandi. Dia menurunkanku dan menyalakan shower, seketika air mengenai kepalaku.

"Aku mencintaimu Jin, aku tidak akan pernah bosan mengatakannya." Saat rambutnya basah dan air terus mengalir di wajahnya. Saat itulah aku jatuh cinta lagi padanya.

"Kau membuatku jatuh cinta setiap hari hyung, aku juga mencintaimu."

Setelah mandi, dia membantuku keluar dari kamar mandi dan aku duduk di tempat tidur. Dia mengambilkanku pakaian dan memakaikannya padaku.

"Aku bisa memakai pakaianku sendiri hyung"

"Mulai sekarang aku akan memakaikannya"

"Aish, kau harus bersiap-siap, kau akan terlambat hyung"

Dia tidak sempat membuat sarapan karena sudah hampir tengah hari. Dia harus menghadiri meeting di kantornya sehingga dia segera pergi, tapi sebelum pergi dia mencium wajahku sampai basah, dia menggemaskan, aku tidak menyangka dia seperti ini.

.
.

Saat aku sedang membersihkan apartemen, tiba-tiba ada panggilan masuk. Aku melihatnya dan ternyata dari nomor yang tidak dikenal. Awalnya aku abaikan saja, tapi nomor tersebut terus meneleponku, akhirnya aku mengangkatnya.

"Halo siapa ini?"

"Halo Jin, ini aku, Taehyung" mataku terbelalak.

"Ada apa kau meneleponku?"

"Bisakah kita bertemu?"

"Untuk apa?"

"Ada yang ingin aku bicarakan"

"Kau bisa bicara di telepon"

"Apa kau benar-benar tak ingin bertemu denganku?"

"Tae, kita sudah selesai, apa yang harus dibicarakan? Aku sudah menikah dan—"

"Aku tahu, itu sebabnya kita harus bicara"

"Dimana?"

Setelah mendapatkan tempat untuk menemuinya, aku segera bersiap-siap. Bokongku masih terasa sakit karena semalam tapi aku harus keluar dan menemuinya. Jika percakapannya tidak penting, aku benar-benar akan membencinya.

Saat aku tiba di kafe, aku melihatny duduk disana, tampan seperti biasa tapi suamiku lebih tampan. Aku berjalan menghampirinya dan duduk di depannya.

"Ada apa? Langsung saja ke intinya, aku tak punya banyak waktu"

"Kau terlihat jauh lebih cantik setelah menikah dengannya"

"Apa itu yang ingin kau katakan?"

"Tidak, ini tentang suamimu"

"Suamiku? Ada apa dengan suamiku?"

"Aku yakin suamimu akan segera pergi ke Italia, kan?"

"Ya, bagaimana kau bisa tahu?"

"Karena aku juga akan pergi kesana"

"Lalu apa yang ingin kau katakan?"

"Aku tidak ingin dia datang kesana"

"Apa? Apa maksudmu?"

"Perusahaannya tidak akan bisa mengalahkan perusahaanku dalam meeting nanti, proyeknya terlalu besar untuk perusahaan sekecil itu"

"Apa maksudmu Tae?"

"Aku ingin dia mundur dari proyek ini dan biarkan aku mengambil alih semuanya"

"Apa kau sudah gila? Kau menghubungiku dan memintaku untuk datang kesini hanya untuk meminta suamiku menyerah padamu? Itu tidak akan pernah Tae, jangan harap aku akan memberikan apa yang kau inginkan, dan satu hal lagi, perusahaan suamiku adalah perusahaan terbesar di Seoul" Aku berdiri dan pergi dari sana. Aku benar-benar muak mendengar ucapannya.

Saat aku masuk ke mobil, ponselku berdering.

"Halo"

"Hei, ada apa?"

"Ahh... tidak ada apa-apa"

"Jin... Ada apa?" Aku menjelaskan semuanya pada Jungkook dan dia memintaku untuk datang ke kantornya. Ini adalah pertama kalinya aku datang kesini. Semua mata tertuju padaku dan aku melihat Lisa keluar dari ruangannya.

"Hei" Jungkook menghampiriku dan mencium pipiku.

"Aku sangat kesal hari ini"

"Jangan dengarkan apa yang dia katakan, aku tidak akan melepaskan proyek ini"

"Ya dan jangan terlalu dekat dengan Lisa"

"Aku tahu, dia hanya mengantarkan berkas-berkas ke ruanganku" Dia memelukku dan aku balas memeluknya, seketika itu juga aku menjadi sangat tenang dan nyaman. Aku ingin membawanya pulang.

Break The Silence | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang