25.Jenguk?

116 26 8
                                    

📖Happy Reading📖
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-----------------------------------------------------------------------

Terlihat Asahi, Yedam, Jeongwoo, dan Junghwan yang sedang berdiri di depan pintu gerbang sekolah bersama beberapa siswa disana.

"Eh, pak Rehan belum keluar ya?" Tanya salah satu siswa.

"Belum... Katanya bentar lagi"

"Eh, ini sekelas ikut semua?" Tanya Jeongwoo. Ia mulai menghitung mereka yang ada disana.

"Loh? Kurang 1?" Tanya Jeongwoo.

"Eh? Si Ruto gak ikut" Ujar Juseok, salah satu teman sekelasnya.

"Hah? Beneran? Kenapa?" Tanya Jeongwoo.

"Katanya sih sibuk, ada kepentingan gitu... " Jawabnya.

"Gue gak yakin si Ruto sibuk... Atau dia cuma beralasan karena males jenguk Doyoung?" Tanya Jeongwoo dalam hati.

Tiba-tiba terlihat pak Rehan yang sedang berjalan menuruni tangga, kemudian ia berjalan menghampiri mereka.

"Ayo anak anak.. Kita kesana, maaf pak guru lama soalnya tadi ada kepentingan sebentar" Ujar pak Rehan.

"Iyaa pak... "

Mereka pun pergi menuju ke rumah sakit untuk menjenguk Doyoung, kecuali Haruto.

***

Junkyu mengusap surai hitam milik adiknya. Lalu ia tersenyum.

"Dek... " Panggil Junkyu.

"Iyaa" Doyoung menoleh ke arah Junkyu.

"Kamu kenapa gemesin banget sih?" Tanya Junkyu.

Doyoung terkejut. "A-apanya yang gemesin bang??" Tanya Doyoung terbata.

Junkyu terkekeh. "Nah itu kan gemesin lagii" Junkyu mencubit pelan pipi Doyoung.

Cklek

"Mama!" Pekik Doyoung.

Mamanya yang telah membuka pintu pun tersenyum dan menghampiri Doyoung dan Junkyu.

"Maaa... Kangen mama hueee~~" Rengek Doyoung.

Mamanya tertawa. "Ahaha... Lucu banget sih anak mama ini, mama juga kangen sama kalian berdua sayang"

"Eh, itu mahh adek dari kemaren gemesin banget kek bayi tauuu" Adu Junkyu.

"Isshhh apanya yang gemesin sih bang"

"Kamulah! Apalagi mukanya kek bayi aww lucu,,, " Pekik Junkyu.

"Iisshhh abangg iihh~" Rengek Doyoung. Kini pipinya kelihatan memerah.

Mamanya tertawa melihat reaksi lucu anak anaknya itu.

"Mama ada yang sakit ngga?" Tanya Doyoung. Ia menatap mamanya dengan tatapan mata berbinar.

"Enggak kok sayang... Mama gapapa" Mamanya kemudian tersenyum.

"Mama gaboleh bohong" Kini mata Doyoung benar-benar berkaca kaca.

"Enggak nak.. Mama gak bohong, beneran.. " Ujar mamanya.

Junkyu menatap sendu kearah Doyoung. Entah kenapa tiba-tiba saja bulir-bulir bening keluar dari kelopak matanya.

"Mah, dek... Abang mau keluar bentar ya" Pamit Junkyu.

"Jangan kelamaan Kyu.. Bentar lagi malem" Junkyu mengangguk kemudian ia berjalan keluar dari ruangan adiknya.

***

Junkyu melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit yang cukup ramai akan orang berlalu lalang. Ia sesekali menghela nafas.

Ia menoleh sekeliling. Sampai perhatiannya teralihkan pada seorang wanita tua yang sedang menangis, dan di sampingnya ada seorang remaja yang merupakan anak dari wanita itu.Di depan wanita itu, ada seorang dokter.

"Maaf bu... Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi mungkin ini sudah takdir. Jadi kami benar-benar minta maaf" Ujar sang dokter.

"Engga! Ngga mungkin! Dokter pasti bercanda kan!? Hendra gak mungkin pergi" Pekik wanita itu sambil terus menangis.

"Udah mah... Jangan nangis terus, ikhlasin Hendra. Nanti kalo mama nangis terus, adik bakal sedih" Ujar remaja itu sambil mengelus lembut punggung wanita tua itu.

Junkyu langsung memalingkan wajahnya. Ia tak tahan melihat pemandangan itu. Rasanya kasian sekali.

"Kak Junkyu!"

Junkyu menoleh ke segala arah. Ternyata dari arah tangga, terlihatlah Jeongwoo yang melambaikan tangan kepadanya. Tapi ia tidak sendiri. Ia bersama beramai-ramai siswa. Dan, ada pak guru juga? Junkyu bertanya tanya dalam hati.

Segerombolan siswa dan pak guru itu berjalan menghampiri Junkyu yang masih terdiam.

"Loh? Jeongwoo, lo mau kemana?" Tanya Junkyu.

"Mau jenguk Doyoung kak... " Jawab Jeongwoo. Junkyu terlihat terkejut. Tapi ia langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.

"O-oh... Iya"













|•Hanya Terlihat Baik Baik Saja•|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang