8

5 0 0
                                    

Awan abu yang mulai memudar menampakkan bulan yang perlahan- lahan bersinar dan betapa indahnya bulan itu saat mulai menghiasi malam hari yang penuh kegembiraan.

Terlihat semburat senyum dari bibir mungil gadis ini, dia sedang mencoba beberapa make up yang baru ia dapatkan dari kekasihnya itu.

"Wah, yang ini lebih fresh" Ucap Zeea sambil merias bibir mungil itu

"Wahh, makin cantik gue" puji nya terhadap diri sendiri.

ceklek!

"MASYAALLAH BIDADARII!!" Pekik seseorang diambag pintu

Zeea memutar bola matanya malas. "Ngapain kesini malem-malem sih lo?!"

"Anter gue yuk" Ucap laki-laki itu, lalu melangkahkan kaki nya keatas kasur.

Mata Zeea terbelalak melihat kelakuan sahabatnya. "SHAKA!! TURUNIN KAKI LO DARI KASUR GUE!" Teriak Zeea tidak terima. Pasalnya, siapapun yang mau ke kasur harus cuci kaki terlebih dahulu, termasuk dirinya.

"Kaki gue bersih, anti noda membandel" Timpal Shaka sambil mengusap-usap kasur yang baru saja dia singgahi.

"Mau kemana sih emang malem-malem? biasanya juga kemana-mana sendiri" Tanya Zeea sambil merapikan rambut indahnya.

"Makan" jawab Shaka singkat

Niat ingin menolak ajakan Shaka, justru ia urungkan setelah mendengar kata 'makan' yang terlontar dari mulut sahabatnya itu. Tanpa ragu, Zeea menarik lengan Shaka keluar kamar dan berjalan menuju pintu keluar.

Melihat reaksi gadis ini, Shaka tersenyum penuh kemenangan. Sangat mudah untuk menaklukan Zeea, cukup ucapkan 'makan atau makanan'.

Bulan perlahan muncul dari balik awan abu-abu. Cantiknya lampu kota diantara gelap malam, berhasil membuat siapapun membisu saat melihatnya. Suasana ramai bunyi kendaraan, juga menambah kesan bahwa ibu kota tidak pernah istirahat.

"Zee, pernah ngebayangin gak kalau ternyata kita itu pernah hidup di kehidupan sebelumnya. Jadi ini adalah kehidupan yang kedua" Pertanyaan itu keluar dari mulut Shaka. Kini mereka berada dijalan raya menuju rumah makan.

"Nggak sih, gue lebih ngebayangin kehidupan berikutnya. Misalnya kita reinkarnasi dan ternyata gue gak jadi manusia, tapi jadi cacing tanah. Kira-kira lo masih mau temenan sama gue gak? bakal diajak muter-muter kayak gini lagi gak?" Tanya Zeea tak kalah random.

Shaka terkekeh. "Kenapa harus cacing tanah si! Sial, ini lucu banget lagi haha"

"Ihh, jawab duluuu"

"Kalo temenan sih gak mau, cuma kalo untuk jalan-jalan pasti gue bawa lo. Gue kenalin ke temen-temen gue, nyuruh mereka semua buat injek lo" Jawab asal dari mulut Shaka mengundang tabokan di bahu kekarnya.

Brummm!! brummm!!

Sebuah motor besar melintas hampir mengenai motor Zeea dan Shaka. Laki-laki berjaket kulit itu menatap sinis kearah motor Shaka dibalik helm fullface nya.

"WOYY,GILA LO!" pekik Shaka, sambil menancapkan gas nya lebih cepat diatas rata-rata.

"Jangan di kejar, gue takut" lirih Zeea sambil memeluk pinggang kekar Shaka dengan tangan yang gemetar ketakutan.

Shaka yang merasakan hal itu, berusaha untuk mengontrol kecepatan sepeda motornya.

"Sorry Zee, gue kebawa emosi" ucap Shaka menenangkan.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZEAATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang