sweet

372 32 10
                                    

Im back 😂

Enjoy again~




























Dara mengupas kulit jeruk lalu setelahnya Ia memberikan buah jeruk tersebut pada Ivar.
"Kamu pasti lelah setiap hari datang kesini" ucap Ivar.

Dara menggelengkan kepalanya.
"Ngga, kata siapa?" Tanyanya.

"Oiya, mama kamu baru tidur ya?" Tanya Dara yang sesaat menatap Mama Ivar

"Iya. Semalaman mamaku ngga tidur."ucap Ivar.

"Kamu mau makan buah apa lagi? Ini ada apel, pear sama pepaya" tanya Dara.

"Jeruk" balas Ivar sambil menunjuk kearah buah jeruk.

"Kayaknya kamu suka banget ya sama jeruk" tanya Dara kemudian mengupas kulit jeruk.

"Aku suka kamu. Tapi kamu ngga bisa dimakan." Balas Ivar

Seketika Dara terdiam dan menghentikan kegiatan mengupas kulit jeruknya.

"Kalau kamu gimana? Kamu suka aku atau Rafael?" Tanya Ivar to the point.

"Ha? Kenapa tiba tiba nanya gitu? Uda nih dimakan jeruknya" Dara menyodorkan buah jeruk yang sudah ia kupas kulitnya.

"Ngga. Jawab dulu pertanyaanku tadi. Apa itu terlalu sulit buat dijawab?" Tanya Ivar

"Kamu." Jawab Dara kemudian menggigit bibir bawahnya sambil tertunduk malu.

Terlihat Ivar tersenyum melihat pengakuan dari Dara.
"Jadi ini hari jadi kita yang pertama? Mau dirayain?" Tanya Ivar.

"Dirayain gimana maksudnya? Kamu kan lagi sakit. Kita juga lagi dirumah sakit gini" tanya Dara.

Secara sadar dan dengan sengaja Ivar mendekatkan wajahnya pada Dara.
"I love you" ucapnya kemudian mencium bibir Dara.

Terlihat respon Dara ia begitu terkejut.

Ivar melepaskan tautannya dan menatap wajah kaget Dara.
"Manis" ucapnya.

"Manis? Apa maksudnya?"tanya Dara yang mengalihkan tatapannya ke arah lain karena ia merasa malu.

"Bibir kamu manis. Kamu abis makan apa sebelumnya?"tanya Ivar

"Ssstttt" Dara menutup mulut Ivar, ia takut mama Ivar akan mendengarnya.

"Bisa ngga kalau ngomong itu difilter dulu. Kalau mama kamu denger gimana?" Tanya Dara.

"Ya kalau denger yaudah, mau gimana lagi?" Balas Ivar.

Ditengah perdebatan diantara Dara dan Ivar.
Ternyata Rafael melihat apa yang terjadi dari kaca kecil yang ada dipintu ruangan Ivar.

Rafael berniat memberikan bingkisan buah buahan dan juga makanan. Namun ia mengurungkan niatnya dengan apa yang barusan ia lihat sebelumnya.
Ia pergi dengan sengaja meninggalkan bingkisan dan makanan itu didepan pintu ruangan kamar Ivar.














..













Keesokan harinya.
Jam istirahat..

Dara mencari dimana keberadaan Rafael hanya untuk mengatakan jika ia sedang dicari oleh Dosen.
Rafael tidak mengaktifkan ponselnya.
Itu menyebabkan Dara kesulitan untuk menghubunginya.

"Akhirnya ketemu juga" gumam Dara ketika melihat Rafael yang berada dilantai paling atas di gedung kampus ini.
Dan lagi lagi ia memergoki Rafael yang tengah menghisap sebatang rokok seorang diri disana.

"Halo bestie. Kamu dicariin tuh sama bapak pengajar kita yang terhormat"ucap Dara.

Untuk sesaat Rafael menatap kearah Dara dan kemudian menatap kearah lain.
"Hh.. balik kelas gih sana." Ucapnya ketus

"Ayo balik sama sama ke kelas. Ada soal yang mau aku tanyain sekalian. Aku ngga paham sama sekali" balas Dara

Fyuh..
Rafael nenghembuskan asap rokoknya ke udara.
"I dont care" balasnya lalu menatap dingin kearah Dara.

"Kalau kita ngga bisa temenan lagi. Lantas.. kamu mau kita musuhan gitu?" Tanya Dara.

Rafael membuang puntung rokok dan menginjaknya.
Kemudian ia berjalan menghampiri Dara.
"Ide bagus. Kita bisa jadi musuh" ucapnya.

Dara menggelengkan kepalanya.
"Aku ngga mau kita jadi musuh. Aku ngga mau punya musuh" balasnya.

"Mau aku kasih pilihan?" Tanya Rafael.

"Apa?" Balas Dara

"Pertama, aku bisa batalkan permusuhan diantara kita kalau kamu jadi pacar aku. Kedua, cukup jauhi Ivar dan tetap berada disampingku" ucapnya.

"Hh.. itu bukan pilihan. Lagian, ngga ada yang diuntungkan dipihak aku. Semua berpihak di pihak kamu. Ngga adil" ucap Dara.

"Okay. Itu sih terserah kamu. Aku cuma bisa kasih pilihan." Ucap Rafael kemudian pergi melewati Dara dan sengaja menabrak bahu Dara.

Dara memutar badannya dan menatap kepergian Rafael.
"Aku seperti melihat dua orang yang berbeda. Dia benar benar berbeda dari sebelumnya" gumamnya.

Jam pelajaran pun kembali berlangsung..
Dosen meminta satu kelompok terdiri dari 5 orang untuk mengerjakan tugas presentasi.
"Jadi ini mau dikerjain dimana tugasnya guys?" Tanya Arda

"Di perpus aja deh. Sekalian bisa langsung nyari referensi segala kan di buku buku" balas Dara.

"Setuju!!" ucap Fina dan Fani

"Ngerjainnya di rumah aku aja. Di rumahku juga ada perpus plus banyak makanan" ucap Rafael

"Setuju!!" Balas Fina dan Fani.

Dara menghela napasnya sambil menatap Rafael.
"Apa yang sedang ia rencanakan sekarang?" Batinnya.

Mereka semua pun setuju untuk mengerjakan tugas presentasi ini dirumah Rafael.
Terlihat si kembar Fina dan Fani tampak senang. Mereka berlari lari dipinggir kolam.
Sementara Arda mempersiapkan perlengkapan laptopnya dan juga buku buku di atas meja.

"Masih ingat tugas kelompok pertama kita?" Tanya Rafael

"Hmm" balas Dara.

"Sayang sekali kenapa kamu justru membaginya dengan orang lain. " ucap Rafael

"Ha? Apa maksud kamu?" Dara tidak mengerti apa maksud Rafael

Rafael memberikan gestur menyentuh bibirnya dengan jari telunjuknya.
"Seharusnya itu tetap menjadi milikku. Tapi kamu malah membiarkan orang lain menyentuhnya" ucapnya.

Dara terkejut mendengar ucapan Rafael.
"Kamu disana waktu itu?"tanyanya

Rafael menganggukan kepalanya.
"I dont like it. So thats why I hate you" balasnya.

"Ayo guys!!! Kumpul sinii!" Arda meminta semua teman temannya agar berkumpul.

"Tapi kamu harus ingat. Aku tidak pernah membiarkan orang lain mengambil apa yang sudah terlebih dahulu aku genggam." Ucap Rafael kemudian tersenyum pada Dara lalu ia menghampiri Arda dan yang lainnya.

Lagi lagi Dara dibuat bergidik ngeri dengan ucapan Rafael.
Ia benar benar menakutkan dan suka bertindak sesuka hatinya.

























Thanks buat vote nya ygy.

🫶


Ivar Jenner - Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang