devil

377 38 25
                                    

Thanks buat vote nya ygy.
Yang kesel sama Rafael boleh kok silaturahmi ke akunnya langsung.

Enjoy~~




























Belajar kelompok pun dimulai.
Arda mulai menjelaskan materi sekali lagi untuk merefresh pemahaman mereka.
Fani dan Fina berfokus pada apa yang dijelaskan oleh Arda, begitu pula dengan Dara.
Namun lain halnya dengan Rafael.
Ia justru terus menerus menatap ke arah Dara.
Dara yang menotice itupun akhirnya memilih untuk menutupi wajahnya dengan buku pelajaran.
Namun dengan cepat Rafael menurunkan buku pelajaran yang menjadi penutup wajah Dara agar ia dapat kembali melihat wajah Dara.

Ketika Dara ingin kembali menutup wajahnya dengan buku, Rafael justru menahan buku tersebut dengan tangannya.

Dara menghela napasnya dan menatap kesal kearah Rafael.
Sementara itu yang ditatap hanya menyunggingkan senyum singkat diwajahnya.

"Jadi nanti yang mempresentasikan pertama siapa?" Tanya Arda

Dengan cepat Dara mengangkat tangannya.

"Okay, Dara. Terus yang kedua?"

Rafael mengangkat tangannya
"Bolehlah kedua" ucapnya sambil menatap kearah Dara dengan maksud tertentu

"Okay Rafael kedua. Sisanya satu soal buat kita bertiga yak" ucap Arda

"Okay" Fani dan Fina menganguk bersamaan.

"Aku mau ke toilet dulu" ucap Dara yang kemudian bangkit dari posisinya dan di ikuti oleh Rafael.

"Mau apa?" Tanya Dara.

"Emang kamu uda tau seluk beluk isi rumahku?" Tanya Rafael

Iya juga pikirnya. Sebab ia baru sekali kesini dan ia tidak terlalu mengingat keseluruhan isi rumah Rafael.

"Follow me" ucap Rafael kemudian berjalan terlebih dahulu yang di ikuti oleh Dara.

Sesampainya didepan pintu toilet Dara langsung memasukinya.

Sementara itu Rafael menunggu Dara sambil menuangkan air es kedalam gelasnya.

Ia menegak air tersebut hingga tandas seraya terus berfokus menatap pintu toilet itu.

Beberapa menit kemudian, Dara pun keluar dari sana.

Ia melihat Rafael yang baru saja minum pun tiba tiba juga ikut merasa haus.
"Aku mau segelas juga"ucapnya menatap Rafael.

Rafael mengambil gelas baru dan menuangkan air es dalam gelas itu kemudian memberikannya pada Dara.

"Makasih"ucap Bella lalu meneguknya hingga tandas.

"Kalau haus kenapa minuman diatas meja tadi ngga di minum?"tanya Rafael.

"Ya lagian.. suruh siapa kamu ngeliatin aku kayak tadi. Kan aku takut" balas Dara.

"Gimana?" Tanya Rafael mendekatkan posisinya pada Dara

"Aku bilang aku takut" Dara mengulang ucapannya

"Gimana rasanya dicium laki laki lain?" Tanya Rafael.

Dara berdebar.
Jantungnya tidak bisa diajak kerja sama sekarang.

"Ke..kenapa tiba tiba jadi bahas hal lain?" Tanya Dara dengan gugup.

Rafael menatap bibir Dara.
"Tch.. sayang banget disana ada bekas bibir laki laki lain" ucapnya.

Dengan cepat Dara menutup bibirnya dengan kedua tangannya.

Kini pandangan mata Rafael menatap tajam mata Dara.
"Kenapa harus dia? Bahkan hidupnya tidak akan lama lagi" ucapnya.

Dara membuka tutup mulutnya.
"Dengar ya baik baik. Ivar itu laki laki baik. Dia pacar aku. Jadi jangan asal bicara hal yang ngga ngga tentang dia" balasnya.

Rafael tersenyum jahat. Ia agaknya terkekeh mendengar ucapan Dara barusan.
"Tapi.. bukannya ciuman pertamamu itu aku?" Tanyanya.

"Sssttt" Dara menutup mulut Rafael.

"Kamu mau mereka dengar itu? Lagian itu ngga termasuk ciuman. Itu cuma praktek napas buatan." Ucap Dara

"Oh? Jadi gimana nih? Mumpung cuma ada kita berdua disini? Mau praktek lagi atau mau dilanjut ciuman atau pelukan sekalian?" Tanya Rafael yang semakin frontal terhadap Dara.

"Hh.. stress" setelah mengatakan itu Dara hendak pergi namun Rafael berhasil menahan pergelangan tangan kanannya.

"Aku ngga perduli dia pacarmu atau bukan." Setelah mengatakan itu Rafael melepas pergelangan tangan kanan Dara dalam genggamannya, kemudian ia berjalan melewati Dara.













..















Setelah mengantarkan satu persatu temannya pulang, kini yang tersisa dimobil hanyalah Dara dan Rafael.
Tuan rumah mana lagi yang berbaik hati mengantarkan semua anggota kelompoknya hingga depan rumah?
Itu dilakukan oleh Rafael.

"Kita makan malam dulu ya sekalian" ucap Rafael sambil terus berfokus pada jalanan

"Ngga, aku masih kenyang. Aku mau langsung pulang aja" balas Dara

"Kita. Makan. Malam. Dulu. Sebentar" Rafael menekankan setiap kata yang ia ucapkan

"Aku mau langsung pulang aja" balas Dara

Rafael menatap sesaat kearah Dara dan kembali berfokus pada jalanan.
"Aku ngga nerima penolakan. Lagian aku laper banget, kamu mau aku pingsan sekarang nih? Lagi nyetir gini nih?" Tanya Rafael.

"Kamu sengaja kan ngulur ngulur waktu gini?" Tanya Dara to the point.

"Iya, kenapa? Ngga suka?" Balas Rafael.

"Pokoknya anterin aku pulang sekarang"ucap Dara merengek sambil menarik narik lengan hoodie yang Rafael kenakan

"Anterin aku sekaranggg, aku mau pulangg" Dara terus saja merengek.

"Kalau kamu tetap berisik, aku bakal bawa kamu lebih jauh lagi nih" ancam Rafael.

"Aku bakal teriak" balas Dara tidak mau kalah.

Seketika Rafael menghentikan mobilnya.
Ia menghela napasnya dan kemudian menatap Dara.
"Sebegitu ngga sabarnya ya kamu buat ketemu pacar yang rumahnya sebrangan sama rumahmu itu?" Tanyanya

"Anterin aku pulang sekarang" ucap Dara sambil menunduk.

"Ngga" balas singkat Rafael.

"Kamu kenapa jadi gini sih? Kamu beda banget Rafael. Kamu waktu kita awal kenal ngga kayak gini. Kamu beda!" ucap Dara

"Kamu yang buat aku kayak gini. Jadi jangan berlagak kamu kaget dan bertanya kenapa aku jadi kayak gini." Jelas Rafael.

Dara menatap Rafael.
Ia berpikir selama ini Rafael hanya sekedar buat senang senang saja ketika mengisenginya.

"Apa kamu masih belum ngerti juga, aku suka sama kamu" ucap Rafael.

"Tapi kamu juga harus ngertiin aku Rafa, aku sudah punya pacar. Ivar. Dia pacar aku" jelas Dara.

"I told you, I don't care!! I really hate it when I said twice" balas Rafael.

"Anterin aku pulang sekarang" lagi lagi Dara menunduk karena ia terlalu takut untuk melihat sorot mata Rafael saat ini.

Rafael kembali menyalakan mesin mobilnya dan menancap gas.
Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Hingga sesampainya didepan rumah Dara.
Dara buru buru melepas sabuk pengaman.
"Makasih" ucapnya kemudian turun dari mobil Rafael.

Terlihat Rafael kembali melajukan mobilnya begitu kencang.
Jujur saja, Dara begitu merasa takut dengan situasi yang mencekam barusan.
Baginya, Rafael seperti memerankan dua karakter sekaligus.
Ia bisa sangat baik dan ramah dan terkadang ia juga bisa sangat menakutkan seperti tadi.























I'll be back soon.

Oiya buat yang baru join, welkam ygy.
Selalu ditunggu komentar2 kalian 😂

Lopyu
Mwah 🫶

Ivar Jenner - Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang