sit silent

1.6K 58 9
                                    

Well~
Ini variant baru ygy.
Kedepannya bakal ada cerita cerita baru dengan PU yang berbeda pula.
Thanks uda add, terus vote cerita ini ya.
Boleh follow jugak, ikhlas lahir batin 😂
Enjoy ~~~






















Waktu menunjukkan pukul 6.50 pagi. Namun pria yang sedari tadi hanya duduk didepan jendela kamarnya hanya menatap jalanan yang masih basah karena guyuran hujan deras semalaman.
Pria itu bernama Ivar.

Yup, sejak dari semalam ia tidak tidur dan hanya duduk didepan jendelanya itu.

Beep..beep..beep..

Ivar menatap kearah jam mungil disamping ranjangnya kemudian ia bangkit dari posisinya dan mengambil beragam obat obatan dari dalam laci meja tersebut.
Ini adalah waktu untuk meminum semua obat obatnya.

Seakan sudah pasrah dengan semua keadaannya, ia tampak terbiasa dengan semua obat obatnya itu.

Tok..tok..tok..

"Ivar, bangun nak. Waktunya minum obat kamu" ucap mama Ivar dari depan pintu.

"Iya" balas Ivar tanpa membuka pintu kamarnya.













Sementara itu dilain tempat.

Satu keluarga baru saja melakukan pindahan kerumah barunya.
Mereka pindah dengan alasan ingin mencari suasana baru.
Satu keluarga ini berisikan empat orang saja. Ibu bapak dan kakak beradik.
Bisa dibilang mereka berempat adalah keluarga yang ekstrovert.

Iqbal yang terlalu bersemangat mengangkut barang barangnya itu tanpa sadar menabrak adiknya sendiri, Dara.

"Aw.. kak! Kalo jalan matanya dipake dong" ucap Dara kesal.

"Ye, kalo jalan mah pake kaki. Gimana cerita ada orang jalan pake mata?" Balas  Iqbal kemudian menjulurkan lidahnya meledek kearah Dara.

"Ya ampun Iqbal, Dara. Uda dong jangan ribut ribut gitu. Ini masih pagi lho, ngga enak ganggu tetangga baru disini" ucap Mama.

"Iya bener itu kata mama. Nanti kalo uda dapet seminggu disini, nah baru dah itu kalian boleh karokean" ucap Papa bercanda.

Dara mendengus kesal dan kembali mengangkat barang barangnya kedalam.

"Oiya Mah, nanti jangan lupa ajak anak anak bertamu ke tetangga disini ya. Hitung hitung kita mengakrabkan diri biar mudah beradaptasi kedepannya." Ucap Papa.

"Iyah Pah. Tadi juga uda bilang ke mereka kok. Mereka setuju dan mau katanya" balas Mama.

Dara kembali keluar dari rumah itu mengangkut barang barangnya namun Ia tersandung pembatas pagar rumahnya.
"Ih... tadi kak Iqbal. Sekarang si Pager. Ish keselnya" ucapnya.

Walau kesal, Dara tetap memunguti barang barangnya yang jatuh berceceran dihalaman rumahnya itu.

Namun tanpa disadarinya, diseberang jalan sana terdapat pria yang rupanya sedari tadi menatapnya dari lantai dua kamarnya. Pria itu adalah Ivar.
Melihat Dara yang kerepotan dengan semua barang barangnya, Ivar hanya tersenyum kecil.
Sudah lama pikirnya rumah didepannya itu kosong hingga akhirnya kini kembali berpenghuni.













..















Dara menata satu persatu barang barang miliknya dikamar agar rapi.
Lalu setelahnya Ia membuka jendela kamarnya.
Pandangannya langsung tertuju pada jendela kamar rumah yang berada diseberang jalan didepan rumahnya.
Disana tidak ada siapa siapa.
Jendela itu hanya terbuka begitu saja layaknya membiarkan udara masuk dipagi hari.
"Semoga nanti aku dapet temen yang seumuran. Biar bisa hangout bareng" ucapnya

Ivar Jenner - Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang