rain

128 13 3
                                    

Thanks buat votenya ygy.

Enjoy~
































Senja mulai tiba bersamaan dengan turunnya hujan.
Warna langit benar benar terlihat indah sekarang.
Ivar menatap jendela kamar Dara dari posisinya yang juga berada didepan jendela kamarnya.

Seharian ini Dara tidak menampakan batang hidungnya.
Bahkan Dara juga tak mengabarinya sama sekali.
Ia merasa bersalah berkali kali lipat.

"Ivar, kamu sudah meminum obat?"tanya mama yang barusan saja memasuki kamar Ivar

"Uda ma, tadi" balas Ivar

"Tadi pagi mama bertemu Dara. Mama kira dia akan marah atau mengabaikan mama, namun dia masih tersenyum dan juga menyapa mama. Dia juga menanyakan kondisi kamu"jelas mama

"Dara mengabaikan pesan dan panggilan telepon dariku" ucap Ivar

"Apa perlu mama menghampirinya sekarang? Kamu tampak berantakan hari ini"tanya mama

Ivar menggelengkan kepalanya
"Ini salah Ivar. Sepenuhnya kesalahanku"ucapnya

"Kamu harus tegaskan perasaanmu. Jika kamu masih memikirkan Erica, maka lepaskan Dara. Sebelum dia terluka lebih dalam"ucap mama

"Ivar sayang Dara ma. Ivar akan mempertaruhkan semuanya untuknya" balas Ivar.









..













Rafael merebahkan dirinya diatas mobilnya.
Lebih tepatnya, diatap mobilnya.
Ia hujan hujanan untuk dapat menikmati malam itu sendirian.
Pikirannya kembali terlintas tentang cinta segitiga diantara Dara,Ivar dan dirinya.
"Bisa ngga sih Ivar dipindah kebelahan bumi yang lain aja. Bosen banget dia lagi yang jadi sainganku" ucapnya.











..














Keesokannya dikampus.
Rafael bersandar pada bangkunya dan menatap kosong papan tulis.
Ia seperti tidak dalam mood yang baik.

"Candy" Dara meletakkan permen gagang untuk Rafael dihadapanya.

Seketika pandangan Rafael tertuju pada Dara.
"Uda putus belum?" Tanyanya to the point

"Tuan muda Rafael yang terhormat. Ini masih pagi lho. Bisakah anda berbicara dengan ucapan yang sudah di filter?" Dara menatap kesal

"Jangan ajak aku ngobrol. Aku sedang sekarat sekarang" setelah mengatakan itu Rafael menenggelamkan kepalanya diatas lipatan kedua tangannya

Dara menuju bangkunya dan mengabaikan Rafael dengan mood nya itu.
"Get well soon" ucapnya

Hingga jam pelajaran berakhir, Rafael masih dalam posisi yang sama.
Dara mengira jika Rafael tertidur, maka dari itu ia berniat untuk membangunkan Rafael.
"Raf. Rafa" Dara mengguncang tubuh Rafael.

"Rafael William Struick" Dara memanggil nama Rafael tepat ditelinga kanannya

"What?" Rafael menatap datar Dara

"Kamu ngga lihat ini kelas kita uda kosong gini. Kamu ngga mau pulang?" Tanya Dara

"Kamu bisa bawa mobil?" Tanya Rafael

"Bisa. Kenapa?" Dara tampak bingung

Rafael menyerahkan kunci mobilnya pada Dara.
"Anterin aku pulang"ucapnya kemudian bangkit dari posisinya.

Melihat wajah Rafael yang tampak sedikit pucat, Dara berinisiatif menempelkan tangannya pada kening Rafael.
"Astaga. Panas banget" ucapnya

"Kamu kenapa tetep dateng kalau lagi sakit gini?" Tanya Dara

Ivar Jenner - Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang