cw // mention of kissing and touching some body parts. Tolong bijak ya.
•••••
Sudah lima hari lamanya sejak acara yang mereka hadiri terakhir kali. Selama lima hari itu juga Kian dan Cora tidak putus komunikasi. Kalau tidak sempat bertemu pada hari itu, mereka selalu menyempatkan waktu untuk berbicara melalui telepon di penghujung hari. Hanya sekedar bercerita apa saja yang terjadi di kehidupan mereka selama sehari itu. Dari dua hari yang lalu, Cora selalu mengeluh capek karena memang rasanya seperti dia sedang berada di tengah hutan dan dikejar oleh sang raja hutan. Dia tak punya waktu untuk istirahat atau dia akan dimakan. Untuk itu tadi pagi Kian memberikan ide kalau di hari sabtu mereka akan menghabiskan waktu berdua untuk sama - sama istirahat. Sejujurnya Kian pun merasakan capek yang dirasakan si perempuan. Belakangan ini dia harus mengurus bisnis nya, mondar - mandir dari tempat satu ke tempat lain nya hanya untuk mendapatkan deal dan rencana masa depan bisnis yang akan dia bangun. Belum lagi dia harus memantau bisnis sang ibunda yang diserahkan pada nya, yang berarti dia harus bertemu sang ayah, menghadapi semua omongan nya tentang Cora yang tidak ada hentinya. Si laki - laki tua itu masih menentang hubungan yang dibangun oleh anak nya dan Cora. Walaupun sudah panjang sekali Kian menjelaskan kalau Cora bukan seperti apa yang ayah nya pikirkan. Meskipun Kian belum pernah bertemu dengan keluarga Cora tapi tetap rasa percaya nya untuk Cora sebesar itu, entah mengapa.
Bunyi bell apartemen Kian terdengar nyaring, sudah dua kali, rasa tidak sabar si puan memang kadang sulit dimengerti. Kian meninggalkan sup yang sedang dia masak dan berlari membuka pintu. Cora dengan kemeja putih yang membentuk pinggang nya, celana bahan hitam panjang yang membalut kaki nya, serta rambut nya yang hitam bergelombang itu terlihat lemas. Rasanya benar, dia baru saja dikejar oleh sang raja hutan, “Hai,” Sapa Cora lemas, sambil membuka heels yang dipakai. Walaupun terakhir kali dia bilang akan bertemu dengan sahabatnya sebelum dia ke apartemen Kian, tapi seperti nya energi si perempuan benar sudah tersedot habis.
Kian mengambil tas yang di genggam Cora dan meletakkannya di sofa, lalu balik kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya, “Wangi banget, masa sup ya?” Tanya Cora. Seketika mata nya terbuka lebar saat melihat Kian berkutik di dapur dengan peralatan nya. Si puan berdiri di samping Kian yang sedang mengaduk sup, menyandarkan badannya, “Wangi…”
Si adam tersenyum gemas melihat tingkah Cora, menempel pada lengan nya seperti koala. Matanya berbinar menunggu kapan sup yang dimasak nya selesai dan bisa disantap, “Tadi belum sempat makan diluar?”
Kepala Cora menggeleng menjawab pertanyaan Kian, “Tunggu di depan TV sana, nanti aku bawa kesana.” Aku. Benar. Malam setelah kejadian dimana Cora berinisiatif memeluk Kian duluan dan si adam membalas. Malam dimana akhirnya mereka menghabiskan waktu berkeliling dengan mobil Kian sambil mendengarkan musik Lany itu jadi penentu saat Kian memutuskan untuk mengganti aku - kamu di dalam obrolan mereka. Meskipun wajah terkejut Cora malam itu sangat terlihat, mungkin dia berpikir apa yang Kian ambil terlalu cepat tapi Cora tetap setuju. Makanya hari setelah nya kedekatan mereka semakin terasa, dan Kian benar - benar rasanya terikat dengan Cora.
Cora mengambil dua mangkuk dan empat alat makan, dibawanya ke depan TV, ditata rapi untuk menyambut masakan Kian, “An?”
“Hmm?”
“Boleh pinjem kaos gak?? gak enak banget pake kemeja gini, kaya masih diluar,” Jelas Cora, Walaupun sejujurnya Kian sangat suka melihat penampilan si perempuan hari ini. Namun kemudian dia memberikan kaos hitam dengan gambar The Beatles di tengah yang dia dapatkan saat menonton konser band lawas itu dua tahun lalu. Dia tidak menyangka Cora jauh terlihat lebih lucu saat memakai kaos nya yang kebesaran.
Setelah semua makanan siap dimeja, Cora memilih tontonan mereka malam ini. Mereka berakhir menonton salah satu film romantis comedy lawas yaitu Notting Hill. Kian tidak menolak, sebab sudah dua kali di ajak nya menonton film dengan genre baru di hidupnya oleh Cora. Kian memang tipikal manusia yang akan enjoy menonton film action atau thriller sedangkan perempuan di samping nya sangat enjoy dengan film jatuh cinta. Katanya, di dunia nyata cerita cinta yang di ulik indah seperti itu tidak ada, makanya dia harus menikmati kisah cinta yang lucu dari televisi. Beberapa kali Kian mendengar gelitik tawa salah tingkah dari Cora. Film yang diayun dengan melihat kedua pemain nya jatuh cinta dengan hangat dan perlahan itu benar memanjakan semua rasa capek yang dikeluhkan Cora berhari - hari itu. Makanan yang mereka santap sudah bersih. Cora makan lahap semua sayuran dan ayam yang ada di dalam sup. Beberapa kali Kian harus menyuapkan makanan ke mulut si perempuan sebelum nasi di hadapannya kering karena Cora terlalu sibuk berkomentar tentang film yang mereka tonton. Cora menawarkan diri untuk mencuci piring yang mereka pakai, lebih ke memaksa, sebab tadi Kian bilang kalau tidak perlu repot biar aja Cora istirahat tapi perempuan yang mood nya sudah jauh lebih baik, entah karena masakan Kian atau karena film yang mereka tonton itu tetap memaksanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible String
FanfictionSo broken up, How could someone can handle this? Setelah merasakan kecewa dan patah hati terbesar dalam hidup nya Cora mencoba untuk melanjutkan hidupnya. Setahun setelah insiden dimana dia menangis dan menghabiskan satu pack tisu Cora kembali menj...