Jika kau berpikir memasukanku ke Neraka
Maka semua sudah terlambat
*
*
*
Semua orang berkumpul mengerubungi arena seperti kumpulan semut yang sedang memperebutkan seonggok gula. Semua orang menantikanku, lebih tepatya mereka menantikanku kalah dan dipermalukan di tengah-tengah kumpulan manusia ini, hal ini terbukti dari sorakan penonton yang bergemuruh meneriakkan nama "Onil" dengan keras. Haa, ini semua membuatku muak.
Sisca berada di luar arena sembari mengulurkan tangannya ke depan pertanda memberi aba-aba, ia sangat mahir membuat semua orang menunggu. Tangan yang tadi terjulur perlahan ia angkat sembari meneriakan "pertandingan dimulai" ucapnya dengan lembut namun tegas.
Senjata Onil adalah rapier, sebuah pedang panjang dengan bilah tipis dan ujung yang tajam. Senjata yang cukup menarik karena ia memodifikasi rapier yang biasanya tanpa bilah dibuat dengan bilah tajam dikedua sudutnya. Ia menerjang dengan cepat sehingga muncul di hadapanku dengan sekejap mata, rapiernya sangat fleksibel untuk digunakan menyerang dari samping, maka dari itu aku memilih mundur dan menahan ujungnya dengan benang keras.
Tidak mudah melawan senjata itu, apalagi aku melihat adanya dorongan angin kecil yang ia gunakan untuk membuat tubuhnya ringan. Salah satu elemen Onil adalah angin, dan satu lagi masih rahasia, aku harus berhati-hati dengan itu. Walaupun gerakannya cepat, tapi pergerakannya terlalu mudah dibaca, ia memakai pola yang sama disetiap gerakan, menusuk lalu menebas kesamping. Dasar amatiran, kau pikir aku akan kalah dengan gerakan sederhana seperti itu? jangan bermimpi.
"Hahahaha, kenapa kau hanya menghindar, dasar lacur? apa hanya segini kekuatanmu? di mana letak kesombonganmu yang tadi" gerutunya dengan nafas sedikit tersengal, ia sudah mulai kelelahan. Tiba-tiba ia menjauh setelah pusing melihatku yang hanya bermain-main saja sedari tadi, lagian tidak baik jika harus menyelesaikan ini dengan cepat, aku ingin menguji kekuatan baruku.
"Rahasia pertama, tusukan" ucapnya dan menerjang kedepan dengan cepat, aku tahu tusukan kali ini sangat berat sehingga benangku tidak cukup kuat untuk menahannya. "Rahasia kedua, tebasan" Aghh sial, aku tidak bisa menghindari itu. Tebasan tadi sangat berat, ia meletakkan sekumpulan angin dibilahnya lalu menjadikannya seperti pisau tajam. Aku tersungkur, pelipisku berdarah, dan kesombongan pria itu semakin menjadi-jadi.
"Sepertinya kemampuanmu memang rendahan, sangat mencerminkan bagaimana kemampuan dari daerah kumuh.Apa kau tahu, itu adalah teknik keluargaku yang terdiri dari lima macam gerak, dan kau sudah terluka digerakan ke dua? menyedihkan" aku benar, sedikit goresan yang ia ciptakan mampu menimbulkan kesombongan yang berlebihan.
"Oho, kau sepertinya sangat percaya diri ya? baiklah, aku harap kau tidak mengecewakanku" ucapku, lalu berlari kearahnya dengan cepat. Jika kau menganggap satu luka di pelipis mataku adalah pencapaian terbesar dalam hidupmu,maka kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana rasanya penyiksaan itu nantinya.
"Gerakan dasar, benang pengikat" satu kaki sudah terkunci, sekarang ia tidak akan bisa bergerak dengan mudah.
"Apa-apaan in..." sebelum ia mengeluh aku sudah datang di sampingnya sembari memukulnya tepat di perut. "Aghh, bajingan. Rahasia per.." gerakan yang sama? aku bukanlah orang bodoh yang akan tertipu dengan kemampuan murahan itu untuk kedua kalinya. Sebelum ia menyelesaikan ucapannya aku menarik tali yang ada di kakinya dengan kencang sehingga membuat tubuhnya terjatuh ke tanah. Ia sontak mundur dengan cepat, namun percuma, sekarang tubuhnya sudah ada di bawah kendaliku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Killer
FantasyDi Dunia ini, manusia hidup dengan mendapatkan bakat menggunakan senjata dan juga dianugerahi kemampuan elemental setiap baru lahir. Setiap anak akan dibawa ke kuil persembahan untuk dimintakan petunjuk pada Dewa mengenai bakat dan juga kemampuan an...