Halaman 23.

943 99 25
                                    

Dirimu yang asing dengan mudahnya bisa membuat perasaan ini hadir begitu saja..
Membuat ku mencari-cari, seperti apa sosok mu itu? Kamu berhasil meluapkan rasa ku yang terpendam.

©AW.


~~~~~~~~~~~°°~~~~~~~~~~~










Didalam ruangan OSIS..



"Adeline"

Lily memanggilnya sekali lagi. Entah sejak kapan setiap Lily menyebut namanya, Delynn merasa hatinya bergetar. Setelah itu, Lily memandangi genggaman tangan keduanya. Tak sampai satu menit, Lily menatapnya kembali.

"Jujur... aku bersyukur banget bisa ketemu sama kamu. Semoga kita bisa berteman baik sampe nanti ya.."

"Sampe nanti aku bisa milikin kamu? Entahlah Adeline, aku ga tau kedepannya bakal gimana..".

Delynn yang mendengar ucapan lembutnya, melihat Lily tersenyum manis setelah mengatakan itu. Delynn hanya diam tak langsung menjawab perkataannya. Sudah, ia tidak bisa lagi menatap Lily. Gadis itu memalingkan wajah dan menghela nafas.

"Temen ya.. Hahah apa sih, aku berharap apa coba? Sadar kalo kamu itu orang baru bagi dia Adeline".

Secara perlahan gadis itu melepaskan genggaman Lily, kemudian menghadapkan badannya lurus kedepan. Lily yang melihat pergerakan dan wajah datar Delynn sedikit bingung, Ia salah berucap?.

"Del? Diem bae?".

"Aaa iya.. aku juga Ly. Makasih udah mau jadiin aku temen kamu"
Jawab Delynn yang hanya melihatnya sekilas.

"Pasti dong! Jadi orang baik itu wajib kan?"
Lily berkata sambil menyandarkan punggungnya.

Ia kemudian meletakkan tangan kanannya pada headboard sofa. Delynn melihat itu dan sedikit memajukan badannya. Gadis itu tak ingin kalau saja nanti tangan Lily akan menyentuh pundaknya.

Setelah itu, sudah hampir sepuluh menit mereka tak bersuara lagi. Delynn melirik ke samping, pantas saja, Lily ternyata terpejam. Delynn kemudian menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya. Ia merasa bingung harus bagaimana sekarang.


"Iya Ly, wajib kok. Tapi kalo kamu terlalu baik dan perhatian, orang yang kebawa perasaan bakal salah paham sama perlakuan kamu... apa kamu sama sekali ga sadar? Aku gatau Ly.. maaf..karena aku orang baru di kehidupan kamu".


































"Akh sshh.."

Suara itu, suara rintihan pelan dari Lily secara tiba-tiba membuat Delynn menoleh kesamping. Ia melihat badan Lily sedikit membungkuk dengan tangan kanan yang memegangi dadanya tepat pada rusuk kanan atas.

"Kenapa Ly?"
Delynn bertanya dengan nada biasa, ia yakin jika Lily ingin menjahilinya.

"S-sakit Del.."
Jawab Lily kemudian menghela nafas panjang.

Delynn sedikit tidak percaya, namun ia melihat ekspresi kesakitan yang Lily berikan begitu serius sekarang.

"Jangan becanda, Ga lucu!"

"Ng-ngga Del.. ini beneran sakit.. Dada aku ada yang ci-cidera"

"Terus gimana sekarang?! Masa didiemin aja?!".

"Iyyaah.. biarin.. nanti reda sendiri. Emang begini kalo..kalo kumat eghh"
Lily pun meringis sambil sedikit menekan dadanya.

Tangan kiri Lily mengepal kuat, lalu ia hentakan pada sofa satu kali sambil mengumpat dalam hati nya.

CERITA [LiLynn] "HIATUS" (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang