Halaman 38.

816 78 43
                                    

Haruskah aku mengatakan pada mu,
Kalau cahaya bulan dari mimpi ku adalah kamu?

©AW.



~~~~~~~~~~~~°°~~~~~~~~~~~~









Didalam ruangan OSIS...



Setelah itu, lantas Lily pun mengecup pipi kiri nya, Delynn yang merasa wajahnya memanas langsung memeluk tubuh Lily. Ia sedikit menunduk menyembunyikan wajahnya pada pundak kiri Lily yang dengan senang hati menerima dekapannya, tentu saja.

Diantara pelukan ini juga terdapat sepasang senyum bahagia dan debar tak tertahan. Memberi kehangatan asmara yang menjalar ke seluruh tubuh bagai sengatan listrik. Luapan rasa dari lubuk hati pun dengan jelas seolah menambah kehangatannya.

Ditambah setiap usapan lembut tangan kanan Lily pada pinggang nya membuat Delynn merasa merinding. Tetapi aroma parfum favorit yang melewati indra penciuman nya ini, justru menjadikan Delynn seperti bukan dirinya lagi. Ya, lagi-lagi orang yang ia dekap erat sekarang membuatnya terlena dan kalah akan cinta.

Juga tidaklah bosan, keduanya selalu menyalurkan serta menikmati setiap timbal balik yang mereka terima. Bahkan tak ingin jika dampak nya terhenti meski terkesan sedang mempermainkan.

Baik itu hanya berdekatan sampai bersentuhan fisik seperti ini, seolah-olah magnet yang sudah menjadi candu bagi keduanya. Seakan dan memang telah terangkum dalam kenyamanan. Ya, nyaman.. itulah akibat dari apa yang ada. Apa yang tumbuh di dalam sanubari bahkan sedari awal secara sadar.


Terlepas dari apa yang dialami saat ini, waktu tetaplah berjalan tanpa bisa dicegah.

Lily yang terus merasakan aroma rambut dan tubuh Delynn itu, mengangkat tangan kirinya, lalu dengan lembut mengusap puncak kepala Delynn dua kali, barulah mengeluarkan suaranya dengan pelan.

"Masih betah disini?"

"Terserah kamu.. a-aku nurut aja"

"Yaudah.. bentar lagi ya?"

"Hm "


"Iya Hillary.. Adeline ini selalu betah di pelukan kamu".








Hampir lima menit sunyi, kini tanpa melepas dekapan mereka pun, Lily kembali membuka suara. Akibat dari memori nya yang sudah tak semula lagi itu, membuat ia baru teringat akan suatu hal. Huh! yang benar saja?.

"Kamu sama Kimmy besok ikut ya, kita semua mau makan malam di cafe langganan aku"

Mendengar ajakan itu, Delynn membuka mata. Begitu tumben Lily turut mengajak dirinya untuk pergi keluar bersama para sahabatnya, bahkan baru sekali ini..

"Jam berapa?"

"Ntar kalian dikabarin kok, aku juga yang sekalian jemput"

"Iya.. aku ikut, asal.. sama kamu"

Jawaban Delynn membuat Lily melebarkan senyuman. Entah mengapa suara nya tadi itu menggemaskan. Terdengar manja? mungkin.



CERITA [LiLynn] "HIATUS" (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang