Halaman 35.

1K 98 48
                                    

Senyuman di bibir mu,
Selalu tersimpan di hati.
Seakan-akan menyentuh mesra jiwa ku..

©HAR.



~~~~~~~~~~~~°°~~~~~~~~~~~~














"Adeline? Kenapa?"

Lily sedikit khawatir karena sorot mata Delynn yang berubah menjadi sendu? Ia pun bingung karena Delynn hanya diam hampir lima menit.

Mendengar tanya itu, Delynn mengerjapkan mata lalu kembali memindahkan tangannya ke pundak Lily. Ia tersenyum tipis barulah bersuara.

"Ngga, gapapa"

"Beneran? Jangan bohong sama aku"

Delynn tak lagi menjawab, ia hanya berdehem merespon sambil mengangguk.

Tangan kanannya kembali terangkat mengusap-usap pelan pipi Lily. Ia kini tidak melihat netra Lily, melainkan fokus memandangi tanda hitam kecil di pipi empunya. Ketika baru saja Delynn ingin bersuara lagi, ia urungkan karena Lily memeluknya.

Akhirnya Delynn diam memejamkan matanya menikmati kehangatan yang ia dapatkan.



"Hampir! hampir aja keceplosan tadi.. untung dia ga ngelanjutin"


"Kenapa? Apa yang mau kamu bilang tadi? Aku tau Adeline.. kamu sembunyiin keinginan kamu kan? Maaf.. aku ga bermaksud jahat ngasih harapan apalagi mainin perasaan kamu".












Kini Delynn mendorong pelan bahu Lily agar ia melonggarkan pelukan itu. Setelahnya, Delynn pun kembali mencium pipi nya yang membuat mata Lily otomatis terpejam. Entah mengapa ia merasa hatinya tersentuh dengan sensasi yang berbeda saat ini. Lily dapat merasakan dengan jelas ketulusan yang Delynn berikan padanya.

Delynn sudah kembali menatapnya sekarang, Lily meneguk ludah nya kasar, haruskah ia sudahi semua? Haruskah ia tinggalkan dan lupakan saja? Lily benar-benar harus membuat keputusan secepatnya. Ia tidak ingin menambah rasa bersalah nya, kepada siapapun, terutama pada Delynn.

Dengan kedua bola mata nya yang memanas, Lily memeluk Delynn lagi namun lebih erat kali ini. Tangan kanannya terangkat mengusap-usap kepala Delynn dengan lembut. Lily pun sekuat tenaga menahan agar tangisnya tidak tumpah hingga kepala nya sedikit sakit sekarang.

Ia juga terpejam saat merasa emosinya ingin meluap. Tidak, jangan sampai, dengan cara mengatur nafasnya, Lily bersikeras melawan emosi itu supaya tidak menguasai dirinya sekarang ini.


Delynn merasakan jika badan Lily sedikit bergetar, jangan bilang ia menangis dalam diam lagi?! Delynn melonggarkan sedikit tangannya dan melirik Lily yang ternyata tidaklah menangis, hanya memejamkan mata.

Belum sampai satu menit, akhirnya Lily bersuara.

"Adeline, aku mau ke toilet"

Sebuah kebetulan, Delynn hanya mengangguk mengiyakan nya, Lily kemudian melepas dekapannya.

Jelas tanpa Delynn ketahui, itu karena Lily tak ingin hilang kendali, ia harus segera membasuh wajahnya. Berharap semoga emosinya tidak akan merajalela.













Sementara Lily yang berada di dalam toilet, Delynn bergerak menyimpan earphone kedalam laci meja belajar, dan meletakkan ponselnya diatas meja nakas. Lalu Delynn duduk diatas kasur sambil memeluk bantal guling sembari menunggu Lily selesai.

CERITA [LiLynn] "HIATUS" (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang