Halaman 33.

1.1K 103 24
                                    

Meski tak bisa bersatu,
Sayangilah diriku dengan tulus.

©FR.



~~~~~~~~~~~~°°~~~~~~~~~~~~














"Sama Fritzy ya, cuma bedua? Abis darimana? Kayanya ruang OSIS deh, soalnya kan kemarin dia ngajak aku lewat situ. Sahabat sih.. tapi kok keliatan mesra bener pegangan tangan nya?"


Delynn yang baru saja kembali dari perpustakaan itu tak sengaja melihat jika Lily dan Fritzy berjalan santai dari koridor belakang yang selalu sepi. Area yang bersebrangan dengan koridor ini membuat Delynn dapat melihat keduanya dengan jelas meskipun jauh.

Tak mau ambil pusing, gadis itu kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruang guru setelah Lily dan Fritzy tidak terlihat lagi.















































Lily memindai sekeliling kawasan yang sudah sepi ini, menandakan semua orang telah memasuki kelas. Kemudian, dengan lembut, Lily mencium punggung tangan kanan Fritzy yang ia genggam. Hal itu membuat tangan kiri empunya refleks menepuk pelan lengan pelaku.

"Kalo ada yang liat gimana?"
Tanya Fritzy menatap Lily dengan kesal.

"Sepi kok, ga bakal. Lagian tenang ajalah dek, biasa aja napa"
Lily tentu menjawab nya dengan santai.

Fritzy menghela nafas sebelum kembali berkata.

"Untung aja sayang"

Lily pun terkekeh mendengar suara Fritzy yang ia tekankan.

"Iya lah pasti itu, dari awal emang sayang sama aku. Ya kan sayang? "
Ucap nya lagi yang membuat Fritzy kembali menghela nafas lelah.

"Always, adaa aja jawaban nya"

"Ehheh  Hillary gitu loh"

"Hem.. suka-suka kamu, yang penting seneng aku juga ikut seneng"

"Iihh gemes nyaa adik kecil satu ini"

Lily malah mengucapkan itu sambil mencubit pelan pipi Fritzy tentu saja membuat dirinya mendengus.

"Kita cuma beda setahun ya kalo kamu lupa"

"Ga lupa kok, tapi bagi aku kan kamu tetep adik yang paliing aku sayang"

"Siap bang!"

Jawab Fritzy tegas yang akhirnya membuat mereka sama-sama melebarkan senyuman.

Keduanya selalu merasa senang hati jika menghabiskan waktu bersama yang tak selalu bisa dilakukan. Dapat saling memantau pun sudah membuat Lily dan Fritzy tidak memiliki rasa khawatir. Saling percaya serta menjaga segala sesuatu selalu mereka terapkan.

Juga tak jarang, beberapa hal hanya keduanya yang mengerti. Membuat sahabat-sahabat nya angkat tangan, menyerahkan itu pada Lily dan Fritzy. Keduanya sangat klop satu sama lain dibandingkan dengan empat orang lainnya yang masing-masing memiliki ego cukup tinggi.









"Kamu ada didepan mata dan ga jauh dari aku aja udah buat aku seneng.. makasih ya.. ga bakal bosen bilang kalo aku bersyukur banget bisa ketemu sama kamu. Dengan sifat kita yang hampir sama ini, jangan pernah berubah, karena kamu juga salah satu warna dihidup aku..  ".













CERITA [LiLynn] "HIATUS" (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang