Halaman 4.

1.7K 113 2
                                    

Bel terakhir telah berbunyi, akhirnya. Selesai sudah jam pelajaran dihari Senin ini. Semua murid berbondong untuk pulang kerumah masing-masing. Tak ubahnya Lily dan sahabat, mereka setelah keluar kelas langsung menuju parkiran guna menaiki kendaraan nya.

Ya, kebanyakan murid BalaRaja48 ini membawa kendaraan pribadi dikarenakan lokasi sekolah yang cukup jauh dari jalan raya. Mereka berfikir lebih efektif jika memakai kendaraan pribadi.

"Ly, kami duluan ya. Inget, kalo urusannya udah selesai langsung balik"
Perintah Oline yang tentunya mengarah ke Lily.

Ia sedang berada diparkiran bersama Oline, Erine, Regie dan Aralie yang menebeng pada Regie dikarenakan jalan pulang mereka searah. Sedangkan Fritzy telah dijemput oleh supirnya sedari tadi.

Sahabatnya yang mendengar perkataan Oline tadi hanya bisa menghela nafas karena Oline yang kesannya terlalu posesif terhadap Lily.

"Siap! Tenang aja, kalian hati-hati oke"

Jawab Lily sambil tersenyum dan melambaikan tangan, lalu menuju ke taman belakang sekolah.






































Di taman belakang sekolah, Lily melihat orang yang sedari tadi menunggunya. Lily tentu saja menyapa ramah.

"Kak?"
Ujar Lily sambil menyentuh pundak gadis tersebut.

Sontak gadis yang membelakangi nya pun menoleh. Sangat terlihat raut wajah khawatir darinya.

"Ly.."
Gadis itu langsung berdiri dan perlahan memeluk nya.

Lily langsung membalas pelukan dari nya. Hampir tiga menit, gadis itu baru melepaskan pelukan itu. Lily tentu tidak pernah melepas duluan jika ada yang memeluknya. Selain ia suka pelukan, Lily tak ingin jikalau sampai melukai hati orang yang memberi kehangatan untuk nya.

"Gimana keadaan kamu? Masih sakit?" Tanya gadis itu cemas.

Lily pun terkekeh sambil melepaskan dasi nya. Ia menjawab pertanyaan dengan santai.

"Udah ga kenapa-kenapa kok. Kamu tenang aja kak, cuma luka kecil ini"

"Tapi ini lebam banget Ly.. Kalo cidera kamu kambuh gimana?"

Tidakkah Lily tau? Gadis itu sangat khawatir melihat dahi nya. Lily yang tak ingin orang terlalu mengkhawatirkannya pun hanya bisa menenangkan gadis itu.

"Kamu jangan terlalu khawatir. Aku jamin ga bakal ngaruh Jen"
Ucap Lily yang kemudian duduk di bangku taman itu.

Yah.. Jeane Victoria alias Jeane wakil ketua PMR, siswi 12A dan petugas UKS tadi pagi, ialah gadis itu. Mereka berdua adalah orang yang dekat, bahkan sangat dekat hingga Jeane pernah menyatakan perasaannya kepada Lily. Namun Lily dengan berat hati menolaknya, sebab Lily tidaklah memiliki perasaan yang sama.

Mereka berdua sudah saling mengenal sejak di bangku SMP, Jeane dulunya adalah kakak kelas sewaktu Lily mengikuti OSIS. Lily sudah menganggap Jeane seperti saudaranya sendiri. Mereka juga sepakat akan terus berhubungan baik setelah Jeane menyatakan perasaannya.

Tentu saja Jeane merasa senang, gadis itu sangat mengenali Lily yang tidak mungkin akan menjauhinya. Dan jika Lily sudah memanggil nama Jeane, artinya ia benar-benar serius akan setiap perkataannya.

Jeane kini ikut duduk sambil menghela nafasnya, ia merangkul lengan Lily dan bersandar pada pundak kiri nya.

"Yaudah kalo gitu, jangan dipendem kalo kamu ngerasa sakit ya.."

Lily hanya berdehem seraya mengeluarkan ponselnya yang tadi berdering.


Haaahh.. Debaran ini, Jeane sangat suka jika ia sedang bersama Lily seperti ini. Sebab dirinya akan merasakan sensasi yang belum didapatkan dari orang lain. Sesak rasanya.. namun apa boleh buat? Mereka tidaklah bisa memaksakan perasaan. Ia juga tak ingin Lily menghilang dari hidupnya. Seperti ini saja sudah membuat Jeane bahagia..

CERITA [LiLynn] "HIATUS" (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang