5. Perasaan Yang Sama Namun Berbeda

17 6 0
                                    

INGATKAN JIKA ADA TYPO YA SENGKU😙

BTW APA KABAR KALIAN HARI INI??
Jangan lupa vote dan komenn


HAPPY READING.

....


Siang hari yang sangat terik dan juga kelas XI IPA B akan memulai pelajaran PJOK, banyak keluhan yang terdengar dari mulut siswa-siswi.

Mereka berlari mengitari lapangan sebanyak 3 kali dari arahan sang guru. Bukannya lari malah mereka hanya jalan dengan santai meski diperhatikan oleh Pak Riyadi.

Beliau menggelengkan kepalanya karena disetiap kelas yang ia ajar kelakuannya tidak jauh beda dengan kelas XI IPA B.

"Ya Allah, berikanlah hidayah untuk murid-murid ini" Ucap pak Riyadi mengelus dadanya.

Gita, Nara, dan Sadipta hanya mereka bertiga yang berlari sesuai perintah Pak Riyadi, sebenarnya Nara ingin mengikuti jejak murid lain tetapi Nara memaksa agar tetap berlari.

"Duh perut gue sakit banget sumpah" Nara ngos-ngosan memegangi perutnya dan duduk dipinggir lapangan voli.

Gita ikut duduk disamping Nara "Jarang olahraga ya lo?"

Nara mengangguk sebagai jawaban, meluruskan kakinya sembari menunggu yang lain.

Tak jauh dari arah mereka Sadipta duduk sendiri mengselonjorkan kakinya. Hanya diam dengan wajah datarnya.

Gita mengalihkan pandangannya ke lain arah acuh terhadap Sadipta kenapa juga harus menatapnya lebih lama? Memangnya siapa dia? Pikir Gita.

"Ta, gue ambil minum gue dikelas dulu ya?" Tanpa menerima persetujuan dari Gita Nara bangkit dari duduknya dan beranjak dari sebelah Gita.

"Oke." Jawab Gita.

Setelah Nara sedikit jauh dari pandangannya seseorang duduk didekatnya tanpa diketahui.

Iya, dia Sadipta.

"ngapain lo disini?" Tanya Gita dan sedikit mengikis jarak keduanya.

Sadipta tersenyum "nih buat lo" Menyodorkan sebotol air minum entah dari mana ia mendapatkannya, ia tak peduli.

"Ngapain gak bilang, tau gitu Nara gak usah ke kelas segala!" Gita menyambar botol air yang ada di Sadipta, tetapi Sadipta menarik kembali botol tersebut dari tangannya wajahnya kembali datar.

"Bukan buat Nara, tapi buat lo." Ujar Sadipta.

"Suka-suka lo"

"Ambil"

"Gak"

"Ambil, Bita"

Mendengarnya Gita terdiam. Bita. Nama kembarannya disebut.

Gita menoleh, menyebalkan sekali orang disampingnya ini dasar pemaksa. Sadipta mengambil tangan Gita lalu meletakkan botol air ditangan Gita.

"Nih. orang waras apa waras?" Batin Gita tengah menatap Sadipta intens.

"Gak boleh nolak rezeki" Ucap Sadipta lalu meninggalkan Gita sendiri di pinggir lapangan voli.

...


Gita sedang berada di perpustakaan yang ada di dalam sekolah, suasana yang tenang untuk menjauh dari kebisingan siswa-siswi yang berada disetiap sudut sekolah.

UNTUK AGITA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang