10. Hadirmu Bukanlah Masalah

8 2 0
                                    

Happy reading!!


....



"Maaf kak.. hadirnya aku disini jadi buat repot kalian semua" -Yara Magista

....

Hari ini Gita bersekolah berangkat bersama dengan Nara menggunakan mobil milik Nara. Dirinya yang berpenampilan cupu seperti itu tak luput dari gangguan Keisha dkk tadi pagi, untung saja ada salah satu anggota Osis yang melerainya.

"Gue boleh pinjem Bita sebentar?" Tanya Sadipta. Ia berada didepan meja milik Gita.

"Lo Nanya ke gue tapi natap gue Bita." Ketus Nara. Pagi-pagi kesabaran sudah di uji.

Tidak apa-apa, orang sabar katanya Nara jodohnya Cha Eun Woo.

"Boleh?" Tanya Sadipta kembali.

"Lo kata Bita barang apa? Ngomong aja disini. Gak, gak, gue bocorin ke anak-anak." Jawab Nara.

"Itu rahasia" ujar Sadipta.

Nara memutar bola matanya jengah. Kenapa sih didunia ini harus ada yang namanya rahasia? Membuat jiwa keponya semakin lincah untuk mencari tahu.

"Kenapa?" Kini giliran Gita yang bertanya dengan kerutan di keningnya.

"Ayo ikut gue"

"Gak mau." Gita menatap tak suka terhadap Sadipta "lagian apa pentingnya coba?"

"Penting." Jawab Sadipta datar. Ada satu ide terlintas di benaknya ia tersenyum ke arah Gita. "Ikut gue, nanti gue beliin telur gulung"

Gita terdiam ditempatnya. Sialan, tawaran itu tidak mungkin ia tolak kan? Sebisa mungkin ia mengontrol eskpresi wajahnya.

"Fine, 15 tusuk." Jawab Gita. Ia berdiri lalu beranjak mendahului Sadipta yang masih memandangi dirinya.

Sadipta tak kuasa menahan senyumnya, ternyata hal ini mampu meluluhkan Gita. Dengan telur gulung. Dengan semangat ia mengikuti Gita yang sudah lenyap dari balik pintu kelasnya.

"Jir. Disogok telur gulung langsung mau? Bukan maen" gumam Nara dengan ekspresi keheranan.

...


Gita mengulurkan tangannya tepat didepan Sadipta, meminta apa yang sudah dijanjikan kepada dirinya.

"Gue gak suka lama-lama, mana janji lo?"

Sadipta terkekeh. "Gue belum ngomong apapun lo udah minta duluan" ia memandangi wajah cewek didepannya ini tanpa ingin mengalihkannya kemana pun.

Gita berdecak menatap Sadipta jengah "lo udah janji."

"Lo orang pertama yang berhasil buat gue jatuh sejatuhnya sama lo, Abita Aswara Ulani." Ucap Sadipta memandang lekat wajah Gita. Entah mengapa setiap kali memandang wajah cewek itu rasanya sangat damai.

"Gue mohon. jangan pernah minta gue buat hapus perasaan ini ke lo, karena. Gue gak akan bisa" ujar Sadipta kembali.

Tolong siapapun bawa Gita dari suasana seperti ini, mengapa ia harus dihadapkan dengan orang seperti Sadipta ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNTUK AGITA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang