7. Haus Kasih Sayang

12 5 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNN, AYO BANTU AKU BUAT SEMANGAT UPDATE CERITA INI.

HAPPY READING.


...

"Beli telur gulung enak nih kayanya." Gita menyunggingkan senyum indahnya melihat pedagang telur gulung.

Katanya jajan pinggir jalan itu adalah favorit Bita, setiap mereka jalan-jalan berdua jajan mereka tak luput dari telur gulung.

Ia berjalan mendekati pedagang itu, tak jauh dari tempatnya berada.

"Halo neng cantik mau beli apa?" Tanya penjual itu dengan ramah.

"Udah tau menu cuma satu pake nanya mau beli apa." Batin Gita

"Steak ada?"

Bang Udin. Nama yang tertulis di gerobaknya lantas tertawa mendengarnya "haha neng, mana ada saya jual gituan. Itumah ada di restoran mahal"

"Nanya aneh-aneh sih bang" ucap Gita.

"Telur gulung sepuluh ya bang" lanjutnya kembali.

"Ahsiap!"

"Neng duduk dulu" bang Udin mempersilahkan Gita duduk dibangku didekatnya.

Gita mengangguk menanggapi, ia mendudukkan dirinya ke bangku yang tidak diduduki oleh siapapun.

"Hai Bita" Sadipta baru saja datang dan langsung duduk dibangku yang sama dengannya.

"Ngagetin mulu lo" ucap Gita mendengus kesal.

"Wah mas Dipta, neng ini pacarnya ya?" Tanya bang Udin menatap Sadipta lalu kembali fokus membuat telur gulung nya.

"Bukan bang" bukan Sadipta yang menjawab melainkan Gita.

Sadipta terkekeh disebelahnya ia menatap Gita lekat "otw bang, doain ya"

Bang Udin yang sedang mengaduk adonan lantas tertawa mendengar ucapan Sadipta kepadanya.

Gita tak menanggapi ucapan Sadipta, ia hanya duduk tanpa minat menoleh ke Sadipta yang sejak tadi memandangi dirinya.

"Jangan liatin gue kaya gitu." Gita mulai risih dan melayangkan pandangan tak suka ke Sadipta.

"Gue bukan Bita" lanjutannya dalam hati.

Sadipta tersenyum entah kenapa setiap kali ia menatap Gita perasaannya sungguh nyaman, walaupun cewek itu sering menolak kehadiran dirinya.

"Sampai kapan lo nolak kehadiran gue?" Bisik Sadipta ditelinga Gita hingga membuat sang empunya mematung ditempatnya. Gita benci hal ini.

"Sampai semuanya berakhir." Gita menatap Sadipta dengan tajam.

"Ini neng udah jadi"

Suara bang Udin membuyarkan keduanya, Gita dengan cepat berdiri dari tempatnya mengambil telur gulung nya, tak lupa ia membayarnya.

"Neng tunggu! Ini kembaliannya gimana?" Teriak bang Udin kepada Gita berlari menjauh dari gerobaknya.

"Udah ambil aja bang!" Balas Gita berteriak.

UNTUK AGITA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang