[00.03]

483 30 1
                                    

Ok, sesuai rencana. Sekarang letha tengah menjalankan ekting nya yang pura-pura hilang ingatan.

"gimana?" tanya pemuda tersebut dengan nada dingin kepada sang dokter. Ciri-ciri sifat bunglon ni cowok.

"Setelah saya priksa, nona tak menandakan tanda-tanda luka yang menyebabkan ia mengalami amnesia" jelas sang dokter.

"Bangke ni dokter, kagak bisa di ajak kerja sama apa!? " batin letha kesal.

"Tapi mungkin, ini terjadi karna nona yang sudah koma cukup lama, dan mengakibatkan ingatannya sedikit kacau dan berakhir hilang ingatan sementara" jelas dokter tersebut lagi.

(Info ni ya, si netha tu koma karna kecelakaan, dan tu anak koma udah hampir 3bulan, sampe si letha nepatin tubuhnya(*・∞・)ノ。)

"Kau bisa keluar" jawab pemuda tersebut dingin.

"Baik, saya permisi tuan muda, nona muda" pamit sang dokter lalu berlalu keluar dengan terburu buru. Takut dia tu( ͡°³ ͡°).

"Jadi, bisa beritau kau siapa?,dan aku siapa? " tanya letha memecahkan keheningan.

(Tumben-tumbenan ni bocah kalem, kudu di abadikan nih(^・ェ・^))

"Namamu, Anethana Zerlina Glowndran dan abang Defantra Harsanza Glowndran, kau biasa panggil bang Harsa atau bang za" jelas Defan yang di balas anggukan oleh letha atau sekarang kita panggil netha.

"Aku panggil bang def aja boleh?" tanyanya memastikan.

"Apapun untuk kesayangan abang" sembari tersenyum manis lalu mengusap lembut kepala netha.

"Gila! Karung mana karung???!" batinnya histeris melihat betapa tampannya pemuda yang sempat ia sebut tak waras tadi.

"Emmm, bunda sama ayah?"tanyanya, siapa tau udah kagak ada.emmmm maybe?..

"Astaga! Abang lupa kabarin!" dengan segera ia meraih handphone nya yang berada di atas sofa kalau menghubungi kedua parubaya tersebut.

Masih ada ternyata ( ͡°❥ ͡°).

SKIP-

"AaaAaaAaa BeeEee CeeeeEee"suara bak burung kejepit tersebut berasal dari gadis yang saat ini tengah duduk sembari memandang luar jendela dengan camilan di tangannya yang di pasang selang infus.

"bosen bet dah, kapan pulangnya yak?" tanyanya pada diri sendiri.

"Kalok di inget, inget lagi.... Njir! Gw baru ngeh! Gw masuk novel abal-abal entu! Astagaa, berarti gw bakal liat adegan ples ples dong??!!"

"Tapi, kan tinggal ngehindarin aja? Bodoh bet gw" meruntuki dirinya yang amat sangat bodoh tersebut.

"Jadi penasaran gw, gimana ya rupa si ceweknya ampe jadi rebutan satu rt??" sembari membayangkan bentuk dan rupa protagonis wanita yang menurutnya abal-abal.

Kagak rt juga kali( ͡°Ĺ̯ ͡° ).

"Udahlah, dari pada ngehayalin yang kagak penting, mending gw minta dokter buat pulangin gw" ujarnya sembari beranjak dan berjalan keluar kamar gawatnya.

Di Koridor, ia melihat begitu banyak pasien dari yang muda sampai yang tua ada semua.

Sampai langkahnya berhenti di suatu ruang rawat yang memancarkan suara yang ia cari. Suara seorang dokter.

Cklk!

Seluruh penghuni kamar langsung mengalihkan antensi pada gadis yang entah siapa yang tiba-tiba membuka ruangan, mungkin nyasar pikir mereka.

"Cari siapa dek?" tanya wanita paru baya tersebut dengan lembut.

"Emm, itu, saya mau cari dokter itu" tunjuk nya pada seorang dokter yang tadi tengah memeriksa pasien di ruangan tersebut.

"Saya?" tanya dokter tersebut bingung.

"Iya, saya mau nanya sama pak dokter, hari ini saya boleh pulang kan?" pertanyaan itu membuat seluruh penghuni kamar tak habis pikir, apalagi sang dokter.

"Itu-

"Netha, kamu ngapain di sini dek?" perkataan dokter itu terpotong oleh suara Defan yang tiba-tiba entah datang dari mana.

"Oh, bang Def, itu netha mau nanya sama pak dokter kapan netha pulang" jawabnya tanpa beban.

"Astagaa, maaf mengganggu kami permisi" tanpa menghiraukan netha, Defan langsung menyeretnya keluar dari ruangan tersebut, dan membuat semua penghuni ruangan semakin bingung dan tak tau dengan situasi apa yang tengah mereka alami saat ini.

'Gadis aneh'-

Kembali ke sisi netha yang kini tengah merengek bak anak itik kepada sang induk untuk di beri makan. Namun bedanya ia merengek untuk di pulangkan dari rumah sakit kepada sang abang.

"Ayolah bang~" dengan nada memelas yang malah terdengar agak enghhh.... Ya gitu lah.

"Lo ini baru aja sembuh dah minta pulang aja??! Ntar kalo bunda sama ayah nyalahin gw, mau tangung jawab lo!" sarkas garang Defan yang sudah jengah oleh rengekan gadis di depannya itu, yang sialnya adalah adiknya sendiri.

"Ni cowok tadi manggilnya pake aku-kamu, sekarang malah lo-gw, ciri-ciri cowok kagak setia pendirian nih" batin netha sembari menatap mengeluh pada Defan yang menatapnya tak kalah tajam.

"Terserah, mulai sekarang kita musuhan titik kagak pake koma!"sembari mengalihkan pandangan dengan kesal.

"Yasudah" jawaban Defan itu mampu membuat netha semakin naik darah di buatnya.

"Lo nyebelin banget sih udin!!"

"Lo yang keras kepala! Dan lagi nama gw bukan udin ya siti!!" balas Defan tak Terima.

"Lo-

Cklk!

Suara pintu di buka mengalihkan atensi dua makhluk yang tadinya saling menerkam kini diam menatap dua orang paru baya di ambang pintu.

"Bunda, ayah" panggil Defan yang langsung ingin melangkahkan kakinya mendekati kedua orang tersebut.

Namun tak jadi karna tiba-tiba saja salah satu dari mereka berlari dan memeluk gadis di dekatnya dengan erat.

"Bunda kangen banget sama kamu sayang" seru wanita yang tiba-tiba saja memeluk netha, membuat sang empu tersentak.

"I-itu" ia ingin menjelaskan bahwa ia tak mengingat wanita tersebut, tapi ia tak tau harus bagaimana menjelaskannya.

Dengan tampang bingung ia menatap Defan. Defan yang peka pun segera angkat bicara untuk menjelaskan yang sebenarnya.

(Berdosa ni anak, orang tua aja di boongin, ck ck ck ( ͡° ʖ̯ ͡°)kagak patut di tiru frend)

AND-

Sampai jumpa di bab selanjutnya☆(ノ◕ヮ◕)ノ*

𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐀𝐍?(ᴛʀᴀɴsᴍɪɢʀᴀsɪ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang