Rahasia Terungkap

32 3 6
                                    

Saat ini semua keluarga dan teman teman Kayana berdiri dengan perasaan cemas di depan ruang UGD tempat Kay diperiksa.Sudah hampir 1 jam Kay berada disana tapi belum ada tanda tanda dokter keluar dari ruangan itu.Luna dan Jane sedari tadi menangis sedang ditenangkan oleh Arin.

"Ssssttt ortunya kak Kay ga ikut nyusulin ke rumah sakit ???".Bisik Lilis.

"Katanya sih lagi ngurusin pesta tadi".Sahut Sora.

"Gilak yang bener aja sih mereka.Ini anaknya sendiri loh yang sakit harusnya mereka perhatian dikit lah kok malah pilih ngurusin pesta ga penting.Liat aja tuh yang punya acara aja kesini ngapain coba mereka masih disana ???.Ga guna banget jadi ortu".Kesal Joan.

Najendra yang duduk tak jauh dari tempat mereka mendengar itu semua.Dalam hatinya dia menyumpah serapahi kedua orang tuanya yang lebih mementingkan nama baik keluarga daripada keadaan adik bungsunya.

"Joan goblok  itu ada abangnya njiiiir mulut lo klo ngomong".Teriak Sora.

"Bodo amat terlanjur kesel gue.Pantes aje kak Luna sama kak Kay minggat dari rumah,orang keluarganya aja kek iblis semua.Biadab,Anj*ng,B*bi,Bajingan".

"Udah Jo udah",Sora segera menarik tangan Joan mengajaknya pergi dari tempat itu sebelum mulut pedas gadis itu kembali mengeluarkan kata kata keramat.

Ceklek 

Pintu ruang UGD terbuka lalu nampak seorang dokter keluar dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan.

"Dokter bagaimana keadaan adik saya ???",tanya Luna.

Dokter itu menghela nafas lalu melepas kacamatanya.

"Penyakit kanker yang diderita dokter Kayana sudah mencapai stadium 4.Kemoterapi yang selama ini dilakukan tidak berhasil dan kankernya semakin menyebar ".

"Kanker ????",lirih Luna.

Semua yang ada disana terkejut mendengar perkataan dokter tersebut karna memang tidak ada yang tahu masalah ini kecuali Jane.

"Apa dokter Kayana tidak pernah mengatakan tentang penyakitnya pada kalian??? Dokter Kayana didiagnosis menderita kanker paru sejak 6 bulan yang lalu".

Sungguh semua tulang tulang Luna rasanya melemas seketika tubuhnya ambruk bersimpuh dilantai.Kenapa dia tidak tau apa apa ?? Kenapa dia tidak tahu kalau selama ini adiknya itu sakit parah ???.

"Saat ini keadaannya kritis dan untuk sementara akan dipindahkan keruangan ICU sampai keadaannya stabil.Satu satunya jalan  adalah operasi dan itu membutuhkan waktu karna sampai saat ini belum ada donor paru paru yang cocok untuk pasien".

Brankar milik Kay didorong keluar menuju ruang ICU.Tubuh Kay terbaring tak sadarkan diri dengan selang ventilator yang dimasukkan ke dalam mulut untuk membantu pernafasannya.

"Kami akan terus berusaha mencari donor yang cocok.Untuk saat ini kita hanya bisa berdoa agar pasien bisa bertahan dan melewati masa kritisnya". 

Luna sungguh tak sanggup lagi telinganya berdengung setelah mendengar penjelasan dokter tadi.Tubuhnya lemas dia sudah tak sanggup untuk berdiri tetapi dia harus menyusul adiknya dia harus menjaganya.Perlahan  dia berdiri dibantu oleh Arin dan Lilis.

"Gue mau ke tempat Kay".

"Iya gue anterin kesana jalannya pelan pelan".Arin dan Lilis akhirnya memapah tubuh Luna menuju ruang ICU tempat Kay dirawat.

"Papi sama mami pulang dulu aja ya biar Rina dan mas Tegar yang mengurus semuanya".

"Tapi papi mau lihat Aya dulu".

"Piii Aya juga belum bisa dijenguk malam ini nanti klo udah bisa dijenguk papi kesini lagi ya.Kasihan mami pasti udah capek mending papi pulang dulu istirahat".

Kosan Komplek GrahadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang