Shock

10 2 3
                                    

Keesokan harinya..

Minju dan ketua park sudah sampai ke rumah calon tunangan gadis tersebut, mereka di sambut secara baik-baik dan Minju terpukau dengan kemewahan rumah milik calon tunangannya itu.

" Salam kenal saya Yoona, putra saya masih bersiap tunggu sebentar lagi ya. "

" Baik santai saja. "

" Ayo di makan dulu. "

" Nanti saja bibi. "

" Wah gila rumahnya mewah banget, pasti dia seorang pangeran. Ah gak gak sadar lo ju. "

" Tante dengar kamu pintar bermain biola ya? tante sangat menyukai musik, lain kali kamu bisa menunjukkan keahlian dalam bermain biola. "

" Boleh Tante. "

" Tuan muda sudah disini. "

" Persilakan masuk. "

" Baik nyonya. "

Pintu ruangan itu pun di buka oleh penjaga pintu disana dan munculah seorang pria dari balik pintu tersebut.

Pintu ruangan itu pun di buka oleh penjaga pintu disana dan munculah seorang pria dari balik pintu tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Nah dia putra saya. "

Minju yang sedang minum itu tersedak ketika melihat Wonbin berdiri di depan pintu, gadis itu terlihat membulatkan matanya dengan sempurna.

" nightmare...

" Maksud mama dia calon tunangan gua?! "

" Gamau, batalin. "

" Siapa juga yang mau sama lo?! "

" Sebaiknya kita tinggalkan mereka berdua, mari saya antar ke ruang utama. "

" Kakekkkk. "

" Ish, batalin pertunangan ini. "

" Gue juga gamau anjir. "

" Gue kira yang dateng pangeran taunya malaikat pencabut nyawa. "

" Bacot! "

" Lo, sana hush hush. "

" Ini rumah gua lo yang pergi. "

" Ngusir, awas aja lo. "

" Bodoamat. "

" Ga gua ajarin kimia tau rasa lo. "

" Jangan gitu :( "

" Ga usah sok imut geli gua liatnya. "

" Serah, lo masih sama youngseo kan? batalin tunangan ini. "

" Lo pikir segampang itu? "

" Bilang aja lo-

" Diem gak, gua lagi baca buku. "

Minju menghela nafas kasarnya ingin rasanya ia memukul pria yang ada di depannya itu. Dia lebih menyebalkan dari Nicholas.

Pelayan pun masuk mengantarkan cemilan dan menaruhnya di atas meja di depan Wonbin, pembantu itu memberi isyarat bahwa Minju tertidur di kursi bulu milik mama nya itu.

" Biarin aja bi. "

" Aduh nona muda cantik ya. "

" GAK. "

" Loh kok ngga tuan? "

" Masih cantikan anjing saya. "

" Bilang apa lo?! "

" Lo jelek kaya babi. "

" YAAA! "

" Emang kenyataannya. "

Minju pun memukul pria itu dengan bantal tersebut, pria itupun menepis pukulan gadis tersebut sambil menatap tajam.

" Hachi..

" Bantal gua!! "

" Lo ngeselin anj ngatain gue babi. "

" Ganti! "

" Ogah. "

" Awas aja lo di sekolah. "

" Blee~

.
.
.

" Apa anda yakin mau menjodohkan mereka berdua? "

" Tentu ketua, saya yakin calon besan akan menyukai Wonbin. "

" Saya sangat menyukai Minju, saya harap mereka benar-benar bisa menikah. "

" Ah Yoona, cucuku ini cukup bandel. Aku takut dia membuat masalah. "

" Mama! lihat ini. "

" Astaga bantal nya kenapa..

" Di rusakin Minju. "

" Ihhh kok ngaduu. "

" Astagaa kirain kenapa, yaudah nanti mama beliin lagi. "

" Gamau, minju yang harus ganti. "

" Beli dimana? "

" Perancis lah mana lagi. "

" What...

" Apaan? gantiin gamau tau. "

" Heum..

" Atau, lihat aja besok di sekolah. "

" Idihhh. "





Bersambung

When We Were Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang