"kau akan diam saja ?"
"Apa yang bisa kulakukan Jimin-ah ?"
"Tinggalkan dia, dia pria brengsek "
"Tapi aku masih mencintainya "
"Kau bisa mendapatkan yang lebih baik "
"Bagaimana dengan putra kami ?"
"Putramu akan mengerti, jelaskan padanya, dia sudah cukup besar untuk mengerti hal seperti ini "
Pria cantik itu menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa merah maron itu, memikirkan apa yang di katakan sahabatnya itu, keputusan apa yang harus dia ambil.
Suara musik bising club itu tak mampu mengalahkan suara bising di dalam kepalanya, berdebat dengan dirinya sendiri.
.
Dia memasuki apartemanannya dengan sedikit sempoyongan, seorang pria muda menghampirinya dan membantunya untuk berjalan
"Berhentilah seperti ini Ayah, ada apa denganmu?"
"O Hosu-ah"
Ucapnya parauPria bernama Hoseok yang di panggil ayah itu tersenyum melihat hanya putranya sajalah yang dia miliki sekarang.
.
.Pagi harinya Hoseok terbangun dengan kepala yang terasa berputar, di atas meja kecil di samping tempat tidurnya sudah tersedia sup untuk menghilangkan mabuk semalamnya.
Dia memalingkan pandangannya ke arah sisi lain tempat tidurnya, terlihat masih rapi dan itu artinya orang yang sudah 16 tahun
menyandang sebagai suaminya itu tak pulang lagi, terlihat semburat senyum pahit di wajahnya, ini sudah malam ke 3 dan dia selalu mendapat jawaban yang sama jika bertanya kenapa sang suami tak pulang"aku sibuk, ada banyak pekerjaan jadi mengertilah"
Ya begitulah jawaban yang selalu dia dapatkan.Hoseok sudah lelah, hari ini dia akan keluar untuk mengurus semuanya.
.
Siang harinya, sang putra kembali setelah sekolahnya, dia membawa sebuah kantong plastik putih berisikan buah stroberi kesukaan sang ayah.
"Ayah tinggalkan saja Papa, kita tinggal di tempat nenek dan kakek"
Ucap Hosu tiba-tiba, dia masih sibuk memotong tangkai stroberi agar sang Ayah lebih mudah memakannya"Kau bicara apa ?"
"Sekarang aku tau semua masalah yang membuat ayah selalu pulang dalam keadaan mabuk"
"Hah anak kecil tau apa?"
"Ayah, aku sudah 14 tahun, aku sudah besar, semalam ayah menceritakan semuanya"
"APA ?! ,ah sial"
Hoseok memukul kepalanya mengutuk kebodohannya, mabuk membuatnya menceritakan kegundahan hatinya selama ini."Taka apa, aku akan ikut ayah, ayo pergi, aku merindukan ayah yang ceria seperti dulu, biarkan papa dengan selingkuhannya, suatu saat dia akan mendapatkan karmanya"
Hosu sepertinya sudah memikirkan ini dengan sangat matang, dia berucap sangat yakin dengn keputusan yang dia minta pada sang ayah..
.Sorenya sang kepala keluarga pulang ke rumah dengan wajah kusutnya, terlihat sangat lelah, dia melempar sembarang tas kerjanya.
"Kenapa sepi sekali "
GumamnyaDia beranjak dari kursi ruang tamunya setelah melepas sepatu hitamnya, dia berjalan ke arah dapur tapi tak menemukan siapa-siapa, biasanya pasangannya akan berada di dapur untuk membuat kue pesanan pelanggannya, tapi kali ini dapur terlihat bersih, bahkan tak ada makanan di meja makan.
Dia berjalan menuju kamarnya, dan ya, dia menemukannya.
"Hoseok, apa yang kau lakukan?"
Tanyanya bingung"O Yoongi, kau sudah pulang ?"
"Kenapa kau berkemas ?"
Tanya Yoongi, sang kepala keluarga itu"Aku akan pergi menemui orang tuaku, Hosu akan ikut juga"
Hoseok tengah duduk di lantai beralaskan karpet bludru biru yang merupakan hadiah pernikahan dari sahabatnya, dia masih sibuk memilih baju-baju yang akan dia bawa"Berapa lama ?, Kenapa kau membawa koper yang besar ?"
Yoongi mendudukkan dirinya di pinggir tempat tidur, masih bingung dengan apa yang di lakukan Hoseok, biasanya Hoseok hanya akan membawa beberapa pasang baju saja jika ingin mengunjungi orang tuanya, tapi ini dia hampir membawa setengah isi lemarinya.Hoseok berdiri dan duduk di sebelah Yoongi, menatap pria pucat yang dia cintai itu
"Kau taukan kalau aku mencintaimu ?"Mendengar pertanyaan itu, Yoongi hanya menganggukkan kepalanya, Yoongi tak perlu bertanya tentang perasaan Hoseok padanya karena Hoseok sangat sering mengatakan jika dia sangat mencintai suaminya itu, berbeda dengan Yoongi lebih memilih bertindak untuk menunjukkan cintanya, tapi semuanya mulai berubah beberapa bulan terakhir ini.
"Tapi sepertinya kau tidak lagi mencintaiku, jadi mari kita berpisah, aku sudah menyiapkan surat-suratnya, kau tidak perlu repot-repot datang ke pengadilan agar semua cepat selesai"
"Kau bicara apa ?, Bagaimana dengan Hosu ?"
Hoseok tersenyum, dari reaksi dan jawaban Yoongi, Hoseok jadi yakin dengan apa yang enam bulan ini dia lihat dan semakin yakin untuk mengakhiri pernikahan mereka.
"Aku akan membawanya, kami akan tinggal bersama orang tua ku""Apa alasanmu mengabil keputusan ini ?"
Hoseok menangkup pipi pucat suaminya dengan tangan kanannya.
"Kau mencintai orang lain Yoon, aku tidak bisa berbagi, maafkan aku".
.
.Sidang pertama perceraiannya dengan Hoseok, Yoongi benar-benar tak datang, Hoseok tersenyum perih meninggalkan gedung yang tak pernah iya bayangkan akan memasukinya itu.
Terasa sangat menyakitkan mengetahui pria yang dia cintai benar-benar berharap berpisah dengannya, tapi dia tak ingin terus menerus merasa menghalangi hubungan orang lain, walaupun di sini dialah korbannya.
Membiarkan orang yang kau cintai hidup dengan orang yang dia cintai bukankah itu tindakan yang benar ?.
Di sidang ke duapun Yoongi tak datang, dan Suara ketukan palu kayu itu menandakan bahwa berakhir sudah ikatan pernikahan mereka.
Hoseok terdiam di taman dekat kantor Yoongi, dia ingin bertemu untuk terakhir kalinya.
.
"Semuanya sudah selesai"
"Hm"
Hanya itu yang Yoongi katakan, bahkan itu bukan 'kata' melainkan hanya deheman saja."Sebaiknya aku pergi, aku harus mengurus kepindahan sekolah Hosu"
Hoseok berdiri dan siap untuk meninggalkan Yoongi, dan Yoongi pun ikut berdiri, Hoseok melihat manik hitam yang dulu selalu memancarkan cinta untuk nya itu, memberikan senyum terakhir untuk orang yang dia cintai."Aku akan mengirim uang untuk Hosu setiap bulan"
Ucap Yoongi, raut wajahnya terlampau biasa saja untuk seseorang yang baru berpisah dengan orang yang belasan tahun menemaninya itu."Itu terserah padamu, aku pergi. . . . .Oh tolong jaga kekasihmu, dia pernah aku anggap sebagai sahabat ku"
Hoseok berjalan keluar dari area kafe, meninggalkan Yoongi yang masih memasang wajah terkejunya, dia tak menoleh walau Yoongi memanggilnya , Yoongi bahkan tak pernah sekalipun berkata 'maaf' atas apa yang dia lakukan pada Hoseok, rasanya Hoseok ingin menangis saja , tapi mengingat senyum putranya membuat dia semakin kuat, terlebih lagi sang putra berpihak padanya, dia akan memulai lembaran baru dengan putra semata wayangnya.
Kehilangan suami dan juga sahabat bisa dia lewati asal ada putranya di sampingnya, Hosu.
❀ ❀ ❀ ❀ ❀ ❀
KAMU SEDANG MEMBACA
(1)oneshoot, Twoshoot, Threeshoot, . . .
Romance‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️ Jangan salah lapak BL Boy Love B x B Boy x Boy ᵔᵜᵔ SOPE garis keras ☺️ ‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️