Sinar matahari pagi menembus kaca apartemen Soobin, menghangatkan perlahan wajahnya yang masih tenggelam dalam kantuk. Ia membuka matanya perlahan, mengerjap, lalu teringat...
Rubah itu...
Soobin segera bangkit dari tempat tidur, membasuh tubuh, dan mengenakan seragam kepolisiannya. Hari ini, ia harus mampir ke dokter hewan untuk menjenguk hewan kecil yang ia temukan semalam dan setelah itu, kembali bertugas di kantor.
Oh ya, satu hal yang belum semua orang tahu, kantor polisi tempat Soobin bekerja adalah milik ayahnya. Meski sekarang masih dipimpin sang ayah, cepat atau lambat jabatan itu akan berpindah ke tangan Soobin.
_🦊_
Sesampainya di klinik, Soobin langsung menghampiri dokter yang kemarin menangani si rubah sang medik veteriner.
"Dok, boleh saya melihat rubah saya?" tanya Soobin, suaranya terdengar sedikit canggung di akhir kalimat.
(“Rubah saya?” pikirnya. Kenapa tiba-tiba pakai kata itu?)
"Boleh... tapi jangan disentuh dulu, ya."
"Baik, dok."
"Mari ikuti saya."
Soobin mengikuti langkah sang dokter menyusuri lorong klinik. Mereka sampai di ruangan berisi kotak-kotak transparan tempat hewan-hewan dirawat. Di antara mereka, si rubah Fennec tampak tidur tenang tubuh kecilnya masih terbalut perban dan selang tipis mengalirkan cairan infus.
"Berapa lama dia bisa pulih?"
"Kalau untuk benar-benar pulih total, butuh sekitar dua minggu. Tapi kalau hanya sadar dan mulai responsif… mungkin empat atau lima hari lagi."
Soobin mengangguk pelan.
"Kalau begitu, saya tinggal dulu, ya. Saya harus cek pasien lain."
"Ah, iya. Silakan."
Saat dokter keluar, Soobin tetap berdiri di depan kotak itu. Matanya memandangi tubuh mungil si rubah. Nafasnya masih berat, tapi stabil. Ekornya tak lagi kaku.
Entah kenapa… rasa iba itu kembali menghantam dada Soobin.
Hei, bukankah Soobin pernah bilang dia nggak suka hewan berbulu?
Tapi lihat sekarang… dia berdiri di sini, menatap makhluk kecil itu dengan tatapan penuh simpati. Sesaat pikiran nya melayang
Apakah dia harus sering menjenguknya?
Mungkin...
Tiga hari sekali?
Atau... menunggu kabar dari dokter saja?
Tidak. Sepertinya Soobin tahu jawabannya.
Ia harus lebih sering menjenguknya.
Bukan karena suka hewan. Tapi karena... ia merasa bertanggung jawab. Dan sedikit... sedikit ada rasa yang belum bisa ia pahami.
Ponselnya berdering, membuyarkan lamunan nya. Nama pengirimnya jelas: Kang Taehyun.
_🦊_
Di kantor, Soobin baru saja duduk di ruangannya tiba-tiba pintu terbuka.
"EH, lu kepikiran nggak sih??" Taehyun langsung nyelonong masuk dan duduk tanpa permisi.
"Hah? Kepikiran apaan?"
"Aishhh... lo yang nemuin, gua yang mikir!"
"Apa sih maksud lo?"
"Itu lo pungut rubah dari mana?"
"Tempat kemarin, yang di pabrik itu."
Taehyun makin menatap serius, tapi matanya geli.
"Lu sadar nggak sih... lo nemu hewan di tempat eksperimen manusia hybrid?! Ntar kalo tiba-tiba dia berubah wujud gimana, bro?"
Soobin mendesah.
"Lo mikir dia awalnya manusia, terus dijadiin hewan, gitu?"
Taehyun manggut-manggut.
"Menurut logika gue, yang jadi korban itu hewannya. Dia diculik, terus diambil sel-nya buat digabung sama sel manusia. Kayak... eksperimen kloning gitu."
"Tapi rubah sama manusia tuh beda jauh banget, hyun. DNA-nya beda sistem. Sejauh ini, gue juga belum pernah denger berita tentang manusia hybrid. Bisa aja eksperimen itu gagal semua.”
"Hmm... masuk akal sih," jawab Taehyun, nyengir.
"Tapi tetep aja... rubah itu kayak... ada sesuatu."
Soobin menatap layar komputer, lalu melirik ke arah jendela. Pikirannya melayang kembali ke klinik.
TBC
Revisi✅
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FENNEC [END] |Soobjun,Soojun,Binjun|
Short StorySoobin tak sengaja menemukan Fennec kecil yang tergantung lemah tak berdaya lalu menolong nya Apakah Fennec itu akan sembuh?? Apakah ketika Fennec itu sembuh Soobin akan merawatnya atau mengembalikan nya ke habitatnya lagi?? Bxb!!!!!!!!!!!! Homopho...
![MY FENNEC [END] |Soobjun,Soojun,Binjun|](https://img.wattpad.com/cover/369993444-64-k41561.jpg)