Sembuh?

1.1K 99 4
                                        

Hari-hari berlalu. Sejak rubah itu siuman, Soobin semakin sering datang ke klinik. Bahkan ia rela pulang telat hanya demi menyapa hewan kecil itu setiap harinya. Walaupun belum benar-benar pulih, kondisinya terus membaik menurut dokter, tiga atau empat hari lagi si rubah sudah boleh dibawa pulang.

‎Hari ini, seperti biasa, Soobin berdiri di balik kaca box. Tangannya menyentuh permukaan kaca, memperhatikan dengan tenang bagaimana si rubah berusaha mengangkat kepalanya.

‎Namun, rubah itu kembali jatuh.

‎Lalu mencoba lagi.

‎Dan jatuh lagi.

‎Terus begitu. Meski lemah, ia tidak menyerah.

‎"Hei, hei... kau masih lemah. Tidak usah dipaksakan dulu," ucap Soobin lembut.

‎(Katakan Soobin bodoh karena berbicara dengan makhluk yang tidak mengerti bahasanya.)

‎Namun yang mengejutkan... rubah itu seperti mengerti. Ia langsung merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata, seolah patuh.

‎Soobin tersenyum.

‎"Bagus, anak pintar..."

‎Entah kenapa hatinya terasa hangat. Ada perasaan aneh di dada. Bukan cuma iba  ada ikatan yang mulai tumbuh.

‎_‎🦊_


‎Hari itu akhirnya tiba.

‎Hari ketika si rubah boleh dibawa pulang.

‎Sebelum kembali ke apartemen, Soobin mampir ke pet shop untuk membeli segala kebutuhan si kecil. Ia meninggalkan rubahnya di dalam mobil, tertidur tenang di dalam box dengan selimut hangat.

‎Di toko, Soobin mengambil makanan rubah, tempat makan dan minum, mainan, sabun, sikat bulu, dan kandang yang cukup luas agar si rubah tidak merasa terkurung.

‎"Totalnya 52.000 won."

‎Soobin menyerahkan kartunya tanpa banyak bicara. Hari itu, wajahnya terlihat lebih tenang dari biasanya.

‎_‎🦊_

‎Sesampainya di apartemen sore hari, Soobin langsung merapikan barang-barang belanjaannya. Ia menata kandang baru di pojok ruangan, meletakkan alas empuk, mangkuk makan, dan mainan kecil berbentuk wortel.

‎Setelah itu, ia membuka box kecil dan mengangkat si rubah dengan perlahan.

‎"Ayo, rumah barumu sudah siap."

‎Si rubah tampak senang  telinganya tegak, matanya berbinar. Ia melompat pelan saat masuk ke kandang barunya. Ekor panjangnya melambai-lambai kecil, seperti tanda kegembiraan.

‎Soobin terkekeh.

‎"Jangan nakal, oke? Aku mau mandi dulu." ucapnya sambil menunjuk rubah itu.

‎Rubah itu hanya menggerakkan telinganya seolah menjawab, lalu mulai mengeksplorasi kandangnya.

‎Soobin pun menuju kamar mandi.

‎_‎🦊_


‎Lima belas menit berlalu. Soobin keluar dengan bathrobe, rambutnya masih basah, dan wajahnya terlihat segar.

‎Begitu pintu kamar mandi terbuka, si rubah langsung bereaksi.

‎Rusuh.

‎Ia berlarian kecil dalam kandang, berdiri, lalu duduk lagi. Matanya mengikuti Soobin. Telinganya tegak. Matanya berbinar seperti menuntut perhatian.

‎"Kau mau main, huh?" Soobin mendekat.
‎"Tapi kau masih harus istirahat dulu."

‎Rubah itu menunduk pelan, memiringkan kepala dengan wajah memelas.

‎Soobin menghela napas.

‎"Baiklah... baiklah... kau boleh main... tapi tunggu aku ganti baju dulu, oke?"

‎Si rubah mengeluarkan suara kecil. Seperti... suara senang?

‎Soobin tersenyum, berdiri, dan masuk ke kamar.

‎_‎🦊_

‎Namun...

‎Baru beberapa detik sejak Soobin menutup pintu kamar, suasana berubah.

‎Di ruang utama, si rubah berhenti bergerak. Tatapannya berubah tajam. Telinganya merespons sesuatu... sesuatu yang tidak terlihat oleh manusia biasa.

‎Dan... tubuhnya bergetar pelan.

‎Matanya bersinar samar.

‎Lalu... redup kembali.





TBC

Hehehe baru up sorry 🙏🙏🙏

Double up nihh

Revisi✅






MY FENNEC [END]                                          |Soobjun,Soojun,Binjun|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang