DOR!!...DOR!!..DORR!!!...
Suara pistol terdengar memekakkan telinga, memecah keheningan malam yang menegangkan. Tiga tembakan dilepaskan dengan brutal, menghantam seseorang di depan sana. Polisi lain yang berada di lokasi hanya bisa bergidik ngeri melihat apa yang dilakukan rekan mereka, Soobin.
Ya, Choi Soobin. Polisi muda yang dikenal dingin dan tegas. Dialah yang barusan menjatuhkan seorang dokter ilegal dengan tindakannya yang tak bisa dihindari.
Dokter itu bukan orang biasa. Ia terlibat dalam penculikan, penyiksaan, dan pembunuhab terhadap manusia yang tak bersalah. Para korban dijadikan kelinci percobaan dalam eksperimen gila yang menggabungkan DNA manusia dengan DNA hewan. Proyek gelap itu dikenal dengan sebutan 'manusia hybrid'.
Pabrik tua ini sebenarnya sudah lama diawasi polisi. Tapi semuanya hanya berani mengintai dari luar. Tak ada yang cukup berani masuk... hingga Soobin memutuskan untuk bertindak. Meski sempat berpikir dua kali, akhirnya dialah yang menghadapi semuanya.
Awalnya, Soobin tidak berniat membunuh si dokter. Tapi dua rekannya lebih dulu dibuat tak berdaya oleh pistol milik dokter itu. Mau tak mau, Soobin membalas... dan menuntaskan segalanya.
"Bereskan kekacauan ini. Aku akan memeriksa setiap sudut pabrik ini," ucap Soobin datar namun tegas. Rekan-rekannya langsung bergerak mengikuti perintah.
Soobin mulai menelusuri pabrik tua yang gelap dan menyeramkan itu. Di lorong panjang, berjajar kamar-kamar kecil yang saling berhadapan. Bau anyir menyengat menghantam hidungnya, membuat suasana makin menekan.
Ia membuka kamar bernomor 045, dan langsung membeku.
Tubuh-tubuh tak bernyawa dibiarkan tergeletak begitu saja. Mereka sudah lama ditinggalkan. Bau busuknya luar biasa menyengat.
"Dokter gila...," gumam Soobin, rahangnya mengeras.
Ia tahu, tak mungkin menyuruh rekannya membersihkan tempat ini. Mereka pasti menolak. Tapi tugasnya belum selesai masih banyak ruangan yang belum diperiksa.
Satu per satu pintu kamar dibuka. Sebagian besar kosong, tapi menunjukkan bekas kehidupan seperti kasur lusuh, kursi tua, pakaian berantakan… tempat ini jelas pernah menjadi penjara bagi banyak orang.
Ketika Soobin hendak membuka kamar terakhir, sebuah suara tiba-tiba terdengar.
BRAK!
Sesuatu jatuh dari dalam ruangan.
Soobin menajamkan pendengaran, lalu pelan-pelan mendorong pintunya.
Kriieeettt...
Di dalam, lima orang terlihat meringkuk ketakutan. Wajah mereka pucat. Nafas mereka terengah. Dan mata mereka langsung menatap Soobin… dan pistolnya.
"Hei… tenang. Aku bukan orang jahat," ucap Soobin cepat, mencoba menenangkan mereka.
"T-tapi… pistol itu…," ucap salah satu dari mereka gemetar.
"Oh, ini? Sudah tidak digunakan lagi. Tadi aku pakai untuk menembak dokter gila itu," jelas Soobin sambil menurunkan pistolnya.
"D-dokter? … sudah tertembak?"
Soobin mengangguk tenang.
"Itu artinya… kami sudah bebas?"
"Iya. Kalian bisa meninggalkan tempat ini. Kalian aman sekarang," jawab Soobin.
Mereka menangis, tertawa, dan langsung berlari keluar dengan langkah terburu-buru.
"Terima kasih, Pak Polisi! Terima kasih banyak!"
"Sudah tugas saya," kata Soobin sambil menyingkir dari ambang pintu, membiarkan mereka pergi.
Setelah itu, ia kembali menyusuri sisa ruangan yang tersisa. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara lirih…
Tangisan lemah. Tapi... bukan dari manusia.
Itu suara hewan.
Soobin mengikuti suara itu dan membuka pintu salah satu ruangan kecil di ujung. Matanya membelalak.
Seekor rubah Fennec tergantung di tiang besi pojok ruangan. Tubuh kecilnya terikat ketat dan tergantung tinggi. Nafasnya tersengal. Matanya tertutup lemah. Soobin langsung bergerak cepat.
_🦊_
TBC
Tunggu kelanjutannya ya sengg💋
Revisi ✅
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FENNEC [END] |Soobjun,Soojun,Binjun|
Короткий рассказSoobin tak sengaja menemukan Fennec kecil yang tergantung lemah tak berdaya lalu menolong nya Apakah Fennec itu akan sembuh?? Apakah ketika Fennec itu sembuh Soobin akan merawatnya atau mengembalikan nya ke habitatnya lagi?? Bxb!!!!!!!!!!!! Homopho...
![MY FENNEC [END] |Soobjun,Soojun,Binjun|](https://img.wattpad.com/cover/369993444-64-k41561.jpg)