Selamat menikmati penggalan ini
~~~~~
Aku menyempatkan diri,
berbincang kepada alam
Persoalan masa laluku yang abu-abu,
baiknya kuumbar atau kukuburSepatah kalimat pertamanya membingungkan,
"Hatimu inginnya bagaimana?"
Merupakan bentuk pertanyaan yang 'tak bisa kujawab lugas,
setidaknya karena masih ada andil keraguanSepotong kalimat berikutnya mengejutkan,
"Sepertinya inginmu mengungkapkan, bukan?"
Membuatku terdiam lebih lama,
mencari kebenaran dalam hatiSepenggal berikutnya menyadarkan,
"Sesungguhnya inginmu begitu teramat.
Hanya saja terhalang banyak sisinya.
Jika dirasa tidak sanggup, cukupkan sampai di sini."Sahutku begitu naif akhirnya,
"Aku 'tak berniat mencukupkan,
apalagi melanjutkannya hingga akhir."
Bentuk keegoisanku pada alamLanjutku kembali dengan takut,
"Bisakah engkau menjamukan yang lain?"
Menitipkan harapan kecil akhirnya,
kepada alam yang lebih berkuasa"Ceningku, dengarkanlah dengan cermat,"
Pesan singkatnya untukku.
"Jika pintamu akhirnya aku kabulkan,
jangan sesekali menyesalinya kemudian."Tanpa keraguan aku menyetujuinya,
tanpa memikirkan segala sebab-akibatnya
"Sekalipun demikian nanti aku menangis kembali,
tolong terimalah aku dengan cara yang sama alam."*****
Ceningku: anakku
~~~~~
Salam hangat penulis,
SeptAjumary
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelombang Interaksi (Antologi Puisi)
PoetrySetiap tindakannya akan melibatkan Interaksi, baik dilakukan secara langsung maupun tidak. Ombak besar yang bergulung-gulung mungkin salah satu dari sekian interaksi yang telah dilakukan oleh alam. Seperti ombak, aku melakukan interaksi diriku mela...