Malam Peringatan

10 4 0
                                    

          Malam itu Kessa mencoba membaringkan badan di sisi tubuh Ayana. Tak bisa dipungkiri kegelisahannya mulai menyerang. Terbayang sebuah rumah yang dulu pernah dijadikan tempat untuk menyekap dirinya semasa masih anak-anak. Sebuah rumah terpencil yang menyisakan cerita mengerikan dan hanya terlihat saat malam hari. Terbayang rumah itu tak jauh beda dengan saung yang sekarang mereka tempati untuk bermalam. Hanya saja keadaan rumah itu jauh lebih menakutkan dan cukup membuat bulu kuduk merinding, mengingat kejadian aneh yang pernah dia alami. Bukan saja oleh keadaannya yang menakutkan, tapi karena di pagi harinya tempat itu telah berubah. Tempat itu ternyata di pagi hari adalah sebuah kuburan.

          Kessa sebisa mungkin coba menenangkan diri dan coba menutup kelopak matanya yang berkedip-kedip lemah. Cukup lama Kessa berusaha untuk tidur sebelum akhirnya tanpa disadari tertidur beberapa saat lamanya. Dalam keadaan tertidur kelopak mata Kessa masih berdenyut-denyut, seakan ada yang sedang memainkan tiupan angin di sana. Kessa pun mulai mengalami lucy dream. Sesosok makhluk datang menghampirinya. Dalam keadaan tertidur, Kessa dapat melihat jelas sosok makhluk itu. Penampilan makhluk itu sangat menakutkan. Seperti makhluk astral, datang dari dunia lain. Tubuh makhluk itu seperti manusia hanya saja ukurannya lebih tinggi, melebihi ukuran manusia kebanyakan. Makhluk itu tak memiliki wajah seperti layaknya manusia, hanya hitam tak berwujud dengan mata yang bersinar keputihan seperti bolam lampu pijar yang pudar. Kepalanya tertutup tudung menyerupai kain putih yang juga menutupi seluruh badan.

          Makhluk itu duduk di samping tubuh Kessa yang ketakutan, terbaring tak berkutik. Ingin rasanya bangun, melompat keluar dan berlari meninggalkan saung. Tapi apa daya, untuk sekedar menggerakkan tubuhnya saja tak bisa. Tubuh Kessa seakan terikat kuat oleh tali yang melilit sekujur tubuh. Kessa hanya bisa merontah dalam ketidakberdayaan. Ingin rasanya teriak tapi menggerakkan bibir pun guna mengeluarkan suara yang sekiranya bisa membangunkan Ayana juga tidak bisa. Kedua bibir Kessa seakan terjahit rapat.

          "Kau datang ke sini berharap bisa mengubah takdir?" ujar sesosok bayangan hitam itu dengan suara berat menyerupai laki-laki. Ternyata makhluk itu datang dengan tujuan untuk mengintimidasi dirinya.

           Kessa tak menanggapi ucapan makhluk itu. Kesss masih sibuk dengan usahanya untuk coba menggerakkan badan. Usaha yang ternyata sia-sia belaka.

          "Tak ada yang bisa kau ubah. Kau bahkan tak mengikuti aturan bangsa kami. Kau tak bisa di andalkan untuk anugerah yang telah kami beri," ujar sosok bayangan itu lagi dengan nada yang kecewa.

          Kini kedua mata sosok makhluk itu makin lebar dalam pijar yang sedikit lebih terang, menegaskan keberadaannya untuk diperhatikan. Mungkin dalam tubuh makhluk itu memiliki energi listrik seperti baterai, hanya saja makhluk itu bukan datang untuk menjadi hiburan apalagi dianggap mainan robot-robotan besar. Sepertinya arus listrik dalam dirinya mulai meningkat. Anehnya tubuh makhluk itu sedikit pun tak ada yang terbakar.

           Kessa tak bisa berkata apa-apa. Pasrah begitu saja menerima keadaan. Ketakutannya sedikit pun tak juga berkurang. Siapa yang takut menghadapi makhluk astral yang penampakannya sungguh berbeda dengan bentuk tubuh manusia. Jauh dari cerita yang pernah didengar, bahwa makhluk astral penampakannya bisa menyerupai manusia yang wajahnya enak di lihat. Ya, mengapa makhluk itu tidak datang dengan menyerupai manusia dengan sosoknya yang ganteng, minimal seperti artis dari Korea.

          "Kau sebaiknya tak melanjutkan niatmu," ucap sosok makhluk itu lagi.

          Kessa masih diam tak bisa menyahuti, menjadikan itu komunikasi satu arah.

          Makhluk itu lalu mendekatkan wajahnya di atas wajah Kessa yang terbaring tak berdaya. Wajah sosok makhluk itu begitu dekat hingga tatapan kedua matanya yang putih terang terlihat lebih jelas. Kessa tak berani melihat kedua mata makhluk itu yang menginginkan dirinya terjebak dalam tatapan dan mengajak Kessa untuk memahami makhluk itu. Kessa semakin takut di buatnya.

          "Ada konsuekwensi yang harus dibayar ketika aturan telah dilanggar," ucap makhluk itu lagi.

          Makhluk itu lalu mengangkat kembali wajahnya. Sedikit berkurang rasa takut Kessa. Namun demikian Kessa tetap saja masih tak bisa berkutik. Semua bagian tubuhnya tak bisa untuk digerakkan selain kedua mata yang masih bisa melihat makhluk seperti apa yang sedang dihadapinya.

          Makhluk itu lalu mendekatkan mukanya kembali, tapi kali ini sedikit lebih renggang. Telapak tangan kanan makhluk itu mengusap muka Kessa tanpa menyentuh. Telapak tangannya seperti kepulan asap hitam yang berbentuk telapak tangan manusia. Hawa dingin keluar dari usapan telapak tangan itu. Degup jantung Kessa semakin kencang terpompa. Keringat dingin dan bulu kuduk keluar di tubuh Kessa. Entah sampai kapan makhluk itu mengintimidasi dirinya. Cukup lama kepala makhluk itu dekat dengan muka Kessa. Makhluk itu  menggelengkan kepalanya dengan tatapan muka seperti memeriksa tiap bagian wajah Kessa. Mungkin makhluk itu iri dengan kecantikan wajah Kessa hingga merasa perlu menscan dengan telapak tangannya. Sebuah tekhnologi dan cara yang aneh untuk menjiplak. Benar saja raut muka makhluk itu dalam sekejap berubah menyerupai wajah Kessa. Walau itu cukup mengejutkan, tetapi itu lagi-lagi bukan menjadikan suatu hiburan yang menarik. Kessa bahkan semakin takut dibuatnya. Takut makhluk itu akan menggunakan wajah dirinya untuk sesuatu yang tak diinginkan nanti. Jelas makhluk itu bisa berbuat apa saja termasuk menjailin siapa saja.

          Makhluk itu lalu kembali mengubah raut mukanya kembali seperti sediakala. Kessa pun tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Terlihat wajah Ayana yang kini begitu dekat dan berada tepat di atas wajah Kessa. Kessa terkejut dan begitu bingung dengan apa yang terjadi.

           "Kamu barusan menggigau tak jelas maksudnya. Membuatku takut dan tak bisa tidur di sini," serga Ayana."Itu sebabnya aku terpaksa membangunkanmu."

           Ayana lalu mengangkat kepalanya untuk memberi ruang pada Kessa. Kessa pun segera bangun dari tidurnya.

          "Barusan aku mendapat peringatan kecil. Aku harus punya pilihan; hitam atau putih, bertindak jahat atau baik. Aku tak boleh berada di antara keduanya, melakukan keduanya atau sama sekali tak menghiraukannya," ujar Kessa. 

          Kessa lalu melihat ke sekelilingnya. Hari masih gelap.

          "Kita harus pergi dari sini!" seru Kessa.

          Tanpa menunggu lama Kessa dan Ayana segera melangkah pergi meninggalkan saung.

          Tak lama kemudia dari kejauhan terlihat cahaya dari lampu mobil yang sedang melaju mendekat. Kessa begitu lega melihatnya dan setengah berlari mempercepat geraknya. Ayana segera mengikuti Kessa. Mereka harus menghentikan mobil dan tak boleh melewatkan begitu saja keberuntungan itu. Begitu tiba di jalanan Kessa segera berdiri di tengah jalan dan berteriak keras. Kessa melompat-lompat, mengangkat kedua tangan dan melambai-lambaikan guna memberi isyarat mobil untuk memaksa berhenti. Mobil itu. Tampak aksi Kessa berhasil membuat mobil mengurangi kecepatan dan berhenti di depan Kessa.

          Kessa senang usahanya tak sia-sia. Bersama Ayana, Kessa menghampiri sopir mobil itu.

          "Kami terjebak di sini. Kami terpaksa menghentikan mobil ini. Kami perlu tumpangan," seru Kessa begitu pintu kaca depan mobil dibuka dan terlihat seorang laki-laki yang mengendarainya.

          "Ini sudah larut malam. Kalian mau pergi ke mana?" ujar sopir mobil itu.

          "Kami hanya perlu pergi dari sini," jawab Kessa.

          Sopir mobil itu akhirnya mau baik hati membuka pintu kendaraannya. Kessa dan Ayana segera masuk ke mobil. Di dalam mobil Kessa menceritakan musibah kendaraan yang ditumpanginya dan ke mana tempat yang mereka tuju.

          "Sebaiknya ku antar kalian ke sebuah penginapan yang terdekat," ucap sopir mobil itu.

          "Ya. Itu lebih baik," ucap Kessa senang.

          Mobil pun melaju kembali membawa Kessa dan Ayana yang duduk meringkuk oleh dinginnya angin malam dan suasana malam di saung tengah persawahan yang masih menyisahkan ketakutan.

         
         
         

         

          
         

         

Unlucky GiRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang