Kessa terpaku sesaat begitu terbangun dari tidurnya. Tangan kanannya meraih handphone yang tergeletak di atas meja, di samping tempat tidur. Meja kayu yang multi fungsi, di atasnya terpasang sebuah cermin besar yang berbentuk oval untuk merias diri. Kessa terkesima bercampur dongkol melihat waktu di hanphone sudah nunjukin pukul 06;25 pagi. Segala sumpah serapah, umpatan basi ga jelas keluar dari mulutnya, komat-kamit persis dukun lagi racik mantra, tujuh turunan sudah di sebutin semua. Rambut berantakan, tapi muka tetep cantik rupawan. Kessa rupanya habis di ganggu mimpi melawan jeratan angin tornado. Angin kencang yang mekiuk-liuk membawa kabur cowok yang baru dikenal, tapi sudah berani menggoda dirinya.
Dalam mimpi itu, awalnya Kessa jual mahal, malu-malu tapi ngarep banyak episode yang bakal berlanjut. Seperti kucing Anggora milik tetangga yang berada dalam kandang sepanjang hidup tak pernah diajak jalan oleh pemiliknya, selama itu pula kucing itu rindu dibelai. Namun sayang Kessa terlalu lama menyadari sampai akhirnya entah dari mana tiba-tiba saja angin tornado datang menyerang dan menggulungnya tanpa kompromi. Begitu menengok cowok itu sudah hilang, digondol angin sialan. Kessa mula-mula bingung dan blo'on sesaat, ga tahu harus ngapain. Angin itu punya mata, hidung dan mulut yang lebar. Mata yang memandang tanpa merasa berdosa karena bangga merusak sekitarnya, hidung yang mengembang sombong dan mulut yang tertawa lepas. Jelas sekali angin itu meledek dan mempermainkan Kessa tanpa ada empati. Kessa mulanya tak tergoda sebelum kekalutannya datang. Cowok itu tak juga dikembalikan, layaknya utang dari rentenir. Keberaniannya mendadak muncul, lagaknya sok berani, Kessa tiba-tiba saja tak mau kehilangan satu-satunya cowok ganteng yang menggoda dirinya, walau itu hanya sesaat, tapi cukup membuatnya merasa jadi makhluk hidup paling penting dan begitu istimewa di dunia. Sekuat tenaga Kessa mengejar angin tornado itu buat nyelametin cowok pujaannya. Tak peduli betapa kencangnya angin itu memorakporandakan sekitar, termasuk merusak penampilan dirinya. Baru digombalin aja, rambut sudah dibuat acak-acakan.
Di pusat pusarannya Kessa berdiri congak, menantang maut berharap berubah jadi pahlawan dadakan. Mimpinya pingin jadi jagoan, ada-ada aja. Lawannya khayalan, lawan tu sifat dirinya yang jadi koruptor pemula yang suka nyontek saat ujian sedang berlangsung.
"Fuck!" hardiknya sedikit mengumpat setelah sadar dari mimpinya.
Kessa pun segera bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Jalannya pakai sempoyongan segala, layaknya kalah bertarung lalu mati mengenaskan sebelum hidup kembali dan berubah jadi zombie jomblo nyasar yang sibuk nyari mangsa.
Kessa masuk ke kamar mandi buat habisin sisa hajatnya yang terpendam. Berada di dalam bilik perenungan, tempat teraneh saat siang atau sore hari sebelum mencuci diri, saat segala yang dilalui sepanjang hari sudah cukup melelahkan. Tempat yang terkadang jadi favoritnya saat muak dengan segala macam tempat mendadak berubah dan berasa asing baginya.
Suara air keluar dari sower terdengar jelas dan cukup deras alirannya. Kessa seperti ingin membanjiri tempat itu demi membersihkan segala bentuk penyakit yang membandel, tentu saja kesialannya adalah penyakit kronis yang lebih dulu ingin dibuang jauh-jauh, penyakit yang paling susah buat disembuhkan. Ya, dalam mimpi saja Kessa masih mendapati kejadian yang sial. Satu keberuntungan Kessa memang terlahir sebagai cewek yang normal, bahkan wajahnya dibilang sangat cantik. Menurut cerita dari ibunya tak ada keganjilan sebagai penyambutan selama proses kelahirannya dahulu. Tidak ada hujan badai yang dibarengi suara petir yang menggelegar menakutkan seakan hendak menyambar apa saja tanpa kecuali; menumbangkan pohon, membuat lari tikus-tikus yang asyik makan tumpukan duit, atau membuat kutu-kutu ketakutan dalam persembunyiannya.
Kessa hanya manusia biasa yang memiliki masa kecil rumit. Dahulu saat masa anak-anak Kessa diganggu dengan kejadian yang cukup mengerikan. Kessa diculik dan masuk dunia gaib yang membuatnya jadi memiliki kekuatan supranatural. Di dunia gaib itu Kessa sempat melalang buana dan membuat masalah hingga dimuntahkan kembali ke dunia manusia. Ya dunia gaib aja ga mau menampung.
Jujur tak ada yang disukai dari kejadian itu, termasuk memperoleh kekuatan yang tak diinginkan itu. Kessa ingin hidup normal, layaknya remaja lain. Apa ada yang salah dengan Kessa?
Tentu saja ada yang salah, mengenai apa yang selalu menimpah dirinya. Satu pengakuan bodoh, Kessa pernah merasa hidupnya tak layak disyukuri oleh karena seringnya mengalami kesialan. Hal yang sulit dihindari jika memang itu sudah garis hidupnya. Tak berlebihan mencari segala macam teori untuk memecahkannya, asal bisa melupakan sudah cukup baginya.
Cukup lama Kessa barada di bilik perenungan, berharap tempat itu akan merubahnya ajang buang kekesalan, setidaknya rasa sakit hati yang harus di terima dan terus menganggu suasana hati bisa segera lenyap. Itu tak seperti kisah-kisah jagoan yang selalu menerima ketidakadilan dengan lapang dada. Jeritan pedih tetap terdengar dari tempat itu, melengking seperti ingin menarik keluar dengan paksa sesuatu yang begitu lekat menempel di organ tubuhnya. Suara aliran air tak lama berhenti beberapa saat setelah suara jeritan itu hilang. Yah, Kessa sudah selesai dengan terapi anehnya yang kali ini cukup singkat karena harus menghemat waktunya.
Kessa keluar dari bilik itu dengan keadaan yang lebih baik, kecuali mungkin nasib sial apalagi yang bakal diterima. Seperti biasanya, sudah siap dengan segala sesuatu yang bakal dihadapi. Sedikit cuek, tegar dan terpenting tak banyak membuang waktu berada dalam keterpurukan. Kessa segera berpakaian dan merapikan tempat tidurnya yang hanya sebentar sudah rapi. Jadi cewek jangan terlalu manja. Lagian cuma merapikan bad cover apa susahnya? Tak ingin merepotkan orang lain, karena sudah jadi tanggung jawab, juga harus memaksa belajar mendisiplinkan diri, bila mengingat harapan yang hendak dicapai. Walau tidak sepenuhnya yakin dan tak ada bagian terpenting. Di sini setiap hari baginya sama. Jalani semua tanpa perlu memikirkan banyak pertimbangan dan memakan waktu terlalu lama.
Selesai merapikan bad cover, Kessa hanya perlu bersolek sebentar. Karena sesuai aturan agar lebih menonjolkan sisi naturalnya. Cantik dan bersih jiwa raganya, itu yang penting. Enggak harus banyak polesan kalau hanya ingin sekedar menunjukkan diri yang ga terlalu penting dan berlebihan. Kessa sedikit merapikan pakaiannya yang juga tidak terlalu jauh menyimpang akedah sekolah yang dianutnya, setidaknya masih sopan dan beradab.
Kessa tak terlalu berharap menjemput hari barunya dengan optimis tinggi, karena tahu tak banyak yang bisa dijanjikan di tanah kelahirannya itu. Enggak usah banyak menuntut dan enggak terlalu jauh berimajinasi. Simple memandang dan kalau bisa genggam kesempatan sekecil apa pun selagi ada. Segala persiapan sekolah sudah disiapkan dalam tas yang tidak terlalu besar. Kessa bukan termasuk siswa yang kutu buku dan rapi dalam urusan mata pelajaran sekolah. Kessa melangkah keluar kamar dengan ringan.
Kessa lalu turun menuju ruang makan yang berada di lantai dasar rumahnya. Di sana seperti biasa menunggu kedua orang tuanya dan seorang adik laki-laki. Mamanya tersenyum manis menyambut kedatangan putri satu-satunya. Kessa membalasnya dengan tersipu malu karena sudah telat bangun. Kessa pun memberi salam pada papa dan adiknya seraya mengambil tempat duduk di samping adik, berhadapan dengan mamanya.
"Kau ga perlu sarapan terlalu banyak kalau sudah kesiangan," ujar mamanya.
"Ya. Papa berharap kamu akan dapat kejutan menyenangkan hari ini dan apa pun peran kita di dunia ini, berjanjilah akan berusaha untuk tetap kuat walau hari yang kau lalui nanti tidak sesuai harapan," sela papanya yang begitu tanggap akan keadaan putrinya yang mengawali harinya dengan keadaan yang kurang menguntungkan karena akan terlambat datang ke sekolah.
"Ya, Pa," sahut Kessa singkat.
Kessa duduk dengan tenang, menyempatkan beberapa menit waktunya bersama keluarga untuk sekedar ngobrol seraya menikmati sarapan pagi seperlunya. Dalam dirinya merasa bersyukur memiliki orang tua yang tak banyak ikut mencampuri kehidupan putrinya dan mereka sangat bangga pada anak-anaknya. Apalagi mamanya yang seolah hanya ada satu putri saja di dunia ini. Satu kesepakatan yang luar biasa untuk saling memahami dan mendukung. Menumbuhkan satu ketenangan yang begitu berarti hingga nyaris tak ada kekhawatiran yang tanpa cukup beralasan dalam menumbuhkan anak-anaknya. Mereka orang tua yang akan selalu siap jadi harapan dan tameng terakhir saat ada keadaan yang tak bisa ditanggulangi sendiri oleh anak-anaknya.
oo0oo

KAMU SEDANG MEMBACA
Unlucky GiRL
Ficção AdolescenteKessa mencoba bertahan di kelamnya jalan. Dalam balutan kisah yang mengharu biru, semampunya berdamai, bertingkah gila menghadapi hari-harinya yang diliputi kesialan. Melalui prosesnya, Kessa terpaksa berjuang keras meredamkan kekuatan supernatural...