trois(tiga)

2.3K 152 2
                                    

-votmen syang




••
Javien duduk di sebelah marles, ada jaelvin dan hecha juga yang sedang bermain di tepi pantai di pagi hari.

"Berapa usia ku?" Javien menatap jaelvin yang sedang bermain air di tepi pantai bersama hecha.

"27 tahun, dan kau sudah memiliki anak dan istri." Marles menatap hecha juga yang tertawa, javien sangat shock ia kaget jika ia memiliki seorang istri.

"Benarkah?" Marles menghembuskan nafasnya.

"Ya, nama mu adalah Javien ravandra, usia mu 27 tahun, dan kau seorang pilot pesawat xxx-xxx." marles menatap javien yang hanya bengong.

"Dan kau?" Marles pun menatap kembali laut yang damai.

"Marles levansa, usiaku sama dengan mu, dan aku co-pilot mu, kita mengalami kecelakaan hebat beberapa bulan yang lalu, karna kesalahan teknis di pesawat itu dan setelah itu aku tidak mengingat apapun aku sadar sudah ada di pulau ini dengan suku asli disini." Marles memutar kejadian yang ia alami dengan javien.

Marles mencoba mengubungi pihak bandara tapi tidak ada yang menyambung, javien berusaha mengotak atik alat-alat yang ada di hadapannya, pesawat semakin turun dengan kecepatan tinggi.

Penumpang histeris dan sangat panik, membuat marles terus berusaha untuk menghubungi pihak bandara, sesekali ia pun menggantikan javien tapi tiba-tiba pesawat sudah dekat dengan air laut.

"Jika kau selamat, ucapkan pada istri ku bahwa aku mencintainya dan mencintai jena."

(image of the pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(image of the pinterest.)

Marles menghembuskan nafasnya menatap laut matanya sangat memancarkan kesedihan yang mendalam, ia sangat merindukan kotanya, merindukan keluarganya, tapi ia tidak bisa berbuat apapun, marles sudah berdiskusi dengan kepala suku dan pulau ini jauh dari manapun tidak pernah ada transportasi laut yang lewat.

"Argh kepala ku sakit" jaelvin dan hecha pun menengok menatap marles yang menenangkan javien yang mencengkram erat rambutnya, mereka pun berlari ke arah javien dan marles.

"Tenangkan dirimu javien." Jaelvin mengelus kepala javien dan mencengkram erat rahang javien.

Marles memegang kepala javien yang akan membentur batang pohon kelapa yang ia duduki, hecha menatap khawatir javien ia memegang dada javien dan menangkan dada javien yang bergemuruh.

Jaelvin dan hecha adalah seorang juru medis di pulau itu jadi mereka tau apa yang harus mereka lakukan.

Marles menatap kaget cahaya yang di keluarkan jaelvin dan hecha di tangan mereka.

Tidak lama pun javien tenang dan memejamkan matanya jaelvin pun menopangkan kepala javien ke pahanya dan mengelus kepala javien dengan halus sembari menyalurkan kekuatan medisnya.

"Cahaya apa yang kalian keluarkan?" Hecha mematap marles yang masih kaget.

"Itu kekuatan kami, setiap orang di suku kami memiliki kekuatan tersendiri, aku dan jaelvin tenaga medis di suku kami, tidak hanya kami ada banyak suku kami yang memiliki kekuatan medis." Hecha sebenarnya tidak ingin memberitahu kekuatan medisnya.

Marles mengangguk pantas saja luka javien dan dirinya sembuh dengan cepat apalagi kecelakaan itu parah, jika di rumah sakit mungkin bisa berbulan-bulan tapi disini hanya satu bulan ia sudah bisa beraktivitas dengan bebas.




°°
Jaelvin dengan telaten merawat javien yang masih tidak sadarkan diri setelah kejadian tadi, javien terlalu memaksakan diri untuk mengingat-ingat kejadian-kejadian yang lalu dan ingatan yang lalu.

Jaelvin sedang mengelap lengan javien karna kotor tadi terkena pasir laut, bahkan ia sampai tidak sadar javien sudah sadar dan menatap nya dengan intens.

Javien memegang lengan jaelvin dan jaelvin pun langsung kaget dan menatap javien dengan jantung nya yang berdebar dengan cepat karna kaget.

"Kamu membuat jael kaget!" Jaelvin memukul bisep javien, javien hanya tertawa menatap wajah lucu jaelvin yang sedang marah.

"Ah maafkan aku." Javien mengelus lengan yang ia pegang tadi.

"Sudah ah, jael mau pergi." Jaelvin pun bangkit dan hendak pergi, tapi javien menahannya dan menarik nya sampai jaelvin hampir menindih javien.

Javien menatap jaelvin yang ada di atas nya dengan teliti, wajahnya jaelvin sangat dekat dengan javien beberapa centi lagi mungkin mereka akan berciuman.

"Cantik."












see you the next chapter

LOVE THE PILOT•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang