quatre(empat)

3.5K 161 2
                                    

-votmen syang


••
Javien hanya shirtles sembari meregangkan otot-otot nya yang kaku di depan rumah itu, cuaca pagi ini sangat cerah, banyak pasang mata yang menatap ke arah javien banyaknya perempuan dan pemuda manis pihak bawah yang menatap badan berotot javien yang tercetak dengan gagah.

Jaelvin pun terheran kenapa ada banyak orang yang sedang berbisik-bisik, jaelvin pun mengikuti arah mata mereka dan terpampang javien yang sedang meregangkan otot-otot nya.

"Hey bubar!" Jaelvin langsung membubarkan para penonton, dan langsung menarik javien ke dalam rumah dan menutup pintu nya.

"Ada apa?" Javien menatap jaelvin bingung.

"Kau ini, pakai baju mu! semua orang tadi melihat mu tau." Jaelvin menatap javien dengan kesal.

"Kenapa? kau cemburu kah?" Javien sedikit menundukn mendekatkan wajahnya ke wajah jaelvin yang masih kesal.

"Tidak, buat apa jael cemburu!!" Jaelvin menatap arah lain, jael pikir ia juga kenapa ia malah terlihat seperti cemburu ada apa dengannya.

Javien mendekat ke arah jaelvin, jaelvin semakin mundur dan mundur lalu ia terjatuh di ranjang dan javien pun mengukung nya.

Jaelvin meneguk ludah dengan susah payah melihat otot-otot yang ada di tubuh javien, ingat ia sangat suka pria berotot dan berhidung mancung.

"Kau suka?" Javien tau arah pandang jaelvin yang mengarah ke perut sixpack nya, dada bidang dan semua otot yang ada di tubuhnya.

Jaelvin mengangguk dengan gugup tanpa ia sadari, javien pun mengarahkan tangan jaelvin ke perut sixpack nya dan mengelus nya, javien melepaskan tangannya dari tangan jaelvin yang ada di perutnya jaelvin pun tanpa sadar mengelus tubuh javien dengan wajah yang terpesona.

"Ahh ya." Javien mendongak memejamkan matanya menikmati elusan jaelvin.

"Hey!" Jaelvin menatap kaget javien yang tertawa dengan tingkah lucu jaelvin, jaelvin langsung memukul javien yang mengerjainya yang mengelabui dirinya dengan tipu daya otot-otot nya.

"Apakah otot-otot mu memiliki kekuatan hipnotis huh?" Jaelvin menatap javien dengan sebal.

"Mana ada, aku tidak seperti kalian." javien bangkit dan berdiri di hadapan jaelvin yang sekarang duduk menghadap belalai di bawahnya.

"Menjauh sana." Jaelvin mendorong javien agar sedikit menjauh karna ia merasa wajah nya semakin memanas karna malu.

Jaelvin pun bangkit dan hendak keluar kamarnya mungkin ia akan berendam merilekskan tubuhnya, air sangat menenangkan hatinya.

"Mau kemana?" Javien menahan pergelangan tangan jaelvin

"Jael mau berendam." Javien langsung memeluk jaelvin dari belakang dan menghirup rambut jaelvin yang masih wangi.

"Bisakah aku ikut?" Javien berbicara di sisi telinga jaelvin, jaelvin menegang ia gugup dan shock dengan perbuatan javien padanya.

Javien pikir dia sudah menikah sudah punya anak itu dulu saat ingatannya belum hilang sekarang ia akan kejam ia akan memilih jaelvin, ia tidak munafik jaelvin sangat menarik perhatiannya, siapa yang tidak terpesona dengan jaelvin, ia sangat tergila-gila dengan jaelvin yang terus menemaninya dari beberapa bulan yang lalu.



°°
Jaelvin membelakangi javien yang menatapnya ia berendam di dalam bak yang di khususkan untuk dirinya dan di isi dengan air yang lumayan hangat dan di penuhi dengan kelopak mawar merah.

"Berbaliklah, kenapa kau terus membelakangi ku?" Javien merentangkan tangannya di bak berendam jaelvin sembari menyandarkan punggungnya.

Jaelvin tidak malu jika ia memiliki belalai seperti javien tapi ia berbeda jadi ia malu menunjukan nya pada javien dan dada nya sedikit besar seperti dada ukuran anak usia remaja 15 tahun.

"Tidak, jael akan berendam seperti ini saja." Wajah jaelvin memerah ia sangat gugup dan malu entah kenapa ia mengiyakan ucapan javien tadi.

Javien berdiri memamerkan belalainya yang menggantung dan tubuh atletisnya, javien pun baru tau jika di kepala penisnya mempunyai tindik logam, mungkin javien yang dulu memasangnya.

Javien duduk di sebelah jaelvin yang memerah malu sampai lehernya, menatap jaelvin dengan tersenyum miring.

"Kenapa kesini?" Jaelvin menutupi dadanya menatap javien dengan sinis.

"Kenapa harus di tutup, kita sama." Jaelvin panik ia gugup.

"Tidak, kita tidak sama." Javien menaikan sebelah alisnya menatap heran jaelvin.

"Apa yang tidak sama?" Javien mendekat dan mengelus punggung telanjang jaelvin.

Jaelvin menyesal mengiyakan ucapan javien, ia tau seharusnya ia tidak boleh berendam bersama dengan laki-laki dominan, ini pertama kali jaelvin berendam dengan dominan biasanya dengan hecha dan sudah biasa bersenang-senang bermain air.

"Ngh" Jaelvin mengerang saat lengan javien meremas bokong nya yang sintal, javien tersenyum miring dan semakin merapatkan diri pada jaelvin.












see you the next chapter
besok lagi y sayng🤭

LOVE THE PILOT•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang