onze(sebelas)

2.2K 108 4
                                    

-votmen syang



••
Hari dimana sekarang pertarungan javien dan ketua suku di mulai, tidak ada peralatan apapun yang di gunakan hanya sekedar tangan kosong.

"Jika kau menang ku serahkan pulau ini padamu dan kuberikan satu-satunya anakku." Ketua suku sudah ada di hadapan javien keduanya keadaan yang shirtless.

"Kau harus menepati janjimu." Javien tersenyum miring menatap ketua suku.

Teng teng teng

Lonceng berbunyi menandakan pertarungan di mulai, javien sudah kuda-kuda ia berjalan mundur dan sedikit mundur, ketua suku maju dan terus mengeluarkan serangan ke arah javien.

"Bajingan!" Ketua suku memukul perut javien demgan keras sampai javien terbatuk-batuk.

Ketua suku terus mengeluarkan serangannya, javien hanya terus menghindar dan menahan serangan itu tidak berniat melawan sedikit pun.

Penonton bahkan terlihat meremehkan javien yang hanya terus menghindar dari ketua suku.

Serangan ketua suku semakin melemah, dan javien dengan sekali pukulan telak mengenai rahang ketua suku, membuat ketua suku terjengkang mulut nya mengeluarkan darah dan hidung ny pun mengeluarkan darah.

Jaelvin menatap penuh kekhawatiran untuk javien, marles hanya menatap datar javien.

Javien menaiki tubuh ketua suku yang terlentang lalu membabi buta memeukuli wajah ketua suku dengan kekuatan penuh.

ketua suku pun menendang punggung javien sampai javien tersungkur ke arah depan, tapi ia bangkit kembali senelum ketua suku memukulinya.

Wajah ketua suku sudah berantakan darah dimana-mana memar pun terlihat sangat jelas, javien bahkan hanya goresan saja di dahinya dan bahunya yang membiru.

"Arghh!!" Ketua suku marah besar ia mengeluarkan seluruh kekuatan dalam dirinya sampai seperti kekuatan api keluar dari dalam diri ketua suku, tapi itu tidak membuat javien bergetar.

Jaelvin merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya, rasanya ia seperti bugar kembali rasa letih dan rasa sakit hilang begitu saja, javien melirik ke arah jaelvin yang sedang menutup matanya mentransfer kan kekuatan tubuhnya.

Javien tersenyum dan meregangkan otot-otot nya yang kaku, tapi tanpa javien tau resiko yang di ambil jaelvin sangat berbahaya karna akan membuat jaelvin melemah karna seluruh energi nya ia berikan kepada javien, ia akan tidak sadarkan diri dalam kurun waktu yang lama mengumpulkan lagi seluruh energinya.

"Jaelvin! jangan memberikan semuanya!" Hecha menggoyangkan tubuh jaelvin yang sedang menutup matanya mentransfer kan kekuatannya.

Kekuatan yang javien terima dari jaelvin itu kekebalan tubuh jika javien terluka itu akan sembuh sendiri.

"Akan kubunuh kau bajingan!" Ketua suku berlari ke arah javien ia meloncat javien hanya menatapnya datar ketua suku pun mengepalkan lengannya dan hendak meninju javien dari atas tapi javien menghindar dan memukul telak tengkuk leher ketua suku.

Javien lengah ketua suku menarik kakinya dan membantingnya ke tanah dengan kencang, darah pun terlihat di tanah yang kering.

Ketua suku pun menendang dan menginjak javien di perutnya lalu ia meninju javien dengan beribu pukulan.

"Ohok ohokk khh sial!" Javien terbatuk darah dan ia pun meninju mata ketua suku, ketua suku pun mundur sembari memegang mata nya.

Javien menahan bobot tubuhnya di kakinya, wajahnya penuh dengan darah tapi luka-luka nya cepat sembuh dan merapat.

Javien mengangkat ketua suku dan ia lemparkan pada tanah javien pun memegang kaki ketua suku dan mematahkan pergelangan kaki ketua suku.

"ARGHH!!" Ketua suku memukul-memukuli tanah, javien hampir menciptakan pergelangan kaki ketua suku sebelum sang wasit menghalanginya dan meyuruhnya berhenti.

Ketua suku sudah tak sadarkan diri, karna umurnya mungkin yang sudah tua, kekuatan nya pun yang melemah kakinya tidak bisa ia gerakan sedikitpun karna patah.

Nafas javien tersenggal-senggal dan ia pun berbaring di luasnya tanah sembari menatap langit, dan ia teringat pada jaelvin ia pun bangkit dan menatap jaelvin yang tidak sadarkan diri di pelukan hecha.

Javien pun berlari menghampiri jaelvin, hecha menangis memeluk jaelvin.

"Ada apa? kenapa dengan jaelvin??!!" Javien menatap hecha penuh pertanyaan tapi hecha terus menangis.

"Tenang lah, kita bicarakan di ruang medis." Javien pun menngangguk dan membawa jaelvin di gendongannya ia berlari.

"SIAL!" Ervian menatap javien yang menggendong jaelvin yang tidak sadarkan diri.










see you the next chapter

LOVE THE PILOT•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang