Sept(tujuh)

2.1K 130 0
                                    

-votmen syang
yang vote nya dikit jadi ak skip heheheh



••
Javien keluar dari rumah jaelvin dengan keadaan shirtless, jaelvin dan ervian sedang adu mulut ini sudah siang orang-orang sedang sibuk urusannya masing-masing jadi tidak ada siapa-siapa.

"Ini bukan urusan mu, lagi pula jael tidak menerima perjodohan jael dan kamu!!" Jaelvin menatap ervian marah.

"Tapi kamu sudah tidur dengan orang asing itu, kamu seharusnya bersama aku!! aku mencintaimu aku sudah menunggu kamu dari lama jaelvin!!" Ervian menunjuk jaelvin dengan urat yang di leher menonjol karna berteriak di hadapan jaelvin.

"Mau jael sama siapapun bukan urusan kamu, kamu bukan siapa-siapa jael!! tidak perlu ikut campur!" Jaelvin tidak kalah menunjuk wajah ervian yang sangat marah.

"Dasar murahan!" Jaelvin melotot marah ia menampar ervian dengan kencang sampai telapak tangannya membekas di pipi ervian.

Plak

"Bajingan!!" Ervian akan menampar jaelvin, jaelvin refleks menutup matanya, tapi dengan sigap javien datang dan menahan lengan ervin dan menatap ervian marah, javien lebih tinggi dari ervian jadi javien menatap ervian sedikit menunduk.

"Jangan pernah menyentuhnya, kau pengecut jika kau berani berkelahi lah secara jantan dengan ku." Javien menekan setiap katanya dan urat di kening dan lehernya menonjol menahan amarah.

"Bajingan sialan!" Ervian menghempaskan lengan javien yang menahan pergelangan tangannnya.

"Kau hanya orang asing disini, kau tidak akan pernah bisa mendapatkan kekuasaan mu disini!" Ervian menatap remeh javien, maksud dari kekuasaan adalah, javien hanya pendatang jika ia berbuat onar di suku ini javien tidak akan datang pembelaan pasti suku asli ini yang akan dapat pembelaan.

"Sudah!" Jaelvin nerada di tengah tegah ervian dan javien jaelvin pun menahan dada javien yang masih menatap ervian marah.

"Sudah ayo masuk." Jaelvin menarik lengan javien agar masuk ke dalam rumah, javien menatap ervian tajam dan memancarkan aura berkelahinya, lalu ia pun mengikuti jaelvin yang terus menariknya, jaelvin takut jika nanti ada perkelahian dan javien di hukum disini karna javien memang benar hanya orang asing yang di selamatkan.

"Sudah, jangan hiraukan ervian, dia sudah gila." Jaelvin mendudukan javien di ranjang.

Javien menarik lengan jaelvin sampai jaelvin teruduk di pangkuannya dan javien pun langsung mencium jaelvin dengan rakus, jaelvin mengalungkan lenganya di leher javien ciuman mereka semakin intens dan sensual.

Javien membaringkan jaelvin di ranjang ciumannya turun ke leher jenjang jaelvin tangannnya meremas dada jselvin yang masih di balutan baju.

"Ahh aku ingin." Javien menatap jaelvin dengan wajah yang horny, penisnya pun sudah menusuk-nusuk paha jaelvin di balik celananya.

"Tapi masih kebas." Jaelvin menatap sayu javien, ia juga ingin padahal semalam sudah.

"Aku akan perlahan." Javien pun langsung menenggelamkan wajahnya di selangkangan jaelvin.





°°
"Maafkan aku, jika kau hamil aku akan bertanggung jawab." Marles memeluk hecha yang menangis.

"Hiks aku takut" Marles menyesal melakukan itu pada hecha tapi itu sangat nikmat.

"Sstt sudah aku minta maaf hm? aku akan bertanggung jawab jika kau hamil." Marles menatap hecha yang mendongak menatap wajahnya, air mata hecha menumpuk di pelupuk matanya, hidungnya memerah karna terlalu banyak menangis.

"Gemasnya" Marles mengusikan hidungnya dengan hidung hecha lalu mengecup bibir hecha singkat, padahal keadaan mereka masih bertelanjang bulat dan masih tertidur di ranjang.

"Sudah jangan menangis ya, tidurlah lagi." Marles memeluk hecha dan hecha pun menenggelamkan dirinya di pelukan marles wajahnya sembunyi di dada bidang marles.

Marles tersenyum mengingat kejadian semalam yang menurutnya hecha sangat seksi dan binal.

Berbeda sekali dengan sekarang yang malah terlihat imut seperti bocah, semalam bahkan hecha seperti pemuda seksi yang menggoda bukan pemuda imut seperti anak TK.

"Kenapa tertawa?" Hecha mendongakt menatap marles yang tersenyum lebar.

"Tidak, itu ada ingatan yang lucu membuatku ingin tertawa." Hecha pun hanya mengangguk dan menenggelamkan lagi wajahnya ke dada bidang marles.

Marles ingin rasanya mengigit hecha di seluruh tubuhnya karna saking gemasnya, rasanya ia ingin memeluknya dengan erat.

"Bayi beruang yang imut."









see you the next chapter

LOVE THE PILOT•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang