treize(tigabelas)

1.9K 114 6
                                    

-votmen syang


••
Javien berbaring di sisi pantai dengan paha jaelvin yang jadi bantalan, walaupun sedikit terhalang perut jaelvin yang sudah membesar.

Kandungan jaelvin sudah memasuki usia kandungan akhir yaitu 9 bulan, pipi jaelvin semakin membengkak chubby karna terlalu banyak makan tetapi tidak apa-apa menurut javien itu menggemaskan.

"Ngalangin terus, gabisa liat wajah kamu." Javien menatap datar perut jaelvin, jaelvin hanya tertawa sembari mengusap rambut javien.

"Makannya jangan buat jael hamil!" Javien langsung bangkit dan menatap jaelvin kaget, jaelvin pun ikutan kaget.

"Kenapa?" Jaelvin menatap khawatir javien.

"Itu ga bisa sayang, hubungan badan itu nomer satu sayang, menghamili mu itu tugas ku." Jaelvin menatap datar javien lalu memukul kepala javien dengan perlahan.

"Makin tua malah makin gila." Jaelvin memegang pundak javien lalu bangkit demgan susah payah karna perutnya yang besar.

Tapi tiba-tiba air deras keluar dari vagina jaelvin membasahi pasir laut dan celana jaelvin, jaelvin pun langsung mengaduh sakit perut.

"Akh javien sakit!!" Javien langsung menggendong javien membawanya berlari ke ruang medis.

Sudah ada marles yang gelisah dan hecha yang memegangi perutnya saat sampai di ruang medis.

"Akhh sakit marles!!" Tangan marles hecha cakar sampai terlihat bekas cakaran, tapi marles tidak peduli ia khawatir dengan kondisi hecha.

"Aghkk sakitttt javien!!" Jaelvin meremas rambut javien, javien mengaduh sakit tapi ia lebih mementingkan jaelvin dari pada dirinya.

"Aduh aku gila!!" Winter stres menghadapi dua pemuda hamil ini, yang akan melahirkan secara bersamaan.

"Karina kamu bawa hecha kamu atasi hecha dan saya akan atasi jaelvin." Winter membawa jaelvin menuju tempat yang beda satu ruangan sama hecha, hecha di sebelah ruangan itu.



°°
Oak oak oak

Javien pun keluar dari ruangan jaelvin dengan rambut yang berantakan dan tubuhnya penuh cakaran, javien pun menengok ke arah marles yang tersenyum memaklumi, terlihat marles pun sama kondisinya dengan javien.

"Kita menjadi ayah." Javien tersenyum hambar.

"Yeah." Marles pun membalas senyuman javien.

Setelah itu mereka pun masuk ke dalam ruangan kembali dengan bersamaan.

"Sakit ga?" Jaelvin melirik javien yang duduk menatap bayi mereka sembari tersenyum, bayi yang sedang jaelvin susui.

"Ngga, cuman sakit an waktu di masukin kepala kon-" Javien langsung menutup mulut jaelvin.

"Sstt kamu ini ada bayi." Jaelvin heran tumben sekali javien ga gila, padahal semenjak jaelvin hamil javien jadi gila, gila sex, dan gila segala-gala nya.

"Sakit lah, punya jael robek tau!" Javien menatap kaget jaelvin ia tidak percaya jika vagina jaelvin robek.

"Iya kah? aku ga percaya." Jaelvin tidak menanggapi nya ia tetap fokus menyusui anaknya.

"Aku ingin menamainya jivael." Jaelvin menatap anaknya yang masih fokus menyusu ke putingnya.

"Jivael? jivael apa? ouh jivael ravandra." Jaelvin mengerutkan alisnya aneh.

"Nama siapa itu?" Jaelvin tidak tau jika nama kepanjangan javien ravandra.

"Nama aku, marles yang memberitahu nama kepanjangan ku." Jaelvin hanya mengangguk saja.

"Baiklah jivael ini papi dan itu papa" Jaelvin menunjuk javien sembari tersenyum manis.

Javien dalam hati sangat senang melihat istrinya dan anaknya yang bahagia hidupnya sudah lengkap sekarang walaupun musibah dulu yang menimpa dirinya.

Ia pikir mungkin istri dan anaknya yang ia tinggalkan disana sudah bahagia bersama keluarga baru, ia mengerti ia tau ia salah ia brengsek malah menikah lagi dan hidup bahagia dan senang disini, ia tidak tau mungkin saja istrinya disana kehilangan dirinya.

Javien beribu-ribu maaf sudah ia berikan pada tuhan jika ia salah, tapi mungkin ini juga takdir yang tuhan berikan untuknya.

Javien berdoa dan semoga anaknya disana tumbuh besar dan hidup bahagia, juga istrinya semoga ia di beri kesehatan dan kebahagiaan.

Tapi rasa yang ia rasakan pada istri dan anak nya yang di kota seperti kosong ia pikir karna mungkin kehilangannya ingatan lah yang membuat nya seperti ini, tidak ada kenangan yang ia ingat, itu yang membuatnya seperti biasa-biasa saja.

Javien tidak bisa tidak merasa bersalah, pasti saja ia merasa bersalah pada istri dan anaknya di kota, tapi ini adalah kehidupan barunya, istri dan bayi yang baru lahir ini adalah keluarganya sekarang.







see you the next chapter

gatau gue bingung mendeskripsikan nya cuu😭😭

LOVE THE PILOT•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang