six(enam)

3.1K 132 5
                                    

-votmen syang

••

Marles menatap javien yang tersenyum-senyum sendiri wajahnya bahkan sangat cerah dan bersinar.

"Ada apa dengan mu?" Marles mengerutkankan alisnya menatap heran javien.

"Ah hanya bersenang-senang sedikit." Javien semakin tersenyum mengingat kejadian kemarin bersama jaelvin.

"Apakah kita akan tetap disini?" Marles sedikit menerimakan jika dirinya tidak kembali ke kotanya, javien terlihat santai karna emang javien tidak mengingat apapun, yang merasa rindu dengan kota hanya marles.

"Terimakan saja, jika kembali pun kau di anggap hantu marles." Javien menatap langit yang cerah.

"Benar juga." Marles menundukan kepalanya menatap kakinya.

"Hubungan mu dengan jaelvin sangat terlihat dekat sekarang." Javien menatap marles sekilas lalu menatap para pekerja di ladang yang sedang memanen.

"Aku tidak munafik." Marles mengerti maksud javien apa, javien tidak mungkin tidak tergoda dengan paras cantik dan seksi jaelvin, semua laki-laki normal jika di suguhkan yang menggairahkan pasti akan menyambutnya, seperti kucing yang di beri ikan.

"Aku tau, ternyata sifat brengsek mu tidak berubah hanya ingatan mu saja yang hilang." Marles tertawa menatap javien.

"Kau tau? mungkin jika ingatan mu tidak hilang kau akan ingat berapa wanita dan pemuda manis yang kau tiduri bahkan setelah kau menikah dan memiliki anak, cintamu pada istrimu hanya ucapan." Javien mengangkat alisnya menatap marles tidak peduli.

"Aku tidak ingat, aku berdiri hanya  melihat jaelvin yang seksi." Javien memang benar jika melihat wanita atau pemuda manis di suku ia tidak beraksi apapun.

"Bukan kah kau juga dekat dengan teman jaelvin." Marles tertawa javien benar ia juga sangat mepet dengan hecha.

"Ah kau benar juga." Javien tersenyum menum ke arah marles ia penasaran marles sudah berhubungan apa belum.

"Kau sudah memasukinya?" Marles sedikit terkejut.

"Bajingan, aku tidak akan pernah mencobanya seperti dirimu." Marles bangkit sembari mendorong bahu javien.

"Cobalah, itu hangat di dalam." Javien tertawa sembari melihat marles yang berjalan menjauh darinya dengan wajah jijik.




°°
"Kamu dari mana?" Jaelvin sedang berjongkok yang sedang memberi makan kelinci-kelincinya.

"Melihat ladang, bersama marles." Javien menatap jaelvin yang sedang memberikan wortel, lalu jaelvin berdiri dan berhadapan langsung dengan javien yang menatapnya dengan genit.

"Matamu menyebalkan." Jaelvin berlalu dari sana meninggalkan javien yang tertawa.

"Tapi aku suka matamu." Jaelvin berjalan ke arah kandang sapi, memberi mereka rumput untu di makan.

Suku jaelvin memang memiliki perternakan, ladang, bahkan ada sawah, itu adalah kehidupan mereka, mereka bukan di kota jadi tidak punya kepraktisan seperti di kota.

"Jael tau, bukankah jael cantik?" Jaelvin menengok ke arah javien sembari berpose cantik.

"Ya, rasanya aku ingin mengunyah ini." Javien mengigit pipi chubby jaelvin.

"Ahh, sakit! nih kasih makan sapi!" Jaelvin memberikan karung berisi rumput setelah memukul dada bidang javien.

"Nanti malam mandi bersama ya?" Javien berbisik di telinga jaelvin lalu mengecupnya, seluruh wajah jaelvin memerah bahkan sampai tengkuk nya.




°°
Hecha menatap matahari tenggelam di laut yang tenang, suara ombak dan dinginnya angin laut membuatnya rileks.

Marles berjalan ke arah hecha dan duduk di batang kelapa bersama hecha yang menatapnya sembari tersenyum.

"Sudah mandi?" Hecha mencium aroma wangi di tubuh marles dengan rambut marles yang basah.

"Ya." Marles tersenyum manis menatap hecha dengan lembut.

Tiba-tiba ia terpikirkan usulan javien yang sudah berhubungan sex dengan jaelvin, apakah ia juga harus mengajak hecha marles sedikit bingung.

Marles mendekat ke arah hecha dengan ludah yang ia telan dengan susah payah karna gugup, ia takut hecha tidak mau.

"Kau cantik hari ini." Marles mendekatkan wajahnya di telinga hecha, wajah hecha samar-samar memerah di kulitnya yang eksotis.

Hecha menatap marles yang menatapnya dengan rahang yang mengeras dan tatapanya yang intens menatap hecha yang menatapnya dengan sayu.

"Nghh" Marles mencium penuh perasaan hecha sembari menutup matanya tangan kanannya memegang pipi hecha yang memerah tangan kirinya menahan pinggang hecha.

Marles menuntun tangan hecha ke penisnya yang mengeras, hecha terkejut dan menatap tangannya yang ada di gundukan celana marles.

"Aku keras."












see you the next chapter
lnjut jngn y adegan markhyuck ini🤭
aku nunggu vote sama komen aja lanjut adegan markhyuck nya😁

kalo ngga ya ngga bakal lanjut kita skip ges y gey huahahahahah

makannya VOTE WOY!! HEY!! KOMEN! RANDOM JUGA TEU NANAON!!! HEY!!!

aku akan menanggapi komentar random kalian😤💅

LOVE THE PILOT•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang